Author Pov
Rambut balayage cokelat gelapnya tergerai indah. Wanita muda yang menginjak usia dua puluh sembilan tahun itu mengenakan jumpsuit warna maroon tanpa lengan. Warna kesukaannya dari masa remaja. Sejak pertama kali melihat Rissa bekerja di kantor Leo setahun yang lalu, Diva sudah tidak menyukai Rissa. Kediaman Rissa dan sikap cuek Leo padanya membuat Diva merasa tak perlu bersikap ramah pada Rissa dibandingkan dengan karyawan lainnya.
Diva menatap Rissa dengan tatapan mengintimidasi. Ini pertama kalinya dia melihat Rissa keluar dari dalam mobil Leo.
Rissa berbalik badan lalu dia tersenyum kecut. Dia tersenyum lebih kepada dirinya sendiri karena tidak bisa mengatur hidupnya sendiri. Hidupnya diatur William Xanders bahkan tentang pekerjaan dan soal pasangan. Andai saja dia tidak memiliki hutang budi pada William mungkin sekarang dia bebas menentukan pilihan bahkan pilihan untuk tidak menikah.
"Kamu berangkat sama dia?" Diva menunjuk malas Rissa yang mulai menjauh.
"Ya, tadi ketemu di jalan."
Dahi Diva mengernyit. Aneh. Ada yang aneh dari kekasihnya. Leo tidak akan memberikan tumpangan kepada siapa pun selain keluarga dan Diva. Diva tentu saja sangat mengenal Leo yang memiliki sikap dingin pada siapa pun termasuk bawahannya apalagi Rissa.
"Kamu yakin bertemu dia dijalan?"
"Sayang, dia melihat mobilku dan memanggilku. Jadi, aku rasa dia memang butuh tumpangan."
"Dan kamu membiarkannya masuk ke dalam mobilmu?" Diva makin curiga. Leo belum pernah menceritakan apa pun soal Rissa termasuk soal kakeknya yang mengangkat Rissa sebagai keluarga mereka.
"Aku hanya ingin berbuat baik." Leo membenarkan lengan kemejanya. Dia hanya ingin menghindar dari tatapan Diva.
"Oh. Leo yang aku kenal tidak seperti ini. Kamu membiarkan bawahanmu masuk ke dalam mobilmu itu rasanya aneh sekali."
"Sayang," Leo melingkarkan lengannya pada bahu Diva. "Bisakah kita tidak membahas soal ini. Aku lelah sekali. Rissa dan aku membahas soal pekerjaan yang menguras energiku. Aku hanya butuh pelukan darimu."
Diva tersenyum lembut. "Aku tahu pelukanku bisa meredakan segala bentuk stres." Kata Diva penuh percaya diri.
Mereka berpelukan erat. Hal yang menjijikan dilihat oleh Nina. Sahabat dekat Rissa. Tidak ada yang tahu kalau Nina adalah agen ganda. Dia sahabat Rissa sekaligus mata-mata Adam. Soal Diva tentu saja Adam mengetahuinya dari Nina. Dan Adam sudah tahu sejak lama mengenai Diva. Masalahnya, pekerjaan Leo makin tidak beres karena Diva akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu bersama Leo.
Nina diam-diam memotret Leo dan Nina yang berpelukan dengan ponselnya. "Kita lihat, siapa yang akan menjadi menantu kesayangan Pak Adam."
***
Rissa muak melihat Diva yang keluyuran di kantor hanya untuk menemani Leo. Dan sesekali bisik-bisik karyawan membicarakan soal suara Diva yang tertawa kencang, terkadang juga bisik-bisikan itu mengarah ke hal-hal vulgar.
Gosip-gosip mengenai Diva kencang dibicarakan para karyawan yang memang hobinya menggosip. Isu tentang masa lalu Diva juga tak kalah mencengangkan. Gosip yang beredar dia adalah kekasih dari seorang mafia namun Leo menyelamatkan Diva dan memacarinya. Rissa tidak terlalu percaya soal isu yang bisa saja hanya dibuat oleh orang-orang yang memang tidak punya kesibukan.
Diva menyesap iced coffe di kantin. Dia bersitatap dengan Rissa yang sedang makan siang bersama Nina. Meskipun Nina terlihat cupu tapi dia menyimpan banyak informasi akurat bahkan mengenai Diva. Dan semua informasi akurat mengenai Diva sudah diberitahukannya kepada Adam.
"Wanita sialan itu hanya bisa mengandalkan kecantikannya untuk memikat Leo. Bodoh memang Pak Leo itu." Nina berpura-pura tidak tahu mengenai status Rissa dan Leo. Rissa sendiri tidak pernah cerita soal pernikahannya dengan Leo pada siapa pun kecuali Erick dan Clara.
"Jangan bilang kamu iri pada Diva." Rissa tersenyum.
"Iri? Apa kamu pikir wanita pekerja keras seperti aku yang hobinya lembur ini iri pada wanita yang tidak bisa apa-apa selain mengandalkan kecantikannya dan hidup dari uang pria?" Nina tampak emosi. "Aku lebih bangga punya uang sendiri berapa pun itu jumlahnya." Dia menggigit daging panggang dengan sauce blackpaper kesukaannya.
"Eh, aku tadi melihat mereka berpelukan dengan jijik di parkiran." Nina nyaris ingin muntah membayangkan pelukan mesra yang tidak pada tempatnya itu.
"Sudah tidak aneh." Komentar Rissa singkat. "Dia kok melihat ke sini terus ya."
Diva duduk di tiga meja dari meja Rissa dan Nina namun tatapan matanya tertuju pada Rissa.
Nina menengok ke arah Diva.
"Tadi aku nebeng di mobil Pak Leo dan di parkiran ada Diva."
"Hah?" Daging panggang di mulut Nina terlihat jelas di mata Rissa. "Nebeng di mobil Pak Leo? Kok bisa? Kok bisa-bisanya?" Akting Nina cukup bagus untuk berpura-pura tidak tahu apa-apa mengenai hubungan Rissa dan Leo.
"Ya, aku juga heran kenapa Leo memberiku tumpangan."
Mata Rissa melebar saat Diva berjalan menuju ke arah mejanya.
***
Apa nih yang bakal terjadi?
Next???
Enaknya kalo di-update lagi kapan ya?
Xoxo 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
عاطفية"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...