Rissa menyesap teh chamommile untuk menenangkan pikirannya. Dia sudah mengecewakan Erick dengan membela Leo. Mau bagaimana pun juga Erick adalah pria baik yang selalu ada untuknya. Rissa bukan tidak bisa merasakan perasaan Erick padanya namun dia hanya ingin mencoba agar dia dan Erick tetap menjadi teman sekaligus saudara.
Puluhan pesan dan puluhan telepon dari Erick diabaikannya begitu saja. Untuk saat ini yang terpenting baginya adalah rencana yang telah disusunnya. Rencana yang sudah berjalan ditahap awal. Rissa yakin rencananya akan berhasil.
Leo dengan tiba-tiba datang ke apartemennya. Rissa yang awalnya berniat tidur terkejut melihat kedatangan Leo.
"Leo." Rissa hanya mengenakan dress ringan berwarna cokelat tanpa lengan. Pria itu sempat menatap tubuh Rissa untuk beberapa detik.
Leo duduk di sebelah Rissa. Dia menatap istrinya dengan tatapan merendahkan seolah-olah Rissa adalah wanita murahan yang bisa dipakai hanya dengan bayaran yang tidak seberapa.
"Ada apa?" tanyanya mulai tidak nyaman dengan tatapan mata Leo.
"Aku hanya ingin mengunjungi istriku."
"Apa kamu sudah menelepon Diva?"
"Tidak."
"Kenapa? Dia akan marah kalau kamu tidak mengabarinya. Setidaknya, bilang kalau akhir-akhir ini kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu."
"Sejak kapan kamu peduli dengannya?" Leo bertanya dengan nada tajam.
"Aku tidak peduli dengannya. Aku hanya peduli pada 'kita'. Hubungan kita. Mungkin aku mulai peduli denganmu."
"Omong kosong!"
"Kamu boleh tidak percaya padaku. Tapi, nanti kamu akan menyesal karena tidak memercayai ucapanku."
Leo tertawa kecil. "Sejak kapan seorang Rissa menyukaiku. Aku bukan tipe pria idamannya. Dan kamu tahu bagaimana berengseknya aku."
"Mau bagaimanapun kita sudah terikat tali pernikahan." Rissa mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari manis yang dilingkari cincin pernikahan mereka.
"Kamu memakai cincin pernikahan kita?" Tanya Leo cukup terkejut melihat Rissa yang mulai mengenakan cincin pernikahannya.
"Ya. Aku akan tetap mengenakan cincin ini di mana pun aku berada termasuk di kantor."
"Rissaa!"
"Mungkin kita perlu mempublish pernikahan kita. Aku akan resign dan aku mau pindah ke apartemenmu."
"Riss!"
Rissa tersenyum lembut. "Kamu tidak mau tinggal bersamaku dan anak kita nanti?"
Leo terdiam. Napasnya memburu. Rissa mendekatkan wajahnya pada wajah Leo hingga Leo bisa mencium aroma lembut dari tubuh Rissa dengan jelas. Aroma lembut, manis dan sensual yang menyatu dalam tubuh wanita yang dibencinya itu telah mengusik kenjantanannya.
Saat Leo mulai masuk ke dalam imajinasi liar Rissa dan mulai menyerah pada tatapan mata menggoda Rissa, tangan Leo menyentuh bagian pinggul bawah Rissa.
Bibir Rissa mendekati telinga Leo. "Kamu tidak akan membiarkan aku kesepian malam ini." Bisiknya dengan nada yang sangat sensual.
Leo dibuat lemah oleh Rissa hanya dengan langkah mudah. Kebencian pria itu tidak lenyap tapi nalurinya selalu menyala. Namun, seketika dia tersadar kalau Rissa yang sebenarnya tidak akan melakukan hal ini. Tidak akan merendahkan dirinya dan tidak akan memberikan tubuhnya begitu saja.
"Jangan harap aku akan melakukannya, Rissa." Leo berkata dengan nada tajam. Dia memundurkan wajahnya. "Kamu seperti bukan dirimu."
"Ya. Aku mulai gila. Gila karenamu." Rissa menarik tubuhnya menjauhi Leo.
"Kalau kamu tidak bisa memberikan apa yang aku mau aku akan mencari pria lain." Rissa berkata dengan ragu. Pria lain? Siapa?"
"Kamu berkata seperti itu untuk membuatku cemburu?"
Rissa tersenyum kecil. "Ya."
"Aku tidak cemburu. Aku tidak bisa mencintai wanita yang dicintai adik iparku. Wajahmu juga mirip dengan selingkuhan ayahku. Aku tidak mungkin bisa mencintaimu."
"Aku tidak akan merendahkan diriku lebih lama lagi. Jadi, untuk kamu datang ke sini semalam ini?"
"Aku hanya ingin melihatmu dengan sikap barumu itu. Kamu menantang dirimu untuk menjadi wanita liar yang kesepian?" Sebelah alis Leo terangkat tinggi.
"Kamu membenciku tapi faktanya kamu malah datang ke apartemenku dan kamu bahkan tidak mengabari kekasihmu." Rissa berdiri lalu melipat kedua tangannya dia atas perut.
"Darimana kamu tahu?"
"Diva meneleponku hanya untuk sekadar menanyaimu."
"Lalu apa jawabanmu?"
"Kamu sibuk dengan pekerjaanmu dan aku menyuruhnya untuk menunggu." Rissa membungkuk dan berbisik pada Leo. "Pintu kamarku selalu terbuka untuk suamiku."
***
Aduh Rissa udah mulai berani nih 😂
Bab 42 seru banget nih cluenya Rissa nyewa cowok bayaran buat manasin Leo :D
Aku update di Karyakarsa ya bab 42-nya. ^-^ akun : Sabrinawd
Link : https://karyakarsa.com/Sabwd/secret-mariage-bab-42-amp-43
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Roman d'amour"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...