28 : 4 =

3.3K 268 0
                                    

hellow!








     Matahari mulai menyinari bumi, langit yang awan nya gelap, berubah menjadi terang. Suasana pagi di kota Jakarta, sangatlah syahdu karena tadi subuh baru saja di guyur hujan. Hujan, memang hal yang tepat untuk melanjutkan tidur.

   Sean. Sean, sering kali bangun pagi, bahkan di saat yang lain msih tertidur, ia sudah rapi. Berbeda dengan hari ini, Jam sudah menunjukkan pukul setengah 6, dan sean belum juga bangun, membuat para teman teman kost sean berdelik heran.

" Ran, ada apa?" Tanya Reza.

" Ini, tumben banget, bang sean jam segini belum bangun, biasanya bang sean yang ngomelin kita buat bangun pagi" Jawab Aran.

" Lah, iya juga ya. Positif thinking aja, mungkin semalam bang Sean ngelembur" Jawab Reza yang berusaha positif thinking.

  Aran hanya mengangguk, lalu ia dan reza segera bergegas mencari sarapan di pagi hari.

" Za, ran. Liat Sean ga?" Tanya Keenan.

" Belum bangun, bang." Jawab Reza yg membuat Keenan terkejut.

" Tumben amat tu anak belum bangun" Guman Keenan heran.

" Yauda, makasi ya" Jawab Keenan.

  Reza dan Aran melanjutkan perjalanan untuk mencari sarapan. Sedangkan, Keenan ia berlari ke kamar Sean, takut terjadi apa apa. Sesampainya di kamar Sean, Keenan semakin di buat heran. Tumben sekali Sean mematikan semua lampu kamar nya. Biasanya sean tidur di temani lampu tidur kecil.

Keenan mengetuk pintu kamar Sean. Sekali ketukan, dua kali ketukan, bahkan sampai lima kali ketukan, Keenan tak kunjung mendapatkan jawaban dari kamar Sean. Keenan semakin di buat khawatir. Dengan buru buru, keenan mengambil handphone dan langsung menghubungi Sean, berharap Sean terganggu dengan suara telfon nya.








  Di tempat lain, Sean dan Gracia sedang menikmati angin pagi dan pemandangan indah pagi hari dari atas bukit. Iya, Sean sudah bangun semenjak subuh tadi, bahkan sebelum subuh. Demi menuruti permintaan Gracia yang mau melihat matahari terbit di pagi hari. Saat sedang asik menikmati pemandangan dari atas bukit, tiba tiba handphone Sean berbunyi.

  Sean mengambil handphone nya, melihat siapa yang menelfon nya ternyata keenan.

" Halo keen" Sapa Sean.

" Lo, dimana anjingg??!!, anak anak kost khawatir, nyariin lo semuanya, biasanya lo udh bangunin kita pagi pagi, tapi tadi kok engga, lo dimana? kamar lo kosongg" Omel Keenan.

" Oiya, maaf keen. Gue lupa ngabarin, gue lagi di bukit, lagi liat matahari terbit sama Gracia, ini sekalian sarapan bareng" Jawab Sean santai.

" Anjing, babi, bangsat. Minimal yaa ngabarin lah Sean, jangan asik nge bucin" Jawab Keenan tak habis pikir.

" Gue udah pamit sama lo, cek tuh wa gue" ucap Sean.

  Keenan langsung mengecek wa nya, dan benar saja, sean sudah mengabari nya.

" Ya, maaf. Gue panik anjing" Jawab Keenan sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

" Yauda, lo sarapan sana, gue mau lanjut dulu " Ucap Sean.

" Iya, jangan lupa yang semalam " Jawab Keenan yang langsung mematikan telfonnya.

  Sean terdiam sejenak. Ia beralih menatap Gracia yang sedang memakan soto ayam nya.

" Udah telfonnya?" Ujar Gracia.

" Udah, kok" Jawab Sean.

  Gracia hanya mengangguk. Dan melanjutkan makan nya. Sedangkan, sean ia berpikir, mau menembak Gracia sekarang atau nanti. Sean memakan sotonya, sembari makan ia terus mengumpulkan niatnya untuk menembak Gracia.

" Gree" Panggil Sean.

" Hm? kenapa se?" Jawab Gracia.

" Aku mau ngomong boleh?" Tanya Sean.

" Boleh, kok. Ngomong aja" Jawab Gracia.

  Sean menarik nafas nya, lalu ia keluarkan. Gracia menatap heran dengan Sean, sean nampak gugup.

" Mau ngomong apa?" Tanya Gracia sembari memegang tangan Sean, guna untuk menenangkan Sean.

" Maaf, kalo aku kesannya kecepatan. Tapi, jika boleh jujur, gre. Aku cinta sama kamu, aku sayang sama kmu. Aku jatuh pada pandangan pertama sama kamu. Awalnya aku pikir, aku hanya sebatas kagum sama kmu, ternyata tidak. Aku tidak hanya sebatas kagum, melainkan suka dan cinta" Ujar Sean.

" Kamu tau? kenapa aku dulu menjauh hbis liat kmu pelukan sama laki laki itu?. Iya, aku cemburu, aku cemburu, gre. Aku pikir ia pacar kmu, makanya aku menjauh" Ucap Sean.

" Gracia, aku gamau nunggu lama lagi, aku mau hubungan kita jelas. So, will you be my girlfriend?" Tanya Sean hati hati.

   Gracia mematung. Ia menatap mata sean, Sean menatap Gracia dengan tulus. Ia melepaskan tangannya dari tangan Sean. Sean yang melihat itu, sudah mengerti, bahwa Gracia menolaknya. Sean terdiam sambil termenung, ia berusaha mengalihkan perhatian ny dengan berpura-pura menghabiskan air minumnya.

   Sedangkan, Gracia ia terus terdiam.

" Gapapa, gausa di jawab sekarang, aku cuman ungkapin aja biar aku lega" Ujar Sean menenangkan Gracia.

  Gracia memberanikan diri untuk menatap Sean.

" Maaf. . ." Lirih Gracia.

" Udah, gapapa. Ayoo, udah siang" Jawab Sean.

  Gracia mengangguk. Ia langsung berdiri dan mengambil tas nya. Seperti dugaan Gracia, Sean kecewa dengannya. Karena, Sean tak menggandeng tangan Gracia seperti biasanya. Setelah membayar makan tadi, Sean dan Gracia langsung meninggalkan warung makan soto tersebut. Selama perjalanan tak ada yang membuka pembicaraan.

  Sean fokus menyetir, sedangkan Gracia ia terus memikirkan ucapan Sean tadi. Ia memang mencintai Sean, tapi ia tak mau mengecewakan kakeknya, yang sudah menjodohkan dia dengan laki laki lain.

" Makasih ya, udah ngajak aku liat sunrise" Ucap Gracia.

" Iya, sama - sama. Kalo gitu aku pulang dulu ya? Jangan lupa mandi" Jawab Sean.

" Gamau mampir dulu?" Tanya Gracia hati hati.

" Enggak, kapan kapan aja, aku pulang dulu" Jawab Sean di akhiri dengan senyuman manis Sean.

  Gracia mengangguk, lalu membiarkan Sean mengambil motornya. Gracia memejamkan mata nya kuat, ia juga meremas baju nya. dan . . .

" SEANNN, AKU MAUU JADI PACAR KAMUUUU" teriak Gracia.

  Sean menghentikan aksinya, ia beralih menatap ke Gracia dengan senyuman kecutnya.

" Kalo kmu nerima aku cuman karena kasian, mending gausa, gre. Lebih baik kmu nolak aku daripada kmu nerima aku" Ujar Sean.

  Gracia berlari ke arah Sean. Ia memeluk Sean begitu saja.

" Engga, aku sayang kmu, aku cinta kmu, beneran. Aku mau jadi pacar kamu" Jawab Gracia.

" Beneran?" Tanya Sean.

" Beneran ishhh" rengek Gracia.

  Sean terkekeh. Lalu ia menarik tubuh mungil Gracia ke dekapan nya. Sean mengusap lembut surai rambut Gracia.

" Makasih ya" Ucap Sean.

" Buat apa?" Tanya Gracia sembari menatap wajah tampan milik Sean.

" Kmu udh nerima aku, jadi kekasih kmu" Jawab Sean.

Gracia terkekeh. Ia kembali memeluk tubuh Sean.

" Udah dong, peluk pelukannya. Mending kalian berdua mandi dulu, terus lanjut bucin" Cibir Papa Gracia dari rooftop lantai 2.

  Iya, tanpa Gracia dan Sean sadari. Kedua orang tua Gracia memerhatikan interaksi sean dan Gracia. Dan tanpa sepengetahuan Gracia. Disana juga ada keluarga besar Gracia.
























Hellow!
Terimakasih ya buat kalian yang selalu nungguin aku up. Jangan lupa support aku terus dengan cara vote, komen, like dan follow.

Dokter Arsean [𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang