Warning! Horor, ghost, jumpscare.
Hari itu Yeonjun dan Heeseung sama-sama selesai kuliah waktu hari udah mulai sore. Tapi karena kelamaan nongkrong dulu sama temen-temen seperjuangan, dua orang itu akhirnya pulang menjelang malam. Mana pake ada drama ban motor Yeonjun bocor segala, terpaksa harus singgah dulu ke bengkel. Alhasil, jam delapan malam kurang mereka baru bisa balik ke kostan.
Dan gak ngeh kalau malam itu malam Jum'at.
"Lewat situ aja Bang, biar cepet. Udah laper banget gue." Di pertigaan menuju kostan, Heeseung nunjuk jalan yang paling kiri. Ada dua jalur buat ke kostan mereka, lurus terus di pertigaan adalah jalan yang biasanya dilewatin sama penghuni kostan meskipun harus nempuh waktu sedikit lebih lama. Nah, satunya lagi jalan yang ditunjuk sama Heeseung. Sebenernya kalau lewat situ bisa lebih cepet nyampe ke kostan, cuma karena jalannya sepi banget jarang orang lewat dan harus ngelewatin kuburan, jadi mereka seringnya pake jalan tengah yang harus muter dikit buat sampe kostan.
Tanpa protes, Yeonjun ngebelokkin motornya sesuai arahan Heeseung. Toh, dia juga pengen cepet nyampe. Awalnya biasa aja, cuma ada motor N-max merah Yeonjun yang ada di jalanan itu. Tapi karena suasana yang sepi dan ada suara burung hantu yang entah datang darimana bikin Heeseung di belakang ngerasa bulu kuduknya pada berdiri.
"Bang, cepetan napa." Heeseung tepuk pelan bahu Yeonjun sambil ngelirik kesana-kemari.
"Sabar, anjir. Kita tuh harus hati-hati kalo berkendara, nanti malah nyusruk ke selokan kan gak lucu." Meskipun sambil ngomel-ngomel, Yeonjun tetep ngelajuin kecepatan motornya. Lagian jalannya juga sepi, gak papa lah ngebut dikit.
"Gue merinding." Kata Heeseung sambil melukkin dirinya sendiri.
Yeonjun tiba-tiba berhentiin motornya secara mendadak sampe Heeseung hampir nyusruk ke depan. Beneran kalau bukan orang tua, udah ditempeleng itu si Yeonjun.
"Cantik, mau kemana?"
Heeseung melongo, gak habis pikir sama Yeonjun yang berhentiin motornya mendadak cuma buat ngajak ngobrol seorang perempuan yang lagi berdiri di pinggir jalan dan posisinya ngebelakangin mereka. Tapi emang pada dasarnya Heeseung itu titisan Yeonjun, sebelas duabelas, dia jadi ikut semangat liat cewek.
"Cantik, kamu tau nggak?" Yeonjun mulai dengan gombalan mautnya yang selalu sukses bikin ciwi-ciwi dan boti-boti cantik salting sampe jungkir balik.
Ngeliat perempuan itu diem aja, Yeonjun ngelanjutin gombalannya. "Nggak ya? Bagus deh, soalnya jodoh nggak ada yang tau."
"ANJAY! SLEBEW!!" Seru Heeseung heboh. Bikin Yeonjun mendengus sombong dan nyugar rambutnya ke belakang yang kata Jungwon mirip Badrol, cucunya Tok Dalang.
"Giliran gue, Bang!"
"Silahkan muridku."
Heeseung berdehem sebelum ngelakuin aksi gombalnya, mendadak dia grogi soalnya belum se-pro Yeonjun dan Heeseung gak mau ngecewain Yeonjun selaku gurunya di dunia perbuayaan. "Kamu tau nggak perbedaan kamu sama oksigen?"
Lagi-lagi perempuan itu diem, nggak ngerespon sama sekali. Gerak dikit aja nggak.
"Kalo oksigen buat napas, kalau kamu buat aku."
"ANJAYYYYY SLEPETTT!!!" Dua orang itu heboh sendiri. Yeonjun tepuk-tepuk bahu Heeseung, bangga sekaligus terharu sama muridnya yang satu ini. Gak sia-sia dia ngajarin segala jenis rupa gombalan maut.
Gak sadar perempuan yang digombalin sama mereka udah balik badan dan natap keduanya. Sampai Heeseung yang duluan nyadar dan tiba-tiba badannya kaku kaya orang stroke dan mulutnya megap-megap kaya ikan kehabisan napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Serumah [TXT & Enhypen]
FanficJangan tertipu sama covernya yang dark. Ini cuma cerita sederhana tentang indekos yang diberi nama Pelangi, alasannya jelas karena penghuninya kaum pelangi semua. Warning! Boys love, bxb, lokal, fluff, comedy, 17+, freaky, non baku, bahasa kasar. So...