4

2.4K 307 61
                                    

Kacamata hitam yang bertengger apik itu si empunya turunkan saat laju mobilnya mulai memelan.

Melihat sebuah kemacetan yang sejatinya baik untuk diumpati di siang hari seperti ini.

Getaran ponsel lantas membuatnya menoleh, melepaskan kacamata hitamnya dan mengambil ponselnya cepat melihat siapa gerangan yang menelpon.

"Where are you?!"

Oh, teriakan diseberang sontak membuatnya harus menjauhkan ponsel dari jangkauan telinga sejenak.

"Lagi dijalan sayang.. ini macet tau"

"Luna udah nungguin dari tadi loh?"

"Iya sebentar, sabar dulu"

"Hurry up papa~"

Dan kesayangannya mulai merengek diseberang sana, untuk itu Hyunsuk merasa lega saat kembali melihat mobil didepannya mulai bergerak.

"Oke oke, on my way princess, ngebut nih"

"Nggak boleh ngebut! bahaya!"

"Yaa oke? nggak boleh ngebut tapi si cantik minta cepet? oke.."

"Papa!"

"Iyaaa, udah dulu ya papa udah mau sampai.."

Hyunsuk menambah kecepatan audinya saat jalanan kembali lenggang. Menjemput sang buah hati yang pasti sudah merengut sebal disana.

"How was school today?"

"Ya kayak gitu.."

"Kayak gitu gimana? papa mau denger"

Hyunsuk mengulurkan tangannya untuk membersihkan bekas saus yang tertinggal di bibir sang anak. Saat ini mereka tengah makan siang di restaurant fastfood kesukaan keduanya.

"Biasa aja, nothing special"

"Aluna.."

Hyunsuk memanggil pelan, melihat anaknya yang kini merengut nampak menyembunyikan sesuatu.

Aluna ini berumur 12 tahun dan baru saja memasuki bangku sekolah menengah pertama seminggu lalu. Hyunsuk mungkin tidak selalu memantau perkembangan anaknya karena sibuk bekerja, namun Hyunsuk harus tau apakah Aluna betah atau tidak di sekolah barunya.

"Tadi tuh kesel karena ada yang isengin Luna!"

"Isengin gimana?"

"Minjem buku Luna buat kipas kipas! terus dia juga mainin bulpen Luna sampe berantakan. Luna marahin, tapi dia cuma ketawa ketawa"

"Siapa?"

"Ada lah papa engga tau"

"Luna marah?"

"Sedikit. Dia udah minta maaf pas pulang sekolah tadi, kasih Luna susu coklat"

Hyunsuk tersenyum, mengelus rambut panjang Aluna sayang, maklum pada anaknya yang menjadi mudah sekali kesal karena masa pertumbuhannya.

Keduanya kembali menyuap hamburger dengan sunyi yang kembali mengisi.

"Oh! Jihoon!"

anymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang