Belerang.

3K 234 2
                                    

Selamat membaca.










     Setelah selesai menemani Aya melakukan operasi, Sean langsung kembali ke ruangannya. Sesampainya ruangan sean, ia melihat Gracia yang tengah tertidur. Sean terkekeh pelan, lalu mengusap rambut Gracia agar gadisnya tidak terusik karena pergerakan nya. Sean mengambil Jas nya, lalu di pakaikan ke tubuh Gracia untuk menyelimuti Gracia.

   Sean tersenyum, sembari menatap wajah cantik milik Gracia.

" Dulu, kalo aku egois dan ga ngambil beasiswa ini, mungkin aku ga ketemu kmu, tapi ntah jika tuhan mempertemukan kita dengan cara lain" Guman Sean.

  Saat tengah asik menatap wajah cantik Gracia, tiba tiba ada yang mengetuk pintu ruangan nya.

" Masuk" Ucap Sean dari dalam.

Pintu itu terbuka, menampilkan seorang perawat yang tengah panik.

" Maaf, dokter. Ada pasien darurat. Terus, dokter yang seharusnya menangani ini, sudah pulang karna anaknya sakit. Jadi, saya minta tolong ke dokter ya" Ucap perawat tersebut.

" Yauda, ayo" Jawab Sean cepat. Lalu mengikuti perawat.

  Di dalam hati Sean, Sean sebenarnya sangat deg deg an. Bagaimana tidak, di hari pertamanya coas, ia sudah mendapatkan tugas layaknya dokter sesungguhnya, bukan dokter yang masih tahap coas. Belum lagi, Sean belum melewati tahap ujian osce dan belum mengucapkan sumpah dokter muda.

  Dengan modal tekat, dan pengetahuan ia selama belajar di jurusan kedokteran, Sean menangani pasien yang tengah darurat tersebut dengan telaten. Perawat yang berada di situ, di buat kagum oleh Sean. Mereka kagum, karna keberanian Sean. Di luar UGD, Aya sedang bersama jajaran senior dokter disana.

" Lihat? tidak perlu di ragukan lagi, Sean emang hebat" Ujar Aya dengan bangga.

" Benar kata mu, Aya. Dia sangat berani dan telaten sekali dalam menangani pasien" Puji salah satu dokter disana.

Flashback On.

  Aya sedang berada di ruang meeting khusus para dokter disana. Aya sedang meminta keringanan untuk Sean, agar sean segera di angkat menjadi Dokter.

" Gabisa Aya, Sean harus melewati masa Coas nya" Ujar Arjuna yang merupakan dokter senior yang berada di rumah sakit milik Aya.

" Ayolah, Sean itu anaknya pintar, jenius dan cepat tanggap, selama kuliah ia selalu mendapatkan IPK tinggi" Mohon Aya.

" Aku tau itu. Tapi, Sean tetap harus melewati masa coas" Jawab Affan yang juga dokter yang bekerja di rumah sakit milik Aya.

" Oke, begini saja. Kita Uji Sean, Pasien di kamar 124 itu sedang darurat, dan belum mendapat penanganan, jadi kita coba Sean" Usul Dokter lain yang ikut meeting tersebut.

" Oke, setuju" Jawab Aya cepat.

Flashback Off.

" Ya, ya, tapi keputusan tetap bulat, sean harus melewati masa coas nya. Tapi, mungkin sedikit ringan" Ujar Affan.

" Nah, gitu dong" Jawa Aya bangga.

  Setelah berhasil menangani pasien yang darurat, Sean segera kembali ke ruangannya. Disana, ia meminum air putih yang banyak untuk menghilangkan rasa grogi nya.

" Cape banget ya? sampai 2 botol aqua habis" Ujar Gracia.

" Sayanggg" Rengek Sean. Yang langsung memeluk perut Gracia.

" Eh, eh, kenapa bayikuu?" Jawab Gracia sembari mengelus rambut milik Sean.

" Tau ga? tadi aku nanganin pasien yang darurat sendirian, gaada dokter yang lebih senior yang dampingi aku" Ujar Sean.

" Wihh, hebat dong. Kamu baru coas, tapi kmu udh nanganin masalah kayak gini, hebat banget bayikuu" Puji Gracia.

" Iyaaa, tapi aku deg deg an tau" Ucap Sean.

" Tapi, masih deg deg an pas liat wajah cantik kamuu" Lanjut Sean.

" Dih, gombal " Jawab Gracia dengan terkekeh.

Sean mengubah posisinya, menjadi duduk di sebelah Gracia. Ia memegang ponselnya yang sedari tadi ia anggurkan.

Gracia tersenyum jail. Ia membuka handphone nya dan diam diam memfoto Sean. Gracia tersenyum manis, diam diam ia meng post foto Sean di Instagram pribadinya.

" Kenapa senyum - senyum?" Ucap Sean posesif.

" Ini, sisca lagi ngelawak" Jawab Gracia bohong.

  Sean mengangguk. Sedangkan Gracia, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang Sean.

" Kmu udah boleh pulang?" Tanya Gracia.

" Udah, sayang. Mau pulang sekarang? kalo mau ayo" Jawab Sean.

" Ayo, mama nyuruh makan malam bareng" Ujar Gracia.

  Sean mengangguk. Lalu ia merapikan barang-barang nya. Setelah rapi, Sean langsung mematikan lampu yang berada di ruangannya. Setelah itu, ia dan gracia langsung meninggalkan ruangan Sean dan menuju ke parkiran rumah sakit.

  Sesampainya di parkiran, Sean langsung membukakan pintu mobil untuk Gracia, setelah itu keduanya langsung meninggalkan area rumah sakit.

  Sepanjang perjalanan pulang. Keduanya terus bercanda ria. Rasa penat sean hilang saat melihat tawa Gracia. Gracia benar benar membuat sean untuk terus bersemangat untuk melanjutkan hidupnya.

  Dulu, sean sempat berpikir untuk tidak melanjutkan kehidupannya setelah kedua orangtuanya meninggal. Namun, ia ingat masih mempunyai kedua adiknya dan Gracia yang perlu ia bahagia kan terlebih dahulu.












Jangan lupa vote like follow

Salam rujak cireng!

Dokter Arsean [𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang