•MARMUT 7: ADAM WIJAYA

848 127 43
                                    

Koala 7: Malu

Kringgg

Bel itu berbunyi nyaring. Semua umat yang awalnya tengah berbincang langsung berhamburan menuju kelasnya masing-masing.

Tapi hari itu merupakan kesialan bagi seorang Milly Aryasatya, pasalnya, gadis itu lupa membawa buku tugas miliknya.

Alhasil, dia harus terkena hukuman pagi ini. Ya, hormat pada sang saka merah putih.

"Duh, make up gue luntur," katanya saat merasakan keringatnya mengucur deras membasahi wajahnya. "Menyebalkan!"

Milly terus menyumpah serapahi pak Harto selaku guru yang memberikannya hukuman. "Dasar gendut! Berewokan!"

"Kalau gue hitam kayak Brama kan parah. Apalagi kalau kayak Malika yang dibesarkan seperti anak sendiri, cih!"

Lain dengan Nuca. Pria itu melangkah menyusuri koridor gedung itu. Ia berbelok di lorong yang mengarah ke toilet.

Seketika pandangan cowok berbadan kekar itu tertuju pada Milly yang tengah mengoceh kecil dan tak terdengar di telinga pria itu.

Nuca memiringkan kepalanya dengan salah satu alisnya terangkat. Ia melangkahkan kakinya menuju Milly, tapi ia kalah start dari seorang Adam Wijaya, teman kecilnya.

Nuca bersembunyi dibalik beton besar itu, memperhatikan seluruh gerak-gerik Milly dan Adam.

"Nih buat lo," kata Adam memberikan sebotol minuman dingin pada Febby.

"Adam, gak dimarah lo keluar kayak gini? btw makasih," jawabnya cengengesan.

Ia mengambil minuman itu dan langsung meneguknya hingga tersisa setengah.

"Ya tadi gue habis dari ruang kepsek, terus kebetulan gue liat lo dihukum, jadi gue beliin minum."

Mereka pacaran? Batin Nuca dibalik sana. Ia memilih untuk tidak mengetahuinya lebih jauh, ia berjalan pergi ke tempat yang awalnya ingin ia tuju.

"Eh, lo pergi deh sana, liat tuh pak Harto udah liat-liat kesini!"

"Okelah. Kalau gitu, gue duluan." Milly mengangguk mempersilahkan. Adam pun turut berjalan kembali ke kelas.

Perlahan tatapan Milly tertuju pada Pak Harto yang tengah menelpon seseorang yang tidak diketahui Milly siapa.

"Dih, dasar bambu! badak sumbu!" ejek Milly dengan wajah menye-menye.

"Heh kamu!" pekik pak Harto.

Milly tersentak kaget.
Apa dia ketahuan? Mampus ih!

Milly berjalan takut-takut.
Apa dia akan dibunuh? apa pak Harto bisa membaca pikirannya?

"A-ada apa pak?"

"Silahkan istirahat! Kebetulan saya lagi bahagia hari ini," terang pak Harto seraya tersenyum yang sangat seram bagi Milly.

"Bahagia kenapa pak?" cicit Milly.

"Hari ini kebetulan istri saya melahirkan, anaknya perempuan," jelas pak Harto seraya mengelus jenggotnya.

"Wah, selamat ya pak. Semoga anaknya bisa cantik kayak saya," kumat Milly lalu tersenyum manis pada pria bertubuh gemuk itu.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang