3

2.4K 337 61
                                    

Hyunsuk bergegas menuju rumah sakit saat mendengar kabar jika ibunya pingsan saat melayani pelanggan.

Tak peduli akan kantong kresek berisikan nanas juga nasi bungkus itu, Hyunsuk melemparnya asal di halaman rumah dan menghentikan tukang ojek di pinggir jalan dengan cepat.

Sampai dirumah sakit Hyunsuk berlari ke arah resepsionis dan menanyakan keberadaan ibunya yang ternyata berada di IGD. Dengan langkah berantakan Hyunsuk mencari brangkar ibunya. Beberapa kali membuka tirai yang salah karena tidak ia temukan ibunya disana.

Lantas terdapat tirai terakhir di ujung yang Hyunsuk yakini adalah tempat ibunya berada. Dengan pelan Hyunsuk membuka tirai itu dan menemukan sosok bibinya menangis tersedu seorang diri. Menciptakan kernyitan bingung dari yang paling muda.

Juga apa apaan dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuh seseorang yang tengah berbaring itu.

"Ibu.."

Tangannya terulur pelan, membuka kain putih dengan gerakan lambat, dan tangisnya pecah di detik kesepuluh, saat melihat sosok ibunya dengan wajah pucat pasi benar terbaring disana.

Kakinya lemas, Hyunsuk menjatuhkan tubuhnya di lantai dengan air mata yang terus mengalir diserta tatapan kosong. Hyunsuk hilang arah, dirinya seperti hilang akal saat ini.

Baru semalam dirinya membuat ibu kecewa, baru samalam dirinya membuat ibu menangis. Sekarang sang ibu seolah menghukumnya dengan cara paling sakit yakni meninggalkannya seorang diri.

Ibu pasti sangat kecewa sampai pergi sangat jauh.

Hyunsuk pasti sangat merepotkan, pikirnya.

Tangan Hyunsuk terulur untuk memukul perutnya sendiri berkali kali, merutuk dan memakinya di dalam hati.

"Bibi pulang ya, kalo kamu butuh sesuatu kamu bisa hubungin, bibi gabisa lama lama disini dan nemenin kamu"

Hyunsuk hanya mengangguk kecil sebagai respon saat bibinya memutuskan untuk pulang seminggu setelah menginap di kediaman Hyunsuk.

"Kamu sehat sehat ya"

Lagi Hyunsuk berikan anggukan pelan. Setelahnya bahunya diusap beberapa kali sebelum bibinya memasuki taxi dan pergi.

Hyunsuk dengan pandangan kosongnya itu membalikkan badan, menatap rumah dengan halaman yang tampak berantakan karena tidak diurus. Bagaimana bunga bunga cantik milik ibu menjadi layu, bagaimana jalanan setapak lurus dengan pintu rumahnya itu menjadi penuh debu.

Rasanya sesak sekali melihatnya.

Karena itu Hyunsuk masuk kedalan rumah. Namun di dalam rumah ia kembali merasakan hampa, kosong, nan sepi. Tidak ada ibu yang akan berteriak menyuruhnya mandi seperti biasa jika sore seperti ini.

Hyunsuk kembali sendiri di ruang tengah, meringkuk memeluk tubuhnya dan menangis keras sampai langit berubah menjadi gelap.

Jihoon pergi, pun ibu juga pergi dan tidak akan kembali.

Lantas apa tujuan hidup Hyunsuk sekarang?

Ia tidak memiliki siapapun lagi. Hidupnya tidak lagi berguna. Tidak ada lagi harapan atau keinginan. Tidak ada lagi tujuan yang akan Hyunsuk capai.

Dadanya selalu sesak saat dirinya membuka mata dan tak menemukan siapapun di sampingnya.

Untuk itu opsi dihadapannya adalah opsi terbaik, mungkin.

anymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang