Dua bulan kemudian...
Semua berjalan sesuai rencana. Setiap malam Leo akan menghabiskan waktu dengan Rissa. Dia mengabaikan Diva dan Diva tampak berantakan karena pengabaian Leo. Diva tahu posisinya telah digantikan Rissa. Dia berniat menemui Rissa di kantor Leo dan membuat masalah di sana.
Ya, Leo sudah tidak menemuinya lagi selama dua bulan lamanya. Hampir setiap malam dia menangis karena Leo sudah mengabaikannya dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan Rissa—istrinya.
Dia mengenakan dress warna putih yang dibelikan Leo delapan bulan lalu. Dress itu adalah dress kesukaannya. Dan dress kesukaan Leo karena dress itu tampak pas di tubuh Diva. sayangnya, dua bulan ini berat badan Diva turun beberapa kilogram karena stres. Dan dress itu tampak agak longgar sedikit.
***
Nina mendekati meja Rissa. Dia menggeser kursinya hingga duduk di sebelah Rissa. Dia menatap Rissa dengan tatapan seperti seorang mata-mata yang mencoba mengintimidasi.
"Apa?" Dahi Rissa mengernyit.
"Diva hamil."
"Ya, aku tahu."
Muka Nina mengerut. "Heh? Kamu tahu? Terus gimana?"
"Itu bukan urusanku. Itu urusan Leo. Biar saja dia yang mengurusnya."
"Terus kalau Leo tidak bisa meninggalkan Diva karena Diva sedang mengandung anaknya gimana?"
Rissa menatap Nina tanpa ekspresi. Bahkan ekspresi ketakutan malah hanya ada di wajah Nina.
"Tidak apa-apa."
"Heh?!" Nina terkejut bukan main mendengar jawaban Rissa.
"Yang terpenting saat ini Leo sudah berada digenggamanku bukan?" Rissa tersenyum misterius.
Nina menempelkan punggung tangannya di dahi Rissa. "Kamu masih waras kan, Riss?"
"Ih, apaan sih? Iya, aku waras, agak gila sedikit."
"Kamu rela begitu kalau Leo tetap sama Diva?"
"Aku tidak mau memikirkan Leo soal itu. Aku tidak mencintai Leo dan tidak akan pernah mencintai pria itu. Aku bahkan sangat membencinya, Nin."
"Kamu membenci Leo tapi kamu tidur sama dia? Itu gimana rasanya, Riss?" Nina meringis.
Sebagai seorang perempuan tidur dengan pria yang dibenci adalah sesuatu yang pasti sangat tidak disukai bahkan dibenci. Tapi, Rissa bisa melakukannya. Apakah mungkin kebenciannya pada Leo begitu besar hingga dia menerabas kebencian itu sendiri?
"Aku hanya mencoba menikmatinya saja."
"Sialan kamu, Riss." Nina tidak menyangka kalau Rissa bisa menikmati kebersamaannya bersama Leo di atas ranjang. "Kamu sudah mulai jadi suhu nih ya? Hahaha." Dia terbahak dengan ucapannya sendiri.
"Aku puas melihat dia menjadi bodoh begitu. Ini masih awal belum pertengahan dan ending."
"Wow! Sepertinya bakalan seru dan lebih seru dari film action nih kayaknya."
"Ngomong-ngomong, soal istri Erick apa iya dia pernah sama Leo? Si Angela itu temen kamu kan?"
"Iya, mbak mata-mata." Jawab Rissa santai.
"Drama keluarga Xanders makin seru saja." Nina kembali cekikikan. "Terus kamu cemburu tidak Erick punya istri yang ternyata istrinya itu mantan kekasih Leo."
"Sudah aku bilang aku tidak akan cemburu pada Leo pun pada Erick. Aku tidak memiliki perasaan apa-apa dengan mereka."
"Sungguh?" Nina menatap mata Rissa seolah mencoba mencari tahu kebenarannya di sana. Ya, mulut bisa saja mengatakan hal yang berbeda dengan hati.
"Riss," Wanita berambut cepak memanggil Rissa. "Diva nyariin kamu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Romansa"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...