Mangan.

2.6K 215 2
                                    

kalo ga jelas maaf ya, author habis pusing belajar matematika.


























       Pagi hari di sebuah desa yang terletak dekat pegunungan dan persawahan. Ini adalah awal pagi yang baru untuk Gracia. Biasanya, di pagi hari Gracia sudah melihat orang berkeliaran menggunakan motor atau mobil, namun berbeda disini, di pagi ini ia sering melihat sesuatu yang baru baginya, khusus penjual sayur keliling, dll. Gracia berjalan keluar rumah, di teras ia sembari melihat aktivitas warga desa di pagi ini.

      Gracia juga sering mendapatkan sapaan dari warga warga yang lewat di depan rumahnya.

" Sayang, sudah bangun?" Sapa Sean yang menyusul Gracia di teras.

" Udahh, aku sengaja bangun pagi, ternyata suasana nya sejuk ya" Ujar Gracia.

    Sean tersenyum.

" Yauda, jalan jalan yuk?" Ajak Sean.

Gracia mengangguk antusias, Gracia langsung merangkul lengan Sean. Sean terkekeh, lalu mereka berjalan mengelilingi desa.

" Sayang, mereka nyapa kamu, terus kamu juga nyapa mereka,  emang kenal kamu?" Tanya Gracia.

" Ada yang kenal, ada yang engga, sayang " Jawab Sean.

" Tapi, kenapa saling sapa menyapa, sayang? tadi, waktu aku bangun duluan, sebelum ada kamu, juga banyak yang nyapa aku" Ujar Gracia.

Sean tersenyum.

" Itu sudah hal biasa, sayang. Itu, namanya sopan santun, kebiasaan dari orang dulu yang harus tersimpan sampai sekarang dan nanti. Kenal atau tidak, kita harus menayapa nya, apalagi yang lebih tua dari kita, kita harus menyapa nya, atau bilang monggo atau artinya permisi, untuk menghormati orang yang lebih tua dari kita" Jelas Sean.

  Gracia mengangguk paham. Ia kembali memerhatikan sekeliling desa.

" Udah jam 7, kok masih dingin ya, babe?" Tanya Gracia heran.

" Iya, sayang. Kan Deket pergunungan sama perbukitan, babe" Jawab Sean.

" Mas sean!!!! " Panggil Zean dan Aldo dari belakang.

Sean dan Gracia menoleh secara bersamaan. mereka melihat kedua adik Sean yang sedang berlari ke arah mereka.

" Ada apa, dek? " Jawab Gracia.

" Kalian jalan jalan kok ga ngajak, sih" Sebal Aldo.

" Mas pikir kalian masih tidur" Jawab Sean.

" Engga ya" Jawab Zean.

Sean terkekeh, lalu mereka berempat melanjutkan jalan jalan paginya.




    Setelah puas jalan jalan, Sean, Gracia dan kedua adik Sean memutuskan untuk pulang dan mandi. Setelah mandi dan lain sebagainya, Sean menyiapkan sarapan yang sempat ia beli tdi subuh. Saat ingin memanggil Gracia dan kedua adiknya, Sean melihat Gracia yang sedang menatap foto keluarga nya.

   Sean tersenyum, ia merangkul pinggang Gracia.

" Itu, alm. calon ayah mertua kamu dan itu almh. calon ibu mertua kamu" Ujar Sean.

" Kalo itu, siapa?" Tanya Gracia sembari menunjuk ke arah foto masa kecil Sean.

" ooh, itu aku, hehe" Jawab Sean.

" gemes banget" Guman Gracia yang masih terdengar oleh Sean.

" akunya?" Jawab Sean dengan percaya diri.

" Bukan, tuh boneka harimau nya" Jawab Gracia.

Gracia terkekeh melihat wajah Sean yang langsung bete.

Dokter Arsean [𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang