•MARMUT 46: KOLABORASI RASA

48 13 0
                                    

Koala 46: campur aduk.
•••

"Ayah Nuca, meninggal."

Milly menahan napas nya sesaat, ketika baru saja mendengar kabar yang dibawakan oleh Jihan.

Jantung Milly berpacu lebih cepat, bahkan detakan nya lebih kencang dari saat ia berada di atas panggung tadi.

Tubuh Milly seketika membeku, bahkan rasanya seperti mati rasa. Mendengar semua hal yang baru saja dituturkan oleh Jihan membuat gadis itu juga ikut kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri.

"Jihan, lo gak boh-"

"Gue gak bohong. Adam nyuruh gue buat kasih tau ke lo. Dia, dapet kabar dari bude Nuca sendiri," jelas Jihan dengan suara yang agak serak.

"Ayah Nuca, ditemukan meninggal di atas kasur tidurnya," lanjut Jihan menahan tangis.

Suasana yang tadi riang gembira mendadak menjadi dingin dan menyedihkan. Milly tidak dapat berkata-kata lagi di tempat ia berpijak saat ini.

Air perlahan muncul sampai memenuhi bagian pelupuk mata Milly. Air bening itu terlihat tidak tertampung lagi di sana sampi akhirnya mengalir keluar begitu saja hingga ke pipi.

"Mil?" Yumi terlihat shock juga dengan wajah yang memucat.

Milly menoleh dengan wajah sudah setengah basah karena air.

"Nuca, gimana ya?" tanya Yumi terlihat cemas. Pasalnya, band Antaker mendapatkan nomor urut 2 untuk tampil di atas panggung nanti, tepatnya setelah penampilan mereka.

Tanpa aba-aba Milly mulai berlari untuk cepat melihat ke atas panggung. Dari bagian kursi penonton yang ramai dan bising itu terlihat band Nuca yang tengah bersiap-siap dengan alat mereka.

Milly memperhatikan wajah Nuca yang terlihat santai dengan senyuman manis terpancar di wajahnya. Nuca siap dengan gitar listrik di tangannya, lalu mulai membisikkan Feyzie sesuatu yang tidak Milly ketahui.

Untuk sekarang, cemburu dan merajuk tidaklah perlu menjadi sebuah opsi pilihan. Ah, air mata itu benar-benar membanjiri wajah Milly sekarang.

Yumi, Jihan, dan yang lainnya berangsur-angsur datang mendekati Milly dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan.

"Nuca.." lirih Milly pelan. Ia benar-benar merasa kasihan sekali dengan kondisi kekasihnya itu.

"Nuca belum tau apa-apa tentang masalah ini. Kita, ngomong pelan-pelan ya ke dia.." ucap Jihan yang tanpa sadar mulai ikut menangis juga.

Mereka semua mulai beralih menatap Nuca lagi, yang dimana pria tersebut terlihat sangat menikmati penampilan band yang tengah ia dan teman-temannya lakukan saat ini.

Suara tepuk tangan meramaikan suasana pada malam itu yang di satu sisi terasa menyenangkan, dan di satu sisi juga terasa amat menyedihkan.

Milly merasakan adanya kolaborasi rasa yang campur aduk dalam dirinya. Dengan rasa sedih yang tentunya lebih banyak mendominasi ruang dalam hati.

Ia tidak dapat berpikir jernih, ia tidak memikirkan lagi akan dapat juara berapa dan akan mendapatkan hadiah apa. Pokoknya, pikirnya hanya tertuju pada bagaimana kehidupan Nuca selanjutnya yang harus menjadi anak yatim piatu.

Nuca masih sangat riang bernyanyi sambil menggenjreng senar gitar hingga menghasilkan bunyi yang indah itu. Lagu beat yang membuat semua orang merasa semangat, kecuali Milly dan beberapa orang yang telah mengetahui terlebih dahulu tentang kabar sedih itu.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang