Koala 27: hm, entahlah.
•••"Tugasnya jangan lupa dikerjakan ya!" perintah bu Ani, kemudian melenggang pergi meninggalkan kelas yang mulai riuh itu.
Milly dan Yumi membereskan barang-barang mereka yang berserak di atas meja. Yumi menyelesaikan catatannya yang hanya tersisa beberapa kalimat lagi disana.
"Duh, ngantuk banget, badan gue juga gak enak rasanya," kata Milly seraya menjulurkan tangannya, untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.
Yumi menutup bukunya tatkala sudah berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Ia meraih tutup bolpoin nya, dan menyimpan alat tulis itu ke dalam tas ranselnya.
"Sama, gue juga," balas Yumi.
"Ya, kalau lo mah ikut-ikutan aja! Gue capek lo ikutan capek, kan emang udah kebiasaan plagiat kepribadian gue!"
"Dih, najis."
"Capek banget nih. Eh, btw gue masih kaget loh, ternyata emang Sasmi sama Nurul hebat banget main nya!"
Yumi teringat dengan latihan band yang mereka lakukan kemarin sore, dimana Sasmi dan Nurul terlihat sangat lihai dan lincah dalam memainkan alat musik mereka masing-masing.
Mereka pun juga cepat tangkap dan kemarin sudah berhasil mengiringi lagu yang dinyanyikan Milly dengan sangat keren, walaupun baru beberapa part saja.
Milly tersenyum miring. "Tuh kan, dari awal apa gue bilang? Don't judge the book from the cover!"
"Don't judge a book by the cover," timpal Yumi membenarkan ucapan yang dilontarkan Milly.
"Hilih, sama aja artinya tau!" Milly tidak terima dengan pembenaran, yang secara tidak langsung mengartikan bahwa gadis itu bodoh. Padahal memang bodoh, haa.
"Sore ini kita latihan lagi?" tanya Yumi dengan wajah misuh-misuh.
"Latihan lah. Besok deadline pengumpulan videonya, jam tujuh malam!"
"Hm, ya ya ya." Yumi meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu. Matanya tertuju ke arah tas ransel bewarna biru cerah di hadapannya.
"Jihan belum balik-balik ya?" tanya Yumi, kembali membuka suara, sekaligus mengganti kembali topik pembicaraan mereka.
"Iya, dari tadi pagi gak keliatan, Adam juga. Di grup chat juga tumben banget Jihan gak nongol-nongol." Milly ikut-ikutan meletakkan kepalanya di atas meja, dengan tangannya itu sebagai bantalan pelembut agar kepalanya terasa nyaman dan tidak terasa sakit.
"Mungkin emang lagi sibuk banget deh."
Milly memejamkan matanya, sementara Yumi belum. Gadis itu terlihat melongo menatap ke arah langit dari kaca jendela yang tak tertutup gorden.
Perlahan, Yumi mulai masuk ke dalam lamunan yang ia ciptakan sendiri. Matanya membelong, bola matanya berhenti pas di tengah-tengah bagian matanya.
Namun, hanya sebentar, ketika seorang Nathan datang dan membuyarkan apa yang sedang dipikirkan oleh Yumi, kekasih hatinya itu.
Yumi tersadar, kemudian menggelengkan kepalanya sendiri. Yumi menatap ke arah Nathan, yang jemarinya memberikan sebuah isyarat untuk ikut dengannya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUCA VS KOALA (END)
Teen FictionSetelah ditolak untuk menjadi pacar sekaligus vocalist band kebanggaan sekolah yang diketuai oleh si tampan Nuca, seorang Milly pun berinisiatif untuk membentuk sebuah band-nya sendiri, demi dapat mengalahkan pria itu di acara bergengsi antar sekola...