•MARMUT 13: HILANG

622 86 124
                                    

Koala 13: mengerti
•••

Jadi, selama ini ia salah melabuhkan hatinya pada pria itu. Jihan lagi-lagi merasakan rasa sesak yang semakin kuat menyelimuti dadanya.

Duh, mendadak Jihan malah tidak bisa mengontrol emosinya. Juanito, Adam, dan rasa sakit di hatinya kini mulai mengambil alih kendali emosi yang Jihan miliki.

"Mil, bilangin Yumi, gue pamit." Jihan berlari keluar dari kamar itu, tanpa menghiraukan Milly yang memanggil namanya.

"Lah, Jihan!"

Yumi dengan secangkir teh dari dapurnya terlihat berpapasan dengan Jihan, dimana kini gadis itu sudah menangis sesenggukan dengan mata memerah.

"Jihan, kenapa?" tanya Yumi bingung. Jihan tak membalas, ia berlari begitu cepat meninggalkan rumah itu.

"Jihan, mau kemana?"

Yumi kebingungan sendiri, sementara Milly yang tadinya mengejar Jihan, kini ikut berpapasan dengan Yumi disana.

"Kenapa?" tanya Yumi, dan Milly menggelengkan kepala seraya mengangkat kedua bahunya tidak tau.

Jihan terus melangkahkan kakinya dengan cepat melewati lorong itu. Sekarang, posisinya ia hanya ingin sendirian saja.

Jadi begini rasanya, menyukai seseorang yang malah menyukai teman dekatmu sendiri. Jihan menangis meratapi nasibnya, ia tampak begitu menyedihkan.

Jihan berjalan menyusuri jalan panjang itu, sembari mengangkat kedua tangannya untuk memeluk dirinya sendiri dengan begitu eratnya.

Ia tidak membenci Milly, ia juga tidak membenci Adam, tapi kini ia benci pada dirinya sendiri.

Air mata mengalir dengan sangat derasnya, membasahi wajah berparas cantik itu. Jihan menangis terisak, tanpa suara.

"Kenapa sih, aku harus suka sama orang yang malah suka sama sahabat aku sendiri," lirih Jihan pelan. Lebay sih, dirinya pun juga merasa begitu.

Beberapa orang menatap ke arahnya yang tengah menangis itu dengan tatapan yang sangat aneh.

Untuk saat ini, Jihan tidak peduli, ia berjalan menuju halte bus itu, lalu mulai duduk disana dengan perasaan berkecamuk.

Jihan tidak tau harus pergi kemana malam ini, ia tidak mau pulang dan bertemu ayahnya, Juanito. Ia juga tidak ingin pulang ke rumah Yumi, ia tidak mau melihat kedua temannya itu untuk sementara waktu saja. Cuma satu tempat yang sepertinya sangat pas untuk ia kunjungi saat ini.

Sementara di lain posisi, Yumi dan Milly tampak memasang raut wajah kebingungan.

Milly sedari tadi mondar-mandir sembari menatap layar ponselnya yang sedang mencoba terhubung via suara dengan ponsel Jihan.

Yumi pun sama, ia cemas sendiri dengan Jihan yang tadi langsung menangis tersedu-sedu tanpa menjelaskan pada mereka tentang apa yang tengah terjadi.

"Jihan kenapa sih, Mil? tadi kan dia sama lo," tanya Yumi, gadis itu berdiri mendekati Milly.

"Gak tau, gue juga bingung, tiba-tiba dia diem terus lari gitu aja. Dia cuma bilang kalau dia gak bisa nginep disini. Kalau soal dia nangis, gue gak tau, gue aja taunya dari lo," celoteh Milly panjang lebar.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang