Koala 25: semangat
•••Milly, Sasmi, Nurul, dan Yumi terlihat masuk ke dalam tempat rental studio band, yang terlihat sudah agak sepi, karena memang hari sudah menjelang malam.
Mereka berempat masuk, dengan kepala tolah-toleh ke kanan dan ke kiri, mencari si pemilik tempat dimana orang-orang biasa latihan band itu.
"Dimana ya?" Milly masih mencari-cari. Tiba-tiba, seorang pria tinggi dengan jaket hitam terlihat muncul dari dalam sebuah ruangan yang dindingnya dipenuhi oleh beberapa poster band terkenal pada masanya.
Milly terlihat menabrak dada pria itu yang bidang, yang hanya dilapisi kaos dalam bewarna putih, dengan luaran jaket jeans hitam.
"Mau sewa tempat?" ujar suara Bariton itu tegas, dengan raut wajah yang datar tanpa ekspresi dan tanpa arti.
Milly dan teman-temannya tersenyum kecil di tempatnya.
"Galak banget," bisik Milly pada mereka, hingga Yumi langsung saja mencubit lengan gadis itu agar ia bungkam.
"Eh, maaf, kita mau sewa tempat buat latihan band. Kira-kira, 2 jam berapa ya?" giliran Yumi yang angkat suara, dengan nada lebih ramah dan sopan.
"2 jam, jadi 160 ribu." Pria itu menjawab tanpa berpikir, masih dengan raut wajah yang datar. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celana jeans nya, dengan alis terangkat, menunggu jawaban yang keluar dari mulut para gadis itu.
"Bentar ya kak," kata Yumi. Mereka semua berkumpul membentuk lingkaran, dan berbisik-bisik.
"160, mahal banget, uangnya kurang juga," kata Sasmi ikut berbicara. Nurul mengangguk menyetujui. "Uang aku juga tinggal itu doang."
"Coba kumpulin dulu!" suruh Milly, dan mereka mengumpulkan uang sisa jajan mereka hari ini.
Sasmi menyodorkan uang 20 ribu dan 10 ribu. Nurul pun menyodorkan uang 25 ribu pada Milly, dilanjut dengan Yumi yang juga mengeluarkan uang 25 ribu untuk menambahinya.
"Ya, kurang ini," kata Milly. Sasmi, Nurul, dan Yumi menatap tajam ke arah Milly.
"Duit lo juga keluarin ege!" omel Yumi pada sahabatnya itu.
Milly cemberut. "Padahal mau nabung buat beli novel," kata Milly, seraya mengeluarkan uang 20 ribu yang langsung direbut oleh Yumi, beserta uang mereka tadi.
Yumi menghitung jumlah keseluruhannya, dan ternyata hanya terkumpul sebanyak 100 ribu. "Ya, masih kurang. Apa kita sewa satu jam aja?"
"Kalau satu jam, yakin bakal cukup? kita juga perlu latihan banyak, penilaian video pertama kan bakal dimulai lusa?" Nurul mengingatkan mereka semua.
"Bener juga. Tapi gimana? atau kita tunda aja latihan hari ini?" Milly memberikan sarannya.
Mereka bertiga tampak berpikir, harus memilih jalan yang mana. Sementara itu, Noral, si jutek pemilik rental band itu, mulai berdecak sebal karena menunggu mereka begitu lama.
"Lama banget, jadi gak? kalau enggak gue mau tutup," katanya seraya menghembuskan nafas kasar.
"Eh, kita-"
KAMU SEDANG MEMBACA
NUCA VS KOALA (END)
Teen FictionSetelah ditolak untuk menjadi pacar sekaligus vocalist band kebanggaan sekolah yang diketuai oleh si tampan Nuca, seorang Milly pun berinisiatif untuk membentuk sebuah band-nya sendiri, demi dapat mengalahkan pria itu di acara bergengsi antar sekola...