•MARMUT 21: DAY 1

316 42 14
                                    

Koala 21: Cemburu
•••

"Ih, jalan nya pelan-pelan dong!" teriak Milly pada Nuca, yang dimana pria itu telah melangkah sedikit lebih jauh dari posisi Milly.

Nuca menatap ke arahnya, kemudian berhenti agar Milly dapat dengan muda menyusulnya.

"Dejavu ya," ucap Milly. Nuca dengan seragam putih-putih itu terlihat menoleh, dan tertawa kecil menanggapinya.

"Iya, cuma sekarang beda." Nuca menggandeng tangan Milly, yang disambut dengan senangnya oleh gadis itu. Milly mempererat genggaman tangan mereka.

"Kan sekarang, kita pacaran," lanjut Nuca dengan senyuman manis yang memperlihatkan lesung di pipi kirinya. Pria itu terlihat tampan, dengan kulitnya yang kuning langsat tampak bersinar karena cahaya mentari pagi.

Milly bisa mencium wangi aroma parfum yang dipakai oleh Nuca. Wangi permen, Milly sangat suka sekali dengan bau itu.

Mereka mulai melangkah lagi untuk menuju kelas masing-masing. Genggaman tangan yang mereka lakukan, tentu saja membuat siswa-siswi yang berada di koridor itu, mulai berbisik-bisik manja, menyebar gosip panas kembali.

"Mereka pacaran?"

"Emang Nuca suka cewek?"

"Bukannya Nuca itu pacaran sama Feyzie, ya ga sih?"

Dan masih banyak lagi tutur kata yang samar-samar bisa Nuca dengar dari gadis gadis ber-bedak tebal dengan pergelangan tangan dipenuhi perhiasan warna-warni seperti pelangi itu.

"Duh, bangga banget deh rasanya bisa dianterin pacar sampe pintu kelas. Apalagi pacarnya mas Jaja," celetuk Milly, yang sepertinya tidak peduli juga dengan apa yang semua orang katakan.

Nuca menoleh, tertawa sejenak seraya mengangkat satu alis mata kanannya. "Mas Jaja?"

"Iya, Nuca Prana'ja', jadi mas Jaja, biar kayak di film-film gitu, ada panggilan sayangnya." Duh, gemas sekali Milly ini. Membuat Nuca ingin mencubit pipinya sekarang.

"Iya, mbak koala," balas Nuca seraya menjentik kening Milly. Gadis itu meringis, kemudian mengejar Nuca yang melangkah besar di depannya.

Brakk

Milly mundur beberapa langkah, setelah tubuhnya itu tanpa sengaja menabrak tubuh bongsor Nathan, hingga pria itu tersungkur beserta tumpukan buku yang dibawa olehnya tadi.

"Aduh, curut! punya mata gak sih!" protes Nathan, sembari mengusap sikutnya yang terasa nyeri.

Nathan bangkit, dengan Milly yang membantu memungut buku-buku itu.
"Ih, sensi banget, kan gak sengaja."

Nathan merapikan dan membersihkan seragamnya yang kotor karena debu. Kemudian memberikan tatapan tajam kepada gadis itu. "Kalau lo bukan cewek, udah gue injek lo!"

"Yaudah, lawan pacarnya gue aja," balas Milly sombong. Kemudian menarik tangan Nuca yang terlihat berjalan mendekat ke arah mereka.

"Cia elah, ada pasangan baru nih!" seru Nathan dengan kuatnya, hingga membuat para siswi itu mulai bergosip ria kembali.

"Iyalah, iri ya?" Milly dan Nuca tertawa melihat wajah Nathan yang misuh-misuh.

"Kan gue kemarin-kemarin bantu comblangin lo. Jadi, bisa kali traktir donat Sasa lagi!" Nathan mengecek pada Milly, dan gadis dengan rambut terurai itu terlihat berpikir.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang