•MARMUT 47: SEBUAH CELAKA

55 14 0
                                    

Koala 47: iba.
•••

"Nuca!" Milly menyeru di sela-sela tangis nya. Gadis itu kesulitan untuk berlari sebab sepatu boots yang ia kenakan saat ini.

Ia terlihat mengejar Nuca yang berlari secepat kilat menuju parkiran di depan sana. Suara tapak kaki terdengar menggema memenuhi seluruh koridor sekolahnya.

"NUCA TUNGGU!" Milly menyeka air mata yang jatuh ke pipi.

Nuca tadi benar-benar menangis terisak-isak dibalik panggung. Ia masih shock sekali setelah mendengar kabar yang teman-teman dekatnya beritahukan.

Ayahnya telah pergi, meninggalkan Nuca selamanya untuk segera bertemu kembali dengan ibu nya.

Nuca benar-benar terpukul, ia bahkan kesulitan bernafas karena rasa sesak yang menyeruak di dalam dadanya. Ia tidak mengira jika kepergian ayahnya akan terjadi dalam kurun waktu yang secepat ini.

Milly terjatuh saat hampir dekat dengan Nuca. Tapi, ia tidak yang menye-menye untuk merengek kesakitan dulu, melainkan langsung bangkit tanpa meminta bantuan dari siapa pun.

"Ssh," ringis nya sambil berusaha untuk tetap berjalan mengejar Nuca.

Milly menahan rasa sakit pada sikutnya yang sedikit tergores hingga mengeluarkan darah segar. Tapi, rasa sakit itu terkalahkan oleh rasa khawatir dalam dirinya sendiri.

Nuca memutar motor vespa miliknya untuk segera pergi dalam keadaan yang seperti itu. Maksudnya, dalam emosi yang belum stabil dan masih campur aduk.

Ia membalikkan arah motor milik nya dengan gerakan yang cepat dan sedikit kasar. Suara seretan ban pada jalan setapak itu pun terdengar mengusik telinga mereka.

Sekarang, Milly dan eman-temannya tengah merasa takut kalau nanti akan terjadi sesuatu pada Nuca saat berkendara di jalan raya malam. Tapi, Milly tidak dapat menghentikannya sebab pria tersebut telah berjalan jauh dari tempat Milly berdiri.

"Nuca.." Milly menangis semakin menjadi-jadi, bahkan suaranya terdengar sangat kencang sekali.

Milly bingung harus apa sekarang ini. Ia mondar-mandir, membiarkan darah merah itu menetes masuk ke dalam bagian kakinya yang tertutup sepatu putih itu.

"Milly!" Yumi berteriak, kemudian berlari mendekat ke arah sahabat nya. Mereka terlihat sangat acak-acakan sekarang.

Jihan, Nathan, Nurul, dan Sasmi juga ikut berlari di belakangnya. Mereka ikut larut dalam kesedihan yang menimpa sosok Nuca.

"Nuca mana?" tanya Nathan dengan nafas yang ngos-ngosan. Ia terlihat membungkuk untuk segera mengatur tarikan dan hembusan nafasnya.

"Nuca udah pergi, gue bingung banget." Milly mencak-mencak di tempatnya. Ia mengacak bagian puncak kepalanya frustasi.

"Duh, gimana dong? kalau terjadi apa-apa gimana?" Yumi ikutan panik sekarang.

Nathan menarik nafas dalam-dalam untuk mengambil persediaan oksigen. Angin dingin mulai mengalir masuk ke dalam tubuh sampai membuat dada terasa sejuk.

"Kita susul!" ajak Nathan, sambil berlari menuju motornya yang untung saja tidak terhalang motor lain sebab sudah banyak anak yang pulang dari sekolah.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang