Jihoon memasuki apartment mewahnya dilantai teratas. Dirinya membaringkan tubuh lelah setelah seharian ini melakukan syuting iklan dan rekaman tanpa henti untuk lagu terbarunya yang akan dirilis saat anniversary-nya yang ke 13.
Helaan nafas berat itu keluar untuk kesekian kali. Jihoon meletakkan tangannya sendiri untuk bertumpu di dahi.
Suara pintu terbuka pun tak membuat Jihoon berkutik, malah semakin mengeratkan matanya dengan keringat yang terus bercucur dari dahi akibat ac yang memang sengaja mati.
"Jihoon! lo kenapa nggak angkat telpon? udah liat berita belum?!"
Dan Jihoon bertingkah tak peduli, menggerakan kepalanya untuk mencari kenyamanan tanpa susah payah membalas tanya managernya yang kini terdengar semakin mendekat.
"Mantan lo berulah lagi, dan nama lo keseret kali ini"
"Dia bukan.."
"Tapi publik taunya kalian iya!"
"Ya kenyataannya nggak pernah!"
Tampak sang manager yang lebih tua empat tahun dari Jihoon itu menghela nafasnya kesal. Mengurut keningnya sendiri akan sikap artistnya.
"Lo mending bangun dan siap siap ke agensi, kita harus diskusiin buat ngambil langkah dan konfirmasi semuanya"
Pada akhirnya yang sejak tadi tengah berbaring itu membuka matanya malas. Bangun dan menatap sang manager dengan tatapan datarnya. "Apa yang harus dikonfirmasi? gue nggak ngapa ngapain? gue aja gak pernah ketemu dia lagi sejak project terakhir setahun lalu"
"Lo beneran ga buka hape?! ini udah rame dan jadi trending sekarang. Mantan lo bilang-"
"Bukan mantan gue!" decak Jihoon kesal.
"Ya oke whatever! tapi dia bilang di salah satu interviewnya sama youtuber terkenal, views nya udah lebih dari 3 juta dalam waktu 6 jam setelah dirilis!"
".. dia bilang pernah hamil sama mantan pacarnya yang terakhir, dan mantannya yang terakhir yaitu lo- kata dia nyuruh buat gugurin kandungannya. Gilaaa, lo tau sepusing apa kepala gue sekarang karena agensi terus terusan telpon gue dari tadi, sedangkan lo?! disini dengan santainya tiduran dan gak angkat telpon gue!"
Jihoon reflek memasang muka kesal. Dirinya berdecak dan bangkit dari ranjang untuk berjalan acuh kearah counter dapur.
"Nih, pak Suho telpon lagi! please lah Ji, ayo siap siap kita pergi" nada buru buru itu mengganggu telinga Jihoon.
Jihoon yang tengah menenggak habis sebotol air dingin itu pun membanting botol plastiknya cepat sampai menciptakan suara decitan plastik yang diremas. Matanya yang tampak penuh dengan kilat emosi itu perlahan bergulir menatap tepat pada mata managernya.
"Bang.." panggilnya pelan disertai raut datarnya.
"Hah?!"
Sejenak Jihoon terdiam, tak jadi menyampaikan apa yang tengah mengganjal di kepala. Dirinya tahan sebaik mungkin di ujung lidahnya dan berakhir dengan mendesah pasrah.
"Bentar, gue ambil jaket dulu"
↔
Jari kecilnya itu terus bermain diatas layar besar yang kini berada di pangkuannya. Menggesernya dari atas sampai ke bawah sejak tadi tanpa henti. Kedua mata sipitnya terus bergulir, tak membirkan barang sekatapun luput dari pandangannya.
Dari headline berita, sampai dengan ribuan komen berisi dukungan bahkan cemooh. Hyunsuk baca satu persatu.
Tentang berita yang tengah ramai, tentang Jihoon, yang katanya adalah sosok dibalik si A yang memaksa kekasihnya untuk menggugurkan kandungannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/335794848-288-k917159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
anymore
Fanfictionsemesta seolah memperkenalkannya sebagai tokoh antagonis sejak awal. ⚠️ bxb, m-preg