19

1.4K 212 30
                                    

Hyunsuk terus melirik kearah Jihoon yang sama sekali tidak mengeluarkan suara. Inginnya protes dan mengatakan mengapa kekasihnya itu terus mendiaminya. Jika Hyunsuk tidak bertanya dan menuntut jawaban, Jihoon tidak akan berbicara. Jika Hyunsuk tidak secara terus menerus merengek dan memanggil namanya, Jihoon tidak akan menatapnya.

Seperti saat ini, keduanya tengah berdua di dalam mobil setelah dua minggu lebih Hyunsuk dirawat dirumah sakit. Keadaannya membaik cukup cepat dari dugaan awal. Walau kekebalan tubuhnya masih tidak stabil, Hyunsuk sudah bisa pulang dan menjalani perawatan rutin setiap minggunya.

Kini, keduanya di perjalanan pulang, Hyunsuk akan tinggal di kediaman Jihoon untuk sementara. Membuatnya merasa begitu antusias akan memiliki waktu lebih banyak bersama Jihoon nantinya.

Namun Hyunsuk seolah tidak merasa jika yang sedang bersamanya sekarang adalah kekasihnya, melainkan hanyalah supir tua yang tidak pandai mencairkan suasana. Karena nyatanya, perjalanan yang memakan waktu cukup lama itu dihabiskan dengan kesunyian yang terasa membosankan.

"Aku nggak tau kamu udah bisa naik mobil, terakhir kali bukannya kamu bilang belum ada sim, ya?"

Hyunsuk berbasa basi, menunggu suara Jihoon membalasnya dengan cepat seperti biasa.

"Sekarang udah punya"

"Ah gitu.. terus kamu kalo kerja pake mobil dong?"

Jihoon hanya membalasnya dengan dehaman, membuat Hyunsuk sejatinya merasa sedih. Juga untuk kekasihnya yang bahkan tidak menatapnya saat berbicara, seperti biasa.

Hyunsuk paham, Jihoon mungkin fokus mengemudi, tapi setidaknya, lelaki itu bisa meliriknya sedetik saja. Atau paling tidak, tangan Hyunsuk yang kini menganggur bisa Jihoon pegang.

Untuknya Hyunsuk terus menatap Jihoon, merasa aneh dengan perlakuan kekasihnya sejak beberapa hari terakhir. Atau mungkin ini hanya perasaannya karena terlalu rindu dengan sang kekasih?

Duapuluh menit yang penuh dengan kesunyian itu usai dengan mobil yang terparkir apik di basement. Jihoon turun, tanpa mengucapkan apapun. Namun lelakinya itu memutar langkah untuk membukakan pintu untuk dirinya.

"Makasih Jihoon!"

Jihoon mengangguk, seperti biasa tidak mengeluarkan suara. Seolah mulutnya tengah di lem atau apapun itu yang membuatnya terus tertutup rapat. Hyunsuk yang sedikit kesal pun akhirnya menarik lengan Jihoon untuk ia gandeng.

"Kita dimana?"

"Apart aku"

"Hum? kamu punya apart?" Hyunsuk mengira Jihoon akan membawanya kerumah.

"Iya"

"Ah.. kamu belum cerita jadi aku nggak tau.." Hyunsuk berujar sedih, merasa semuanya seolah berjalan dengan cepat tanpa sepengetahuannya. Merasa semuanya banyak berubah seolah sudah bertahun tahun lamanya.

"Wah, bangunannya bagus banget ya"

Dan jangan lupakan untuk ingatannya yang berada pada tahun dimana dirinya masih remaja. Semuanya benar benar terasa asing di pandangan Hyunsuk sejak terakhir kali dirinya ingat.

"Jihoon.."

"Hm?"

"Ibu aku kapan ya pulangnya? aku tiba tiba kangen"

anymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang