"Hum? Liburan?"
Putrinya mengangguk semangat, Hyunsuk meletakkan alat masaknya dan menghampiri Aluna yang tengah memainkan layar ipadnya.
"Liburan kemana?"
"Jepang! Aluna mau ke Jepang"
"Boleh, nanti papa siapin-"
"Em papa.."
Hyunsuk hendak kembali ke tempatnya semula sebelum panggilan kecil dari anaknya membuat ia menoleh. "Iya, kenapa?"
"Tapi kalo liburannya nggak berdua.. em.."
Aluna terlihat ragu melanjutkan kalimatnya. Namun Hyunsuk menangkap keraguan itu dan tersenyum untuk meyakinkan. "Siapa? Aluna punya rencana liburan sama-"
"Sama ayah!" sargah si cantik cepat, sukses membuat Hyunsuk terdiam sejenak.
"Sama oma juga"
Tak ayal terkejutnya semakin menjadi, Hyunsuk menyerngitkan keningnya bingung dengan tuturan Aluna mengenai Oma. Walau ada sosok yang berada dalam bayangannya, namun Hyunsuk mencoba bertingkah tidak tau. "Oma? siapa yang Luna maksut?"
"Em.. itu.. orangtua-nya ayah.. em papa.. a-aku belum bilang ya kalau seminggu lalu aku ketemu mereka.. itu papa nggak marah kan? maaf baru bilang sekarang, Aluna.. lupa.."
Yang lebih tua masih diam, membuat Aluna sedikitnya memainkan tangannya secara acak.
"Terus untuk liburan.. masih pikiran aku aja.. em karena kan bentar lagi liburan semester.. mungkin bakal seru.. k-kalau kita liburan bareng. t-tapi kalau papa nggak mau! nggak apa apa! aku juga belum bilang kok ke ayah, cuma pengenku aja hehehe"
"Papa mau kok sayang, kalau buat Aluna happy, papa mau"
Sekaligus menebus kesalahan papa atas kesedihan kamu beberapa bulan terakhir.
"Beneran?! papa mau?! kalau mau aku bakal langsung kasih tau ayah, jadi ayah nggak perluㅡ eh?"
"Iya? Kenapa sayang?"
"Oh nggak! bukan apa-apa hehehe"
Hyunsuk menggeleng kecil dibarengi senyuman heran. Ia kembali berjalan kearah dapur tanpa tau jika Aluna bernafas lega dibelakang karena rencananya hampir saja ketahuan.
↔
Jihoon melepas maskernya usai memasuki mobil yang dirinya parkiran didepan supermarket. Jihoon menenggak rakus air isotonik yang baru saja dibelinya itu. Setelah tenggorokannya merasa puas, ia lempar asal botol itu di kursi penumpang.
Tangannya bergerak untuk kembali memasang seatbelt saat ponsel yang ia letakkan di dashboard menyala.
Nama Hyunsuk terlihat jelas. Lantas senyumnya terukir tipis.
"Iyaa?"
"Ji, kamu bisa jemput Aluna nggak nanti sore? maaf banget, aku tiba tiba ada kerjaan, nggak bisa jemput dia"
Jihoon tersenyum semakin lebar dan mengangguk walau Hyunsuk tak dapat melihatnya. "Iya, bisaa"
"Ah makasih banyak ya, maaf ngerepotin mulu"
"Nggak repot kok, jemput anak sendiri kan"
"A-ah iya, makasih ya"
Jihoon lagi lagi mengangguk, tak payah menjawab karena mulanya ia kira obrolan itu usai begitu saja. Keterdiaman mereka berdua benar benar Jihoon anggap usai. Lelaki kelahiran Maret itu menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat jika sambungan panggilan itu masih tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
anymore
Fanfictionsemesta seolah memperkenalkannya sebagai tokoh antagonis sejak awal. ⚠️ bxb, m-preg