Chapter 28 ❤❤❤

5.2K 487 10
                                    


"Tuan Limario sudah melewati masa kritisnya dan hanya tinggal pemulihan luka luarnya saja"  Dokter berkata setelah memeriksa Limario yang sudah sadar dari koma nya,dokter juga mencabut alat-alat yang selama ini menempel pada tubuh Limario.

"Apa aku sudah bisa pulang dokter"  Ucap Limario begitu saja yang mendapatkan lirikan dari Jennie dan kedua orang tuanya,bagimana bisa dia baru saja sembuh sudah meminta pulang.

"Mungkin 2 hari lagi anda bisa pulang tuan,setelah kita memastikan semuanya baik-baik saja dan anda hanya perlu chek up seminggu sekali,untuk memastikan luka luar mengering"  Limario hanya menghela nafas lemah,sementara Jennie segera mendekatinya dengan membawa semangkuk bubur.

"Ayolah hanya 2 hari,setelah itu kamu bisa pulang,sekarang buka mulutmu aku akan menyuapimu bubur"  Limario melihat bubur yang berada di tangan Jennie,seketika dia menggeleng karna dia sama sekali tidak menyukai bubur itu,terlebih lagi itu buatan rumah sakit yang pastinya hambar.

"Aku tidak ingin itu nini,aku mau samgyetang ayam,menurutku itu jauh lebih enak"   Limario berkata sambil menunjukkan pupy eyes nya,dia berharap Jennie tidak memaksa nya makan bubur dan mau memberikan apa yang dia inginkan.

Jennie yang mendapatkan tatapan Limario sedikit membuatnya terkekeh,bagaimana tidak,saat ini pria itu tengah memasang wajah imutnya.

"Kau tidak akan mendapatkannya sebelum lukamu mengering Limario,jadi menurutlah kamu harus makan bubur ini,setelah sembuh aku janji akan membuatkanmu samgyetang"  Limario menundukkan kepalanya saat Jennie dengan halus menolak permintaannya,dia hanya bisa pasrah karna ini semua juga demi kesembuhannya.

"Yayaya,aku menurut"  Limario membuka mulutnya dengan wajah cemberut sambil menunggu suapan Jennie. Sementara di sisi lain,kedua orang tua Limario terlihat bahagia melihat interaksi Jennie dengan Limario yang begitu perhatian pada anaknya.

"Uhm,Mommy sama Daddy kami akan pulang dulu sayang,nanti sore kami akan kembali lagi,ada urusan di kantor yang belum terselesaikan" Tukas Nyonya Tiffanny sambil menghampiri Limario dan mengecup kening putranya.

"Kau baik-baik saja disini jagoan,lagi pula Jennie sedang bersamamu,Daddy harap kau tidak macam-macam padanya"  Timpal tuan Daniel dengan mengedipkan satu matanya,tersenyum jahil pada Limario,yang sekarang menatapnya tak percaya.

"Dadd...aishh aku tidak mungkin seperti itu"   Limario menundukkan wajahnya setelah menjawab perkataan ayahnya,sementara Jennie hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan senyumannya mendengar ayah Limario mengatakan itu.

Jisoo mencabik bibirnya ke depan saat dirinya dan Rose baru saja keluar dari mobilnya,dia sedikit menghentak hentakan kakinya dengan sebal,sementara Rose yang mengetahui gelagat kekasihnya itu hanya bisa menghela nafas dalamnya saja.

Semenjak mereka keluar dari kedai ayam goreng,tadinya Jisoo begitu semangat karna dia sudah memesan berbagai macam ayam goreng dengan bumbu berbeda,namun senyumannya pudar saat rose mengatakan.

"Kita akan menjenguk Limario,dan semua ayam ini akan kita berikan untuknya"   Saat itu juga bibir Jisoo berkedut menahan kesalnya terhadap Rose yang begitu mudahnya memberikan semuanya,padahal Jisoo sangat menyukai ayam itu.

"Apa kau akan terus seperti anak kecil Kim jisoo,hanya karna ayam ini Aigoo,aku seperti memiliki putra yang begitu menyebalkan"  Rose memijit pelipisnya sendiri,sementara Jisoo hanya menggerakkan bibirnya mengikuti omelan Rose padanya barusan.

"Baiklah jika kau tidak mau mendengar,maka jatah menciumku akan aku tutup untukmu selama sebulan"  Mendengar ancaman Rose membuat Jisoo langsung berjalan kearah kekasihnya sambil menyengir seolah tak mau jika sampai itu terjadi.

"Baiklah sayangku,aku akan mendengarmu,ayo kita segera menuju ruangan Limario,aku tidak sabar melihatnya memakan ayam goreng ini dengan lahap lets go"  Jisoo menarik tangan Rose dengan semangat dan senyuman kelincinya yang merekah yang terlihat di paksakan.

"Terserah kau saja"   Gumam Rose yang tak habis pikir dengan tingkah Jisoo yang kadang berubah-ubah.

Setelah melangkah menyusuri koridor rumah sakit,mereka berdua akhirnya sampai diruangan tempat Limario di rawat.

Jisoo dan Rose segera membuka pintu ruangan itu sambil menenteng beberapa makanan yang mereka beli untuk Limario,meskipun ada seseorang yang sedari tadi masih menggerutu.

Ceklek

Pintu terbuka dan begitu saja mereka berdua langsung masuk kedalam,yang ternyata disana terlihat sepasang Seulrene yang sudah tiba duluan,dan juga Limario yang masih terbaring dengan seseorang gadis yang duduk di kursi sebelah ranjangnya yaitu Kim Jennie.

"Hai guys,kami datang!!!   Jisoo sedikit mengeraskan suaranya,yang membuat atensi ketiga gadis yang berada di dalam ruangan itu menatapnya tajam.

"Bisakah kau memelankan suaramu Jisoo_ya"  Irene menekankan suaranya dengan tatapan tajamnya kearah Jisoo yang malah menyengir kuda tanpa rasa bersalahnya.

"Kita baru saja datang baby apa kau mau kita di usir akibat suaramu yang cukup menggelegar"  Rose tak kalah menatap tajam kekasih random nya itu.

"Jika saja bukan dirumah sakit mungkin saat ini aku akan membalas meneriakimu"  Jennie ikut menimpalinya.

Ketiga gadis itu seolah mengeroyok Jisoo dengan tatapan yang cukup menakutkan hingga membuat Limario dan Seulgi ikut bergidik ngeri.

"Aww sakit"  Semua sontak menoleh kearah Limario yang baru saja mengeluh kesakitan sambil memegang perutnya yang masih terbalut perban.

"Apa yang sakit,aku akan memanggil dokter bertahan sebentar, arra"  Jennie dengan wajah khawatirnya hendak keluar untuk memanggil dokter,namun Limario menahan lengan nya dan tersenyum kearahnya.

"Bukan sakit karna luka ini"   Tukas Limario sambil mempoutkan bibirnya.

"Lalu apa,katakan padaku" Limario menunjuk kearah paperbag yang Jisoo tenteng,aroma ayam goreng yang berasal dari paper bag itu membuat Limario meyakini bahwa pria itu tengah membawa makanan lezat.

"Baby berikan padaku"  mengerti arah mata Limario,Rose kemudian mengambil paperbag yang berisikan ayam goreng itu,walaupun harus menciptakan drama singkat,karna Jisoo masih menahannya,namun dengan tatapan tajam Rose yang melotot,berhasil membuat Jisoo memberikan paper bag itu.

"Untukmu,kami tadi membelinya di kedai yang sangat terkenal akan kelezatan ayam goreng ini"  Ucap Rose penuh semangat dan Limario tak kalah semangat mendengar ayam goreng itu,seketika air liurnya terasa akan mengalir membayangkan rasa ayam goreng yang sudah berada di depan matanya,mengingat tadi dia hanya memakan bubur hambar dan buah-buahan yang Seurene bawakan untuknya,membuat Limario tak cukup merasa puas.

"Aku akan memak.."  Belum selesai Limario mengucapkan kalimatnya,Jennie sudah merebut paperbag itu.

"No,tidak, kamu belum boleh memakan-makanan yang di goreng Limario,ini peringatan dan kalian boleh memakannya tapi tidak untuk Limario"  Jennie menaruh paperbag itu yang langsung di sergap oleh Seulgi yang tak mau kalah cepat dengan Jisoo yang sudah mendengus kesal kearahnya.

"Maafkan aku eonni,aku tidak mengira jika Limario bisa memakannya"  Jennie menggeleng dan mendekati Rose yang tertunduk.

"Sudahlah lagi pula aku belum memberitahu kalian"  Ucapan lembut Jennie membuat Rose kembali mendongak kearahnya.

Limario kembali pasrah saat dirinya tidak di perbolehkan lagi memakan,makanan yang sangat enak menurutnya,dia hanya bisa melihat kearah Jisoo dan Seulgi yang tengah lahap menikmati potongan ayam goreng itu.

"Kalian makan diluar saja,jangan membuat Limario menelan liurnya berkali kali"  Irene menyuruh mereka berdua yang tengah asyik mengunyah.

"Baiklah kami akan keluar,dan untukmu sahabatku,maafkan kami yang sudah membuat liurmu tersiksa xixixi"   Setelah mengatakan itu Seulgi dan Jisoo keluar dari dalam ruangan Limario.

Awas kalian berdua,jika aku sembuh nanti,aku akan memborong semua ayam-ayam itu tanpa berbagi pada kalian berdua.

Bersambung....

Mendekati end,maaf thor baru up,semoga selalu suka cerita thor,see u next time..


Mencintai SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang