Erick mengajak Angela bertemu di bar yang sama malam ini pada jam delapan. Dia menunggu kedatangan Angela setelah sebelumnya sempat bertukar nomor telepon. Bagaimana pun sikap Rissa padanya tidak akan membuatnya menyerah begitu saja meski berkali-kali Rissa menjatuhkannya ke dalam samudera sekalipun, dia akan tetap menyayangi Rissa dan membersamai cintanya dengan wanita itu.
Angela duduk di sebelah Erick di meja yang sudah di pesan Erick. Meja yang agak private dengan jarak yang lumayan jauh dengan meja lainnya.
Angela menyalakan rokoknya dan menyesap dalam. Dia melirik Erick yang terperangah melihat wanita cantik itu merokok. "Kenapa? Kamu baru lihat wanita merokok?"
"Aku sudah pernah melihat beberapa wanita merokok. Tapi, melihatmu merokok itu agak aneh. Pertama, kamu tampak feminim dan anggun dan kedua, wajahmu menampilkan wajah wanita yang lembut. Jauh dari kesan yang aku dapatkan setelah melihatmu merokok."
"Itu pujian atau hinaan?"
Erick tersenyum kecil. "Tergantung bagaimana kamu mengartikan ucapanku."
"So, apa yang membuatmu kembali mengajakku bertemu?"
Erick menenggak minumannya. Dia menghela napas sebelum memulai perbincangan seriusnya. "Kamu pernah tidur dengan Leo kan?"
"Ya, hanya satu malam."
"Aku belum bilang kalau dia kakak tiriku."
Kedua daun bibir Angela terbuka. Matanya melebar. Untuk sepersekian detik dia tampak terkejut. "Ya Tuhan..." Dia merasa bersalah menceritakan aib masa lalunya itu pada orang asing yang ternyata adik pria yang pernah tidur dengannya.
"Dunia memang sempit ya." Erick kembali menenggak minumannya.
Hening untuk beberapa saat.
Angela tampak waspada. Dia merasa takut setelah tahu kalau Erick adalah adik Leo. "Begini, itu hanya masa lalu. Sekarang, kita punya kehidupan masing-masing. Dia sudah menikah dengan Rissa-temanku. Tolong, jangan kaitkan aku dengannya lagi."
"Aku tidak menyukai Leo. Dia membenciku karena aku adalah anak dari rahim selingkuhan ayahnya." Erick berkata dengan tersenyum miris.
Angela menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Well, kamu sudah menikah dan dalam proses perceraian?"
"Aku sudah bercerai."
Erick mengangguk. "Aku mencintai Rissa dan aku merasakan hal yang sama pada Rissa."
"Kamu mencintai kakak iparmu?" Jeda sejenak. "Kalau kamu merasa Rissa mencintaimu lalu kenapa dia menikah dengan Leo?"
"Tuntutan keluarga. Kakekku menyayangi Rissa dan dia tidak ingin Rissa keluar dari keluarga kami."
"Wow! Aku tahu kalau dia memang tidak punya orang tua."
"Angela..."
"Ya." Angela kembali menyesap rokoknya dalam.
"Maukah kamu menjadi kekasihku hanya untuk berpura-pura?"
Angela mengedip-ngedipkan matanya beberapa saat sembari berpikir.
"Aku ingin Rissa cemburu dan dia kembali denganku." Erick berkata seolah Rissa pernah menjadi kekasihnya. Padahal Rissa tidak pernah menjadi kekasih Erick.
"Aku tidak akan bisa lepas darinya." Lanjut Erick.
"Erick, Rissa istri kakakmu. Jangan mencari-cari masalah."
"Aku tidak bisa terus-terusan melihatnya bersama Leo. Aku sangat menyayanginya." Erick menenggak minumannya lagi.
"Aku mengerti perasaanmu, Erick. Tapi, aku tidak mau terlibat dalam masalah kalian apalagi Leo pernah tidur denganku dan Rissa adalah temanku."
"Leo kesalahan masa lalumu. Dia mungkin sudah tidak peduli denganmu lagi."
"Oh ya?" Angela mulai terlihat penasaran.
"Ya, dia memiliki kekasih bernama Diva."
"Astaga, apa Rissa tahu itu?"
Erick mengangguk. "Rissa tahu semuanya. Dia tidak emncintai Leo. Aku yakin Rissa saat ini sedang diancam Leo untuk menuruti apa yang diinginkannya. Yaitu, menjauhiku."
Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat.
Angela menyesap rokoknya lagi lebih dalam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Romance"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...