15

1.7K 223 34
                                    

Hari ini hari jumat.

Hari dimana Aluna memintanya untuk datang lagi saat putrinya itu pulang dari sekolah.

Jihoon menahan senyumnya saat semua murid mulai keluar satu persatu. Dari dalam mobilnya, Jihoon meneliti satu persatu dan mencari Aluna.

Senyumnya tercetak saat menemukan Aluna keluar dengan rambut panjang yang dikepang menjadi dua, lucu sekali putrinya.

Jihoon melambai kecil saat Aluna menatapnya, menatap mobilnya dengan raut yang sama sekali tidak bisa Jihoon artikan. Lantas yang lebih tua menyerngit bingung saat Aluna berbalik arah, menuju arah berlawanan ketimbang menghampiri mobilnya.

Tanpa menunggu lama Jihoon keluar dari mobil, mungkinkah anaknya itu lupa jika ia telah membuat janji sebelumnya.

"Aluna!"

Jihoon memanggil, namun Aluna bahkan tidak berbalik dan terus berjalan. Sampai Jihoon semakin dibuat heran saat dirinya berjalan lebih cepat dan menghadang jalan Aluna.

"Hey, kamu nggak denger saya panggil, ya?"

Jihoon tersenyum dengan nafas terengah karena terus mengejar langkah cepat Aluna. "Kamu lupa ya? kamu minta saya kesini beberapa hari lalu"

Namun Aluna tidak menjawab dan hendak menghindar sebelum Jihoon menahan pergelangan tangannya.

"Alu, kenapa?" Jihoon mulai sadar akan wajah datar Aluna padanya. Tidak, Aluna tidak pernah menatapnya seperti itu. Dirinya tidak pernah ditatap seasing itu.

"Om-"

Jihoon menunggu Aluna yang tiba tiba terdiam, entah kenapa putrinya terlihat gelisah saat ini.

"Om Jihoon"

"Iya?"

"Alu sayang sama papa, Alu nggak mau papa sedih, Alu cuma punya papa di dunia ini, jadi Alu nggak mau papa kecewa sama Alu"

Jihoon menyerngit semakin bingung. Ia menarik Aluna untuk menepi dan duduk disalah satu bangku di pinggir jalan.

"Kenapa Aluna? kamu kenapa, hum? kamu berantem sama papa, iya?"

Aluna menggeleng ribut. Tanpa sadar menggigit bibir dalamnya sangat kuat menahan isak yang kapan saja keluar saat melihat lelaki didepannya.

"Aluna sayang banget sama papa, nggak mau bikin papa sedih karena Alu yang egois.."

"Ayah.." Aluna ingin memanggilnya demikian, Aluna menahan teriakan di hatinya dengan rasa sesak sebaik mungkin.

"Alu mau nurut sama papa, buat nggak ketemu sama om Jihoon lagi, meskipun Alu nggak tau alasan papa ngelarang Aluㅡ"

"Alu mau peluk ayah, Alu mau sama ayah"

Aluna benci saat apa yang keluar dari mulutnya tidak sama dengan apa yang hatinya inginkan.

"Alu mau papa bahagia, Alu bakal punya keluarga lengkap sebentar lagi, sama papa, sama ayah Yoshi juga!"

"Alu sedih sekarang, kenapa Alu sesedih ini ketika harusnya Alu bahagia kalo papa sama ayah Yoshi menikah"

"Om Jihoon, makasih udah jadi temennya Aluna selama ini, maafin Alu kalo bandel"

"Makasih buat nggak pernah biarin Aluna ngerasa sendirian, ayah"

Aluna selesai dengan kalimatnya. Matanya berkaca kaca tanpa bisa lagi ditahan. Menatap lelaki didepannya yang kini terdiam.

Aluna terus menggigit bibir dalamnya sampai ia rasakan anyir disana.

anymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang