•MARMUT 24: NURASMI

306 52 35
                                    

Koala 24: Terenyuh.
•••

"Persiapkan diri kalian ya. Karena, kalian harapan satu-satunya untuk sekolah bisa menang olimpiade sains yang diadakan di SMA Garuda nanti! Semangat!" ujar pak Harto menyemangati Jihan, Adam, dan Gea.

Mereka bertiga mengangguk, kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang lab yang kini terlihat gelap dan sangat sunyi.

Kaki yang dialaskan sepatu putih polos itu berjalan pelan di atas ubin putih yang sedikit berdebu.

"Eh, kapan nih kita mau mulai belajar bareng?" Gea, selaku ketua OSIS SMA Cakrawala itu, mulai membuka pertanyaan.

"Sore ini, bisa gak ya?" Jihan memberikan sarannya, kemudian menatap Adam untuk meminta jawaban dari dirinya juga.

"Bisa, tadi gue gak sengaja denger, katanya sore ini ekskul ditiadakan karena bakal ada rapat guru. Tapi kalaupun tetap ekskul, nanti kita ambil jam ekskul aja, biar gue yang minta izin," balas Adam hingga membuat kedua gadis itu tersenyum sumringah.

"Oke siap!" Gea memberikan dua jempol pada Adam, yang hanya tersenyum kecil melihatnya.

Jihan sejujurnya malas sekali ikut kegiatan yang seperti ini. Dari dulu, ada banyak guru-guru yang menawarkan padanya untuk mau ikut olimpiade, lomba karya ilmiah, dan masih banyak lagi.

Tapi, Jihan menolak semua tawaran itu, karena memang dia hanya ingin menjadi siswi pintar biasa, yang hanya terkenal rajin dan suka tepat waktu mengumpul tugas, seperti pada umumnya.

Juanito, ayahnya pun sering memarahinya karena Jihan sangatlah bodoh karena menolak tawaran itu. Terkadang teman-teman sekelasnya juga menyayangkan Jihan menolaknya.

Karena, mereka merasa Jihan membuang-buang kesempatan yang dipercayakan oleh guru-guru itu kepadanya.

Kini, Jihan berusaha untuk mau mengikut olimpiade ini, tentunya karena sebuah alasan yang telah kalian semua ketahui.

Eh ralat, dulu Jihan pernah ikut olimpiade matematika, dan berhasil mendapatkan juara 2. Karena itu, teman-temannya baru menyayangkan jika Jihan menolak tawaran seperti itu lagi, kan sayang.

Samar-samar telinga mereka mendengar suara bising dari beberapa kelas yang mereka lewati, karena mungkin memang sedang jam kosong.

"Gue duluan, ya, Jihan, Adam, bye!" seru Gea, seraya berbelok di lorong itu dengan melambaikan tangan kanannya ke atas, pertanda mengucapkan sampai jumpa.

Kini, hanya tinggal Jihan dan Adam berdua di lorong itu. Adam terlihat diam, dengan pandangan terfokus pada secarik kertas yang berisi kumpulan soal-soal yang biasa masuk dalam olimpiade.

"Ini pake rumus yang mana ya?" tanya Adam pada diri sendiri.

Jihan hanya berjalan mengikuti Adam dari belakang, sambil bersenandung kecil karena kini dirinya merasa bosan saja. Ia melangkahkan kakinya dengan langkah besar, supaya langkahnya bisa sejajar dengan Adam yang memang berjalan cepat.

"Suara lo bagus juga," kata Adam pada Jihan tiba-tiba, tanpa aba-aba.

Jihan kaget, kemudian menoleh ke arah Adam, yang kini balik menatapnya sembari memasukkan kertas yang telah dilipat itu ke dalam saku celananya.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang