10. Aku Butuh Asuransi!

4.4K 957 20
                                    

Pengelola sistem isekai seharusnya mempertimbangkan memberiku keringanan. Pasalnya penghuni novel di dunia Deborah sungguh liar. Ini baru karakter yang bahkan namanya tidak muncul dalam cerita saja mampu memberiku efek syok. Aku tidak sanggup membayangkan karakter “penting” yang akan muncul di masa depan andai masih berkeliaran di sekitar Kafka. Semoga Nathan Black tidak seperti Siena maupun Diva. Kuharap dia jauh lebih lembut dan rasional ketika mempertimbangkan diriku sebagai pesaing. Lagi pula, aku hanya butuh lima puluh kuota cinta. Tidak kurang (jangan sampai)! Tidak lebih.

Tiga sangat bersemangat memamerkan keberhasilanku dalam mengumpulkan kuota cinta. Dia “masih” berinisiatif menyuruhku melakukan metode pendekatan jalur SENTUH LANGSUNG, GELENDOT MANJA, dan KEDIP GENIT.

Maaf, ya. Bukannya aku sok suci, melainkan sadar diri. Gelendot manja? Bagaimana bila Kafka menyambitku dengan bata? Segala pekerjaan baiknya dilakukan dengan adab, etika, dan jangan lupakan keselamatan. Jalanku masih panjang. Aku tidak ingin memperpendek nyawa. Tidak usah. Terima kasih.

Omong-omong mengenai Siena, Diva, dan kawan-kawannya. Pihak sekolah menjatuhkan hukuman membersihkan toilet cewek selama dua minggu. Itu masih belum termasuk wajib lapor kepada guru BP, menulis pernyataan bersalah di buku, dan mengikuti konseling kesiswaan tiap sore. Itu artinya....

Yup, peran yang Siena dapatkan diambil orang lain.

Cewek beruntung yang berkesempatan memerankan tokoh utama ialah, Angela. Dia merupakan salah satu cewek yang menolongku dari serangan anjing gila-eh, maksudku Siena dan kawan-kawan. Selain itu ya, ternyata dia adalah pacar David! Berbagai macam plot mengenai anak buah CEO berseliweran dalam otak, menuntut diperhatikan olehku yang oleng kanan kiri.

Pak Thomas antusias menyambut kehadiran Angela. Dia bahkan merentangkan tangan dan menyatakan Angela sebagai seniman sebenarnya. Tidak ada yang bertanya maupun menolak kehadiran Angela yang menggantikan peran INCARAN cewek satu sekolah. (Sialan mereka. Apa tidak ada yang ingin menggantikanku sebagai penyihir?)

Jujur saja, ya? Angela lebih cantik daripada Siena. Aku bahkan bertanya-tanya alasan Kafka tidak nemplok ke Angela. Bisa saja, ‘kan? Cinta pertama!

“Kamu yakin bisa melanjutkan peran sebagai Penyihir Emilia?” tanya Angela ketika kami sedang berada di kantin.

Usai kejadian heboh perundungan ABG darah panas, hubunganku dengan Angela menjadi dekat. Aku tidak perlu rawat inap di rumah sakit sekalipun Stefanie menyarankan agar aku istirahat. Ketakutan yang sempat merambati diriku tidak berlangsung lama kok. Apalagi ketika kudengar dari bisik-bisik gosip bahwa Siena dimarahai habis-habisan oleh ayahnya di depan guru dan teman-teman geng, melejit rasa senang dalam diriku. Aku yakin Siena akan berpikir dua kali ketika hendak mengerjaiku.

“Nggak,” jawabku sambil menyobek bungkus roti, “semuanya akan baik-baik saja.”

“Lagian kenapa kamu tolak uang ganti rugi dari orangtua Siena dan Diva?” Angela mengunyah roti isi seolah bisa mendapat pencerahan atas pilihanku. “Padahal kamu bisa memanfaatkan uang itu untuk jajan atau menabung.”

Angela dan David merupakan teman sekelas Kafka. Aku sempat berpikir hubungan pertemanan dengan Angela tidak akan terjadi karena kami memang tidak pernah memiliki ... eh tunggu. Angela sekelas dengan Kafka? Bolehkah aku besar kepala dan berasumsi bahwa jangan-jangan Angela ini mata-mata Kafka? Dia berada di dekatku demi menjalankan tugas dari Kafka? Melindungiku?

Aiiiih otakku. Kuota cinta saja belum melewati angka 35. Mana mungkin dia naksir?

“Jangan ah,” kataku menjelaskan, “nanti mereka makin meradang dan menjadikanku sebagai bahan balas dendam.”

“Nggak usah takut,” Angela menyemangati. Dia menepuk pelan bahuku seakan pikiranku tidak akan terjadi. “Ada Kafka.”

“Dia nggak mungkin ada untukku selama 24 jam. Lagi pula, aku yakin Siena tidak akan berani menyentuhku.”

PROTAGONIST'S LOVEMOMETER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang