NOTE: Bab Protagonist’s Lovemometer ekstra 2 sudah terbit di KaryaKarsa. Hehehe :”) saya kasih spoiler puwenting di sana. Wkwkwkwkwkwkwk. Selamat membaca.
Sesuai janji kuberikan sejumlah peralatan tulis dan buku pelajaran, termasuk tas, kepada Yona. Dia sangat senang dan berkata bahwa adik-adiknya pasti akan memanfaatkan pemberianku dengan sebaik mungkin. Perkara pernikahan, dia pun akan mengikuti kemauan hati. Semoga dia bisa menyelesaikan masalahnya.
Satu-satunya hal yang bisa kusebut masalah hanyalah kecemburuan Kafka terhadap Nathan. Sekalipun dia terlihat menggemaskan setiap kali menyuarakan keberatan, tapi yang namanya “pacar ngambek” itu tidak menyenangkan. Terlebih dia ternyata hanya tinggal denganku selama sejenak saja, kemudian kembali ke kota untuk membantu Gwen. Itu pun masih sempat-sempatnya dia memberi wejangan: “Kamu tetap nggak boleh berduaan dengan Nathan Black.”
Sebagai pacar yang berusaha memberi pengertian, aku hanya bisa mengamini keinginan Kafka. Demi agar tidak membuat Nathan salah sangka bahwa aku ada rasa dengannya, Yona pun kuseret ke dalam kubangan penderitaanku. Enak saja dia mau kabur dengan pacar. Tidak bisa! Selama Nathan masih ada di sini, maka Yona tidak boleh pergi begitu saja.
Terjadilah. Terjadilah! Makan siang bertiga, tidak berdua. Yona sepertinya ingin menguap bersama udara setiap kali melihat Nathan duduk semeja denganku, sementara aku ingin lekas menyudahi kontrak.
“Tinggal esok saja kami di sini,” kata Nathan usai menyantap bekal. “Aku pasti akan sangat merindukan kalian.”
Entah sekadar prasangka atau halusinasi hingga aku merasa melihat kekecewaan dalam wajah Nathan Black.
“Setelah ini kami akan melanjutkan proses pengambilan gambar di tempat lain,” lanjut Nathan. “Apa kalian tertarik ikut pesta yang nanti diadakan oleh tim?”
Normalnya sih aku pasti akan ikut. Namun, demi Kafka dan “aku bosan dijadikan sebagai sasaran iri dengki penggemar Nathan” ... aku menolak. “Ada banyak hal yang perlu kuselesaikan.”
Yona membantuku merapikan meja. Dia mengambil kotak bekal yang sudah kosong dan membawanya ke dapur untuk dibersihkan. Kini hanya ada aku dan Nathan saja. Berdua. Oh menyenangkan andai pacarku tidak mengirimiku pesan singkat:
[Jangan mudah percaya dengan cowok asing!]
Memangnya siapa aku? Bocah lima tahun yang bisa kena tipu? Menggelikan.
***
Usai kontrak dengan tim Nathan selesai. Aku bersiap pergi memenuhi janjiku kepada Kafka. Andai dia tidak meyakinkanku mengenai tempat bernanung, maka sudah pasti aku akan menangisi membengkakkanya pengeluaran akibat biaya hotel. Hei hanya orang tertentu saja yang kuat menginap di hotel selama sekian hari tanpa menangis. Itu belum dihitung biaya transportasi dan makan. Hahaha betapa menyebalkan menjadi dewasa. Ternyata tidak seindah bayanganku ketika kanak-kanak.
Urusan toko kupercayakan kepada Yona dan seorang tenaga ahli (apa pun sebutannya) yang dipinjamkan oleh Kafka. Heran deh apa dia memangnya tidak takut ada pengeluaran tambahan karena harus menolongku? Dia terlalu murah hati. Padahal status kami berdua, aku dan Kafka, baru masuk taraf pacaran. Ah sudahlah. Aku cukup berdoa semoga pelet cap kucingku masih manjur, belum luntur.
Senin pagi, pukul delapan tepat, aku berangkat naik pesawat dari Kota Senja menuju Kota Metro. Sebenarnya bisa saja sih aku naik bus atau kereta, tetapi Kafka bersikeras menyuruhku naik pesawat. Meringkas waktu, katanya. Dih bilang saja ingin secepatnya bertemu denganku yang manisnya tidak tertolong ini. Dasar!
Sekitar pukul dua siang aku tiba di Metro. Kupikir harus ada acara membuat sopir taksi bingung karena alamat tidak jelas. Sekali lagi, kejutan! Ada orang yang mengangkat papan bertuliskan nama lengkapku, tinggi-tinggi seolah ingin demo kenaikan BBM, dan membuatku merasa ingin menggelitiki Kafka sampai terpingkal-pingkal. Dia seharusnya tidak perlu menyuruh orang sampai sebegitunya. Cukup beri aku alamat lengkap. Itu saja! Namun, tidak! Dia tidak melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTAGONIST'S LOVEMOMETER (TAMAT)
FantasySalah satu petugas isekai memberiku misi mengumpulkan kuota cinta dari Male Lead. Berhubung pilihan hanya ada dua, hidup atau mati, maka aku pun menerima tantangan. Jangankan menaklukkan Male Lead, Villain pun akan kuterjang asal diberi kesempatan h...