27. Menjadi Cewek

3.3K 704 15
                                    

Salah satu kualitas Kafka yang patut diacungi jempol. Uh semua cewek wajib memberi Kafka empat jempol. Dua jempol tangan dan dua jempol kaki yang tidak bau terasi, ya. Selama menginap di rumah, dia tidak pernah satu kali pun bertindak kurang ajar. Cari kesempatan? Enggak tuh. Dia fokus dengan pekerjaan dan aku sibuk mengumpulkan uang jalur “ngos-ngosan”; cek email dan web, mulai membalas pesan dari pembeli, oh dan semoga aku lekas kaya agar bisa mengundurkan diri dari sistem anak tangga terbawah kapitalis. 

Antara Kafka tidak berminat pada tubuhku atau akunya saja yang kurang menggiurkan, pokoknya dia tidak membuat pergerakan aneh. Oke, itu bagus. Sangat keren. Kucing akan langsung mengunyah ikan yang ada di hadapannya? Mohon maaf, istilah itu sangat merendahkan integritas cowok maupun cewek. Pelecehan terjadi bukan karena pakaian yang dikenakan korban. Aku lebih meyakini bahwa pelecehan terjadi karena pelaku memang biadap dan tidak punya moral. Syukurlah Kafka membuktikan kepadaku bahwa cowok berakal, sehat secara rohani, dan melek akan permasalahan moral itu ada. Iya ada, hanya saja jumlahnya terbatas.

Adapun yang masih menjadi ganjalan ialah, pekerjaan yang berhubungan dengan Nathan Black. Sumpah deh Kafka bersikeras membayar uang ganti rugi supaya aku cepat lepas dari kewajiban. Namun, hei itu berlebihan. Uang ganti rugi sebaiknya dialihfungsikan sebagai bagian untuk persiapan menyongsong rumah tangga. Kan sayang. Tidak boleh menghamburkan uang demi perkara yang bisa diselesaikan dengan kesabaran.

“Lebih baik aku masukkan ke bank sebagai deposito daripada menghamburkannya,” ujarku suatu pagi. Semua bekal telah kumasukkan ke dalam kotak dan ranselku terlihat makin gemuk. Uhuuuu rasa-rasanya aku perlu mempertimbangkan bisnis kuliner. “Kamu bisa membuatku makin bahagia dengan jaminan hari tua.”

Kafka membantuku mencuci perlengkapan masak. Ehem aku tidak minta, ya? Dia sendiri yang berinisiatif menolong. Makin sayang deh. Hmm semoga peletku tidak luntur. Barangkali sihir Tiga masih melekat hingga Kafka memberanikan diri menyerahkan masa depannya kepadaku. Pasti itu! Pelet cap kucing. Ampuh! Bisa didapat setelah isekai dan bertemu PJ kucing.

“Aku nggak suka kamu dekat-dekat dia,” Kafka mengomel. Dia meraih ranselku. “Siap berangkat?”

“Ah kamu. Tinggal dua mingguan kok. Lagi pula, justru aku yang merasa terancam. Beberapa cewek sering curi pandang ke arahmu. Tahu apa yang mereka lihat? Cinta....”

“Jangan mulai.”

Aku terkekekeh. Setelah melepas celemek dan memastikan pakaianku oke, cukup oke untuk membuat Kafka sadar bahwa aku menawan, kami pun berangkat.

“Hei, kenapa kamu nggak pakai mobil sih?” tanyaku ketika kami berada dalam bus.

“Romantis begini, ‘kan?”

Sialan!

***

Kupikir Kafka akan ikut denganku di toko, ternyata setelah mengantarku dia langsung pergi.

Begitu saja.

Alhasil ekstra bekal, yang seharusnya untuk Kafka, pun terabaikan. Ingin rasanya kugigit dia. Seharusnya ada kabar atau apa pun. Oh kumakan sendiri saja!

“Bos, pacar Bos tumben nggak mampir?”

Yona membantuku meletakkan bekal di meja. Kami bersiap melegakan dorongan monster dalam perut. Dia hari ini terlihat sangat bahagia. Bahkan aku merasa ikut terpapar sinar cinta yang terpancar di kedua mata Yona. Aku sedang tidak mengarang bebas. Yona memang sedang bahagia karena pacarnya dapat promosi atau apalah. Dia bahkan berkata ingin mempertimbangkan menikah. Wow berani sekali.

“Bos, bekal Nathan Black apa harus kita bawa serta?”

“Bawa saja,” jawabku sembari melirik ke arah Nathan. Dia sedang bercakap dengan Pak Sutradara. Sesekali tersenyum kemudian menengok ke arahku....

PROTAGONIST'S LOVEMOMETER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang