Kemaren komentarnya nggak nyampe 50+ jadi aku gak double update ya ^^
Gak papa, yang penting malem ini aku update ❤️Happy reading ^^
❤️***
Esok paginya, aku berpapasan dengan Leo. Dia membenamkan kedua tangannya di saku celananya. Kedua sudut bibirku tertarik ke atas membentuk kurva senyuman dingin sedingin cuaca di pagi ini karena hujan.
"Ada yang bisa aku bantu, Pak Leo?" Aku bertanya dengan wajah seceria pelangi.
Leo menatapku tajam. "Bantu saja dirimu sendiri untuk keluar dari bantuan kelurgaku. Kalau bukan karena keluargaku aku yakin mungkin sekarang kamu hanya bekerja serabutan."
"Oh ya? Aku juga sudah mempersiapkan masa depanku sendiri. Setelah aku siap aku akan keluar dari keluarga baik hati yang mau menyayangiku dengan tulus ini kecuali Pak Leo."
Leo menyipitkan mata.
"Selamat ya, karena Pak Erick akan menjadi direktur keuangan di perusahaan kita. Aku senang kalau nanti Pak Arief yang pintar dan baik hati itu akan pindah ke perusahaan induk yang dipimpin langsung Pak Adam. Pasti asyik sekali kalau kakak-beradik bekerja di perusahaan yang sama. Sama-sama punya niatan untuk membangun perusahaan kita. Itu hal luar biasa. Aku bangga pada Pak Erick."
"Sialan!"
"Soal adegan mesum itu..."
Leo menutup mulutku dengan tangannya.
Mata kami saling bersitatap.
"Jangan katakan pada siapa pun." Lalu dia melepaskan tangannya dari mulutku dan pergi menjauh dariku.
Senang sekali rasanya melihat Leo tak bergairah seperti biasanya. Dia tampak murung. Seharusnya, dia senang karena adiknya menjadi COF tapi kenapa dia malah tidak suka. Kakak yang aneh. Apa mungkin dia membenci Erick karena dianggap saingan?
***
Aku membuat kopi panas di pantry. Nina mengangkat telepon entah dari siapa tapi ekspresi wajah Nina mendadak serius. "Aku angkat telepon dulu ya." katanya meninggalkan gelas kopi yang sudah diisi bubuk kopi.
Aku mengangguk dan Nina pergi dengan langkat terburu-buru. Apa mungkin dia sedang dekat dengan seorang pria? Tapi, siapa?
Aku melihat Leo datang ke pantry. Dia mengunci pintu pantry. Tatapannya begitu tajam kepadaku seolah aku akan dihabisinya saat ini juga. Aku... entah bagaimana merasa merinding melihat matanya. Dia semakin dekat denganku dan aku semakin takut. Dia lebih menakutkan dari film horor yang sering aku tonton bersama Clara.
Dengan susah payah aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak terlihat takut sama sekali padanya. Terkadang, aku selalu berhasil berakting seperti ini. Seolah aku tidak takut padanya.
"Dari mana kamu tahu soal aku dan Diva?" Tanyanya dengan ekspresi dingin sedingin bola salju.
"Soal apa?" Aku mengaduk bubuk kopi di dalam gelas yang sudah aku isi air. Kemudian, aku mengisi gelas kopi Nina.
"Soal aku dan Diva." Leo menegaskan. Aku tahu mkasudnya, tapi aku memilih mengulur-ulur waktu dan berharap Nina segera datang meskipun pintu pantry dikunci.
"Soal adegan mesum?" Kataku dengan sebelah alis terangkat.
"Erick yang memberitahumu kan. Siapa lagi yang memberitahumu kalau bukan Erick."
"Tenang saja, aku bisa menjaga rahasiamu selama kamu tidak membuat masalah denganku." Aku memberi penekanan saat mengatakan tiga kalimat terakhir.
"Kamu mengancamku?" Leo menatapku tajam.
Wajah kami berhadap-hadapan dan aku tidak suka berlama-lama menatap mata gelap pria ini.
"Kalau kamu menangkapnya sebagai ancaman, anggap saja seperti itu."
"Dengar, Riss, tanpa bantuan keluargaku kamu tidak akan ada di sini. Bekerja dengan layak dan gaji yang tinggi. Ayahku memperlakukanmu dengan baik. Jadi, jangan membuat namaku tercemar."
"Hahaha." Aku tertawa hambar. "Yang membuat namamu tercemar itu dirimu sendiri, Leo. Apa kamu tidak menggunakan otakmu saat membawa Diva ke dalam ruanganmu dan menelanjanginya?"
Leo mendorong tubuhku hingga mengenai dinding. "Aku peringatkan sekali lagi agar kamu juga menjaga nama suamimu ini..."
Cih.
Aku meludah tepat di depan wajah Leo.
Dia memejamkan mata saat aku meludahi wajahnya.
Kami bertatapan beberapa saat sebelum suara Nina memanggilku dari balik pintu pantry.
Leo memagut bibirku secepat kilat.
Mataku melebar. Aku tercengang dan syok.
Aku membeku.
"Aku bisa saja melakukan lebih dari ini kalau kamu tidak bisa menjaga mulutmu itu." Bisiknya.
***
Bang Leo nungguin komentar kalian gaes 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Romance"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...