Hyunsuk terus mendesah gusar, menarik rambutnya frustasi dan terus menatap ponsel, berharap ada kabar terbaru tentang anaknya dari siapapun itu.
"Hyunㅡ"
"Yoshi ayo kita ke polisi"
"Kan barusan udah, dan laporan kita ngga diterima karena belum 24 jam sayang. Udah ya kamu tenang dulu.."
"Gimana aku bisa tenang? Aluna, aku ngga tau dia dimana, dia semalam tidur dimana, dia udah makan apa belum, dia sama siapa, dia aman atau nggak, aku nggak tau.."
"Dia mungkin lagi pergi kerumah temannya"
"Dia semalaman nggak pulang! kamu kira kemana dia malam-malam tanpa bilang ke aku? Aku kira dia ada sama Jiㅡ"
Ujarannya terputus, ia tak melanjutkan namanya. "Tapi ternyata nggak ada"
"Hyunsukㅡ"
Hyunsuk kembali menunduk untuk menyembunyikan tangisnya. Ia frustasi, tidak tau kemana lagi harus mencari. Baru saja dirinya kembali dari apartment Jihoon dan langsung pergi ke sekolah sang anak, namun seperti dugaannya, Aluna tidak datang ke sekolah. Hyunsuk sudah bertanya, pada teman-teman sekelas Aluna, juga pada wali kelas, meminta bantuan dengan raut memohon untuk mengabari jika melihat putrinya.
"Aku mau cari anakku lagiㅡ"
Dengan gerakan terburu Hyunsuk beranjak, menyambar asal kunci mobilnya saat Yoshi mulai menahan tubuhnya untuk tidak pergi.
"Kamu butuh istirahat! dari semalem sampe pagi kita udah cari dia kemana-mana, tanpa tidur! kamu juga belum makan, Hyunsuk, please dengerin aku. Kita bakal ke kantor polisi sebentar lagi, jadi aku mohon kamu tenang dulu"
"Aku nggak bisa tenang Yosh! Kenapa kamu nyuruh aku buat tenangㅡ anak aku! kalo ada apa apa sama Aluna gimana?!"
"Anak kita! anak kita bakal baik-baik aja, percaya sama aku, hum? Aluna bakal baik-baik aja"
Hyunsuk menggeleng perlahan dan membiarkan tubuhnya direngkuh oleh yang lebih tinggi. Hyunsuk menangis, lagi-lagi terisak saat memikirkan kemana kiranya Aluna pergi. Hyunsuk bahkan tidak tau apa yang membuat putrinya seperti ini. Karena Hyunsuk tidak pernah menghadapi situasi yang membuatnya takut setengah mati seperti ini. Hyunsuk takut, akan hal buruk yang terjadi pada Aluna nanti.
Dan jika hal buruk terjadi pada putrinya, maka Hyunsuk tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
↔
Getaran ponsel yang berada di tangannya itu membuat tidurnya terganggu. Jihoon membuka mata cepat, melihat siapa gerangan yang tengah menelponnya saat ini. Berharap itu adalah Aluna atau siapapun yang akan memberikan kabar tentang sang putri.
"Iya, bang?"
"Dimana? lo ngga di apart?"
"Nggak"
"Belum ketemu?"
Jihoon menggeleng walau tau si manager tidak bisa melihatnya. Dirinya memijat pelipisnya yang berdenyut sakit lantaran tidur terduduk di kursi kemudinya entah sejak kapan.
"Ji"
"Hum?"
"Sorry, gue nggak bermaksut nambahin pikiran lo, tapi lo sama Sahiㅡ kalian ribut?"
Jihoon mengerutkan kening pertanda bingung. Memorinya kembali memutar adegan dimana tadi pagi Asahi berkata hal yang tidak masuk akal didepan Hyunsuk, lantas keduanya sama-sama tidak mengeluarkan suara setelahnya. Jihoon meninggalkan Asahi di apartmentnya, sedangkan dirinya telah mencari Aluna sejak pag buta tadi tanpa kembali memikirkan Asahi.
![](https://img.wattpad.com/cover/335794848-288-k917159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
anymore
Fanfictionsemesta seolah memperkenalkannya sebagai tokoh antagonis sejak awal. ⚠️ bxb, m-preg