•MARMUT 31: TEMAN LAMA

222 27 19
                                    

Koala 31: asik juga!
•••

"Pacarnya Milly kan? sejak kapan?" Sedari tadi Leon melontarkan banyak sekali pertanyaan pada Nuca.

Nuca meremas celana abu-abunya kuat, masih takut-takut dengan Leon dan Liam, yang kini tengah mengintrogasi dirinya di ruang tamu rumah Milly.

"Eh, iya kak. Baru sekitar 3 harian," balas Nuca jujur, seraya tertawa canggung.

Liam sedari tadi tetap saja diam, sembari sesekali menyeruput teh hangat yang istrinya sediakan di atas meja.

"Berani banget lo nembak adik gue," kata Leon dengan raut datar, hingga Nuca takut sendiri di tempatnya.

"Eh-" Nuca tidak tau lagi harus menjawab apa. Nuca mengetuk-ngetuk jemari telunjuk dan jari tengahnnya pada bagian paha atas.

"Leon," sela Liam, yang langsung membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Liam berdeham, kemudian mulai menatap wajah Nuca, yang dimana pria itu malah terlihat menunduk, tidak mau bertatap mata dengan ayah Milly ini.

"Adik kamu itu sudah besar, wajar jika sudah punya pacar. Emangnya kamu? udah tua bangka, tapi masih aja jomblo?" celetuk Ayahnya, disertai tawa kecil.

Nuca memberanikan diri untuk menatap wajah ayah Milly. Air muka pria itu terlihat memberikan sebuah senyuman, yang terlihat jauh berbeda dari sebelum-sebelumnya, dimana ia hanya memberikan raut tanpa ekspresi.

Leon memuncungkan bibirnya, menanggapi perkataan Liam, yang merendahkan dirinya. "Tua bangka darimana, baru 22 tahun juga."

"Berarti kalau Leon yang umur segini aja dipanggil tua bangka, ayah sama bunda manusia purba dong?" Leon tertawa puas.

"Heh! Bener kata ayah kamu tuh bang. Yakali Milly kalau mau kemana-mana harus nunggu kamu pulang dulu. Sekarang dia bukan anak kecil lagi, udah bisa kemana-mana sama pacarnya," timpal Muthi, yang sehabis melaksanakan shalat.

Muthi duduk tepat di samping Liam, beserta Milly yang terlihat ikut keluar dengan pakaian rumah biasa.

"Bang Leon tuh gak terima, karena aku lebih laku duluan daripada dia!" Milly duduk, dengan kaki dilipat di atas sofa empuk itu.

"Enak aja!"

"Eh, lagi ada tamu juga. Maaf ya Nuca. Milly sama abangnya ini emang dari dulu selalu berdua. Jadi, kalau salah satu dari mereka punya pacar, wajar kalau salah satunya ikut cemburu," jelas Muthi.

Leon dan Milly melotot, saling tatap antara satu sama lain.

"Enggak! aku gak pernah cemburu kok! males banget. Bang Leon kali!" Milly tidak terima dengan penuturan bundanya.

"Dih apaan. Siapa yang cemburu coba! perasaan bunda aja kali." Leon meneguk air manis itu, hingga hanya tersisa setengah.

Nuca hanya diam, mendengarkan Milly dan Leon yang masih adu mulut di tempat mereka.

"Ngomong-ngomong, kalau lihat kamu ini, saya jadi teringat sama seseorang." Liam tampak mengangkat tangannya, dan mendarat tepat di bagian dagu dimana terlihat jenggot tipis yang habis dicukur itu.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang