Author Pov
Leo menatap Rissa dari atas ke bawah dan kembali ke atas. Rissa mengenakan make up seadanya, atasan warna putih dan celana jeans warna biru gelap. Rissa menganggap makan malam ini tidak penting baginya, tapi tidak bagi Leo. dia ingin menunjukkan pada orang tuanya, khususnya ayahnya kalau dia berubah dan akan menjadi pria yang lebih kalem.
"Ibuku pasti mengira aku tidak mengurusimu."
Rissa melirik sinis pada Leo."Mengurusiku? Memangnya aku anak bayi. Lagian faktanya kamu tidak mengurusiku." Rissa mengalihkan pandangan seraya tersenyum masam.
"Oke, terserah kamu saja. Please, malam ini saja jadilah istriku yang baik dan romantis." Leo memohon padanya.
"Kamu seperti orang yang menjilat ludahnya sendiri."
"Terserah kamu mau melabeliku apa, aku tidak peduli."
Rissa memutar bola matanya jengah.
***
Sesampainya di rumah Adam dan Sonya yang bergala Eropa klasik, Rissa bernostalgia. Terakhir datang ke rumah yang pernah memberikannya kenangan baik dan buruk itu tiga bulan lalu saat Adam memintanya datang. Adam meminta Rissa bisa menjadi istri yang baik untuk Leo tapi dia lupa kalau dia belum pernah menyuruh Leo menjadi suami yang baik untuk Rissa. Rissa meminta waktu karena dia masih ingin bekerja.
Rambut Sonya dicepol tinggi. Dia baru saja mewarnai rambutnya dengan warna cokelat gelap untuk menutupi uban yang mulai mendominasi warna rambutnya. Bisa dibilang Sonya adalah ibu sosialita yang jarang mengekspos dirinya di media sosial. Berbeda dari kebanyakan ibu-ibu lainnya yang berlomba-lomba menunjukkan kecantikan berkat botox, filler dan operasi plastik di media sosial. Mereka memiliki geng-geng dengan nama yang unik dan terkadang aneh. Sonya menutup diri dari pergaulan yang seperti itu. Dia lebih sering menghabiskan waktu untuk merawat diri, bermain dengan hewan peliharaannya, membaca buku dan aktif memberi masukan untuk yayasan anak-anak yang dibangunnya bersama beberapa teman yang peduli pada masa depan anak-anak yang tak memiliki orang tua.
Namun, Sonya juga bukan malaikat. Dia bukan wanita sempurna. Dia tak sepenuhnya baik. Selalu ada sisi lain dari seorang manusia yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya saja.
Mata Erick dan Leo saling menatap beberapa saat. Rissa merasa bersalah pada Erick tapi dia juga tidak ingin menjatuhkan Leo di depan keluarganya. Entah kenapa dia jadi tidak tegaan seperti ini. Dia yang selalu membenci Leo karena tatapan pria itu yang selalu tajam padanya, tapi... sejak Leo mengatakan kalau Erick lahir dari selingkuhan ayahnya, Rissa mulai mencoba memahami luka pria itu yang membenci Erick. Luka yang masih terlihat menganga lebar.
Berbagai makanan tersedia di atas meja dari makanan chiness food hingga western. Tapi, Rissa yang terbiasa dengan makanan indonesia agak aneh saat melahap makanan dari spanyol. Dia memilih memakan chiness food yang masih lebih nyambung di lidahnya.
"Kapan kamu resign dari pekerjaan kamu, Riss." Tanya Sonya.
Rissa melirik ke arah Leo seolah meminta bantuan jawaban. Rissa paling menghindari pertemuan dengan Sonya. Meskipun ibu mertuanya itu memang baik, tapi dia menatap Rissa dengan tatapan tak menyenangkan bagi Rissa.
"Rissa belum tahu, Tante." Sampai kapan pun Rissa akan memanggil ibu mertuanya dengan panggilan 'tante' seperti panggilan saat dia masih kecil. Begitupun panggilannya pada Adam. Dia akan selalu memanggil Adam dengan sebutan 'Om'.
"Belum tahu. Sudah enam bulan kamu masih bekerja sejak pernikahan kalian."
"Iya, alangkah lebih baiknya kalau kamu resign dan mulai pindah ke rumah Leo." Kata Adam.
"Pah, Rissa masih ingin bekerja. Dia punya ambisi yang tinggi untuk bisa ikut berkontribusi untuk kemajuan perusahaan. Nanti, kalau Rissa sudah merasa cukup, aku yakin dia akan resign." Kata Leo lembut.
Rissa menatap Leo yang mungkin sebenarnya dia memang pintar menyusun kata-kata yang membuat orang-orang percaya. Bakat bernegosiasi yang natural.
Erick yang merasakan ketidaknyamanan melihat Leo dan Rissa akur meskipun dia tahu kalau apa yang dilihatnya hanya pura-pura, tapi dadanya gemuruh tak keruan.
"Terima kasih sudah memahamiku." Kata Rissa pada Leo.
Riss masih agak kaku untuk hanya sekadar mengucapkan terima kasih pada Leo. Namun, dari tatapannya Leo mengapresiasi ucapan terima kasih Rissa.
Leo tersenyum pada Rissa. Senyum yang membakar satu hati di sana.
Clara yang tahu bagaimana sikap Leo dan Rissa saat berhadapan satu sama lain tampak melongo tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
"Kak Leo dan Rissa abis minum obat apa ya?" Tanyanya dalam hati.
Adam tahu kalau Leo mencoba memperbaiki citra dirinya, Adam juga tahu kalau Rissa mengetahui soal Diva. Tapi, ya, karena mereka menikah bukan karena keinginan sendiri jadi Adam merasa akan sia-sia pernikahan yang dipaksakan seperti ini. Dia tak berharap lebih. Hanya saja dia berharap agar seorang cucu segera lahir dari rahim Rissa. Adam dan Sonya merasa kesepian saat anak-anak mereka sudah dewasa. Keinginan untuk bisa mengurus cucu cukup besar. Namun, semakin dia berharap pada Leo dan Rissa semakin kecewa perasaannya nanti.
***
Makasih ya yang udah baca sampai bab 19 ini. Semoga aku bisa konsisten update terus 😁Yang mau di-update lagi besok tinggalin aja komentarnya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Romance"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...