"Gue mau berhenti"
Donghyuk mendongak kaget dan melotot marah pada arah Jihoon, yang kini sudah siap dengan riasan dan in-ear monitornya.
"Maksut lo mau berhenti apa?"
"Gue- nggak, nggak bisa, gue nggak bisa kayak gini, g-gue mau berhenti. Gue nggak bisa, gue nggak bisa!"
Donhyuk menyerngit tak paham, Jihoon melepas in-ear monitornya dan meletakkan mic berwarna merah berkilaunya di meja rias.
'sepuluh menit lagi naik panggung ya'
Adapun suara teriakan salah satu staff membuat Donghyuk kelabakan sendiri, dirinya bingung dan menahan tubuh Jihoon yang hendak keluar.
"Ji? maksut lo apa hah?! lo mau kemana?!"
"Gue gak bisa!"
"Apanya yang gak bisa?! lo ngomong apa sih?!"
"Gue mau berhenti, gue mau pulang, gue mau ketemu pacar gue!"
Donghyuk mencengkram bahu Jihoon yang naik turun. "Jangan gila! sadar Jihoon sadar!"
"Bang.."
Jihoon menunduk saat merasakan cengkraman erat di bahunya, dirinya menyandarkan dahinya di pundak sang manager.
Lelah, dirinya seolah akan gila sedikit lagi.
Lantas mulai terdengar isakan di ruangan itu, ruangan dengan tulisan 'Soloist Park Jihoon' di pintunya itu menjadi legang, hanya suara isak pilu yang terdengar.
"Bang.. gue enggak bisa.."
"Lo bisa Ji lo bisa! gue mohon sadar, lo gak bisa kayak gini, l-lo gak bisa ngelepasin tanggung jawab ini! ini acara penghargaan pertama lo, udah banyak orang yang nungguin, kalo lo pergi, semuanya bakal selesai"
KAMU SEDANG MEMBACA
anymore
Fanfictionsemesta seolah memperkenalkannya sebagai tokoh antagonis sejak awal. ⚠️ bxb, m-preg