Keesokan paginya kedatangan Diva ke kantor membuat geger banyak karyawan setelah adegan mesum antara Leo dan Diva menyebar. Menjadi bahan gosip para karyawan yang selalu kepo dengan kehidupan atasannya.
Leo menelan ludah. Bukankah dia sudah memperingatkan Diva untuk tidak datang ke kantor dan menjauhinya sementara. Yang boleh memulai pertemuan hanya Leo bukan Diva. Padahal semalam wanita itu sudah ditemui Leo bahkan mereka bercinta di atas meja makan seperti kesukaan Leo. Membuat semua yang ada di atas meja jatuh dan membuat berisik apartemen mewah Diva.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Leo sembari menatap Diva kesal. "Akan bahaya kalau papahku tahu kamu datang ke sini. Tahu tidak, Div, di sini itu banyak mata-mata."
"Aku..." Diva mendadak gugup. "Aku mau uang. Aku butuh uang lagi."
Dahi Leo mengernyit. "Uang? Bukannya aku sudah memberikanmu uang kemarin?"
"Aku butuh lagi uangnya."
"Untuk apa?"
"Aku banyak keperluan, Sayang." Diva memelas.
"Oke, aku akan transfer setelah kamu pulang. Kamu pulang sekarang ya. jangan sampai papahku tahu, Div, aku sedang mencoba memperbaiki citraku di depan papah." Leo menatap ke arah sekeliling takut-takut kalau ada yang melihatnya nanti.
"Oke," Diva mendekatkan bibirnya di telinga Leo. "Aku menunggumu nanti malam." Dia tersenyum.
Saat Diva membuka pintu tepat saat itu juga di depan pintu yang terbuka ada Rissa dan Nina. Nina membuka lebar mulutnya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Diva dan Rissa saling tatap beberapa saat sebelum Diva pergi dari ruangan Leo.
"Ckckck!" Nina mendecakkan lidah dengan ekspresi ironi.
***
"Nyalimu besar juga." Sindir Rissa dengan wajah datar.
"Ya." Leo tersenyum sinis. "Dia kekasihku, Rissa. Wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku yang kusayang. Anak darimu hanya formalitas saja." Perkataan Leo terdengar sangat kejam dan keji seolah Rissa tidak layak melahirkan anak-anaknya.
"Senang mendengarnya." Rissa tersenyum sembari menoleh pada Leo. "Cinta kalian sungguh luar biasa. Semoga tercapai impian untuk tetap bersama Diva sampai mati." Rissa mengambil beberapa file yang sudah ditandatangani Leo.
"Meskipun kita sudah bercinta, aku tetap tidak mencintaimu. Tidak akan pernah, Riss. Kita hanya melakukan apa yang diinginkan orang tua."
"Aku pun. Aku tidak akan jatuh cinta pada pria sepertimu, Leo."
"Tapi, selera kamu itu pria yang lahir dari rahim selingkuhan ayahku." Leo kembali menyeringai sinis. Dia melonggarkan dasinya. Menatap Rissa dengan tatapan yang selalu dibenci Rissa.
Rissa pergi membawa beberapa file yang akan diserahkan ke beberapa manajer lini perusahaan.
Leo melepaskan dasinya, dia menendang kaki meja. "Sialan!"
***
Akun karyakarsa : Sabrinawd
Secret Marriage bab 26-27 link : https://karyakarsa.com/Sabwd/secret-marriage-bab-2
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage (21+)
Romansa"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini." "Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar. "Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan...