3 Bulan berlalu.
Masih dengan keadaan yang sama dan sikap yang sama,semenjak kejadian itu,Jennie terus mengurung dirinya di dalam kamarnya,selama itu juga dia meninggalkan statusnya sebagai pelajar,dia enggan pergi kemanapun dan bertemu siapapun selain kedua orang tuanya yang mengurusnya dan berusaha membujuk putri satu-satunya itu,namun Jennie tetap berada di posisinya tanpa peduli lagi dengan keindahan diluar rumahnya atau menghabiskan waktu bersama teman-temannya,karna dia hanya tetap berada di dalam kamar tanpa keluar sedikitpun. Rose,irene,Seulgi dan Jisoo mereka sering mengunjunginya namun Jennie bahkan juga tidak mau bertemu dengan mereka,seperti saat ini Irene dan yang lainnya kembali mengunjunginya.
"Apa Jennie masih belum mau keluar aunty" Tanya Rose,nyonya Min_young hanya tersenyum lemah,semenjak kejadian yang menimpa putrinya sehingga anaknya menjadi tertutup seperti sekarang,membuatnya juga merasakan sakit,begitupun ayah Jennie tuan Seo joon yang selalu berusaha mencari keberadaan keempat pria brengsek yang sudah menghancurkan putri mereka.
"Entah sampai kapan dia terus seperti itu,kami sangat khawatir dengan masa depannya jika dia terus saja menutup diri,dan mengurung dirinya sendiri" Nyonya Min_young menghembuskan nafasnya lemah,Rose yang mendengar itupun ikut terenyuh bersama ketiga temannya,bahkan Seulgi dan Jisoo sebagai pria mereka juga merasa sangat sedih.
"Bisakah aku menemuinya aunty" Irene ingin menemui Jennie,dia ingin melihat secara langsung sahabatnya itu yang sama sekali tidak mau bertemu dengannya bahkan Jennie akan mengamuk jika mereka mendekatinya.
"Apa kau tidak apa rene,jika Jennie mengamuk lagi,lebih baik jangan,aunty tidak ingin melihat Jennie mengamuk lagi melihat kalian dan melakukan kekerasan terhadapmu" Benar saja waktu itu Irene dan Rose pernah mendekati Jennie,namun dia mengamuk dan mengusir Rose dan irene serta melempar mereka berdua dengan vas bunga yang berada di kamarnya,maka dari itu nyonya Min_young melarang mereka untuk menemuinya,dia hanya tak ingin teman-teman Jennie terluka.
"Benar kata aunty,sebaiknya kita tidak menemuinya sampai dia kembali seperti dulu"
"Tapi kapan bear,kapan itu terjadi,aku sangat merindukan tawanya dan aku tidak bisa melihat sahabatku terluka dan menderita sendirian seperti sekarang" Irene menyela ucapan Seulgi,yang membuatnya menitikan air matanya,dia sangat merindukan sahabanya itu. Rose perlahan mengusap lembut bahu Irene yang naik turun sedang terisak dengan kesedihannya memikirkan sahabatnya Jennie.
Jisoo memilih untuk keluar dari rumah Jennie,dia tak kuasa melihat teman-temannya yang tengah bersedih,apalagi dia sendiri yang menyelamatkan Jennie dan mendengar semua dari Somi tentang apa yang sudah terjadi pada Jennie,meskipun mereka belum sempat berbuat lebih jauh,namun itu tetap saja menyakiti Jennie dan membekas diingatannya,sehingga membuat Jennie menjadi seperti itu,dia bahkan dan teman-temannya merasa tidak mengenal lagi sosok Jennie yang sangat hancur saat ini.
"Apa mungkin hanya dia yang bisa membuat Jennie kembali" Jisoo memikirkan seseorang yang mungkin saja bisa membuat Jennie kembali seperti dulu,dia Limario yang selalu dekat dengan Jennie sejak kecil.
Jisoo tidak membuang waktu lagi,dia langsung mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi nomer ponsel Limario.
Tuutt...
Tuutt...
"Jisoo ya,ada apa menghubungiku,apa kau merindukanku sobat"
Jisoo memejamkan matanya lega akhirnya Limario menerima panggilannya.
Jisoo menghela nafasnya sesaat,lalu dia memberitahukan semuanya kepada Limario yang sudah terdengar suara menahan emosinya,mendengar apa yang sudah menimpa Jennie.
"Aku akan datang,dan membuatnya kembali seperti dulu"
Kata-kata itu membuat Jisoo senang dan bersemangat,dia sangat yakin bahwa Limario pasti bisa membuat Jennie kembali seperti dulu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Sahabatku
RomansaSejak kecil mereka selalu bersama bahkan hingga beranjak Dewasa. Jennie Ruby jane dan Limario Bruscler Manoban Mereka berdua Sahabat sejak kecil,namun diantara mereka menyimpan perasaan Lebih dari sekedar sahabat,Limario sangat menyukai Jennie peras...