Gabisa tidur siang, jadi up aja.
Day - 2.
Hari ini adalah hari kedua, Sean dan Gracia di pingit. Seperti biasa, Sean selalu bangun pagi untuk melakukan kegiatan olahraga nya di pagi hari. Pagi ini, tak seperti biasanya ia melihat gracia yang memasak dan mengomel saat dia naruh handuk sembarangan. Walaupun, baru 2 hari tanpa Gracia, namun sudah selesai 1 tahun tidak bertemu. Selepas mandi, Sean menjemur handuk nya, sesuai yang kalian tau di part - part sebelumnya, bahwa Sean mengambil cuti sampai hari pernikahannya.
Dan di tambah, cuti untuk Sean dan Gracia honeymoon. Sean memikirkan hal apalagi yang akan ia lakukan. Saking gabutnya, Sean kemarin mempelajari buku dokter spesialis bedah. Dan kini, Sean bingung mau ngapain lagi.
" Biasanya jam segini, meluk Gracia" Guman Sean.
Saat sedang asik bengong, tiba tiba handphone nya berbunyi. Dengan perasaan malas, Sean mengangkat nya.
" Halo " Ucap Sean.
" Halo mas, cuman mau ngabarin, rumah mas sean sudah siap di tinggali, dan kamar mas sean sama mba Gracia sudah di desain se bagus mungkin" Ucap salah arsitektur yang membangun rumah Sean.
" Iya, terima kasih ya pak, Saya kirim uang nya" Jawab Sean.
Sean mematikan telfonnya. Setelah itu, ia men transfer uang nya untuk arsitek dan lain lain. Sean juga di kirim foto, dekorasi kamar nya yang akan ia dan Gracia gunakan.
" Se, kmu nda apa apa, kan?" Ucap Vino saudara sepupu Sean.
" Gapapa, kenapa?" Tanya Sean
" Daripada gabut, kuy lah main ps di bawah, sama yang lain" Ajak vino.
Sean hanya mengangguk, beberapa saudara sepupunya Sean memang sudah sampai di Jakarta malam tadi, mereka berniat untuk membantu persiapan pernikahan Sean. Namun, mereka telat. Ternyata, pernikahan Sean sudah siap, tinggal menunggu hari H, saja.
Sementara itu, di rumah Gracia. Gracia sedang perawatan, agar tampil sempurna di hari pernikahannya, nanti. Lebih tepatnya, tampil sempurna di depan Sean nanti saat malam pertama. Keluarga besar Gracia pun, juga mulai menginap di rumah Gracia. Seperti hari kemarin, ciwi ciwi sedang membantu Gracia perawatan, sedangkan para laki laki mereka sibuk mengobrol membahas bola.
" Kok aku deg deg an ya?" Ujar Gracia.
" Kak, yang akad nanti itu bang Sean, bukan kaka. Kenapa kaka yang deg deg an, coba?" Jawab Chika, adik sepupu Gracia.
" Iyasih, tapi kan, akh kamu ga ngerti" Jawab Gracia yang susah menjelaskan perasaannya sekarang.
Perasaan Gracia, campur aduk, ia senang karena sebentar lagi akan sah menjadi istri Sean. Di sisi lain, ia juga sedih, karena akan meninggalkan kedua orangtuanya sendiri. Selebih lagi, ia adalah anak tunggal, Sudah pasti orang tuanya kesepian, namun ia sedikit bersyukur karna sean mempunyai 2 adik yang sudah di anggap anak oleh kedua orangtuanya.
" Sean nge chat ga ya?" Guman Gracia sembri mengecek handphone nya.
" Gaboleh chattan" Jawab serempak mama Gracia, dan saudara saudara Gracia lain.
" ihhhh " sebal Gracia.
Malam harinya, di rumah Sean sendiri. Sean sedang melihat lihat rumahnya. Ia tak salah memilih arsitektur. Rumah yang ia impikan Akhirnya jadi. Rencananya, Sean akan tidur disini sampai hari pernikahan nya, nanti. Sean tak sendiri, ia di temani oleh kedua adiknya.
" Akuarium, taman bunga" Guman Aldo.
" Jadi inget ibuk, yang dulu pengen banget punya rumah yang ada aquarium nya sama taman bunga nya" Lanjut Zean.
" Mas sengaja bangun itu, biar ingat selalu sama mendiang ibuk" Jawab Sean.
" Kalo lukisan itu, mas?" Tanya Zean sembari menunjuk ke arah lukisan.
" Itu, lukisan yang di impikan bapak, mas sengaja beli, agar selalu inget bapak" Jawab Sean.
Aldo dan Zean tersenyum. Mereka langsung memeluk tubuh Sean. Sean tersenyum, dengan senang hati, ia membalas pelukan dari keduanya adiknya.
" Kenapa?" Tanya Sean.
" Gapapa, mas. Makasih ya, udah berjuang buat sekolahin kita, mas terhebat" Ujar Zean.
" Maaf ya mas, kalo aldo sama zean selama ini udah buat mas kesel" Lanjut Aldo.
" Belum lebaran, kok minta maaf" Jawab Sean sembari di iringi tawa khasnya.
" Sama - sama, dek. Mas juga makasih, kalian udah mau nurut sama mas" Jawab Sean.
Sean, Zean, dan Aldo saling berpelukan sembari melihat foto kedua orangtua Sean. Diam - diam, Sean menangis, seandainya orang tuanya masih hidup, pasti ia sangat bahagia sekali.
Day - 1.
Pagi ini, berbeda dengan kemarin kemarinnya. Hari ini, akan di laksanakan prosesi siraman untuk pengantin sebelum di laksanakan akad nikah, di esok hari. Di rumah Sean, prosesi sudah di mulai, di awali dengan kata kata pembuka dari Kakek Sean, terus paman Sean dan langsung prosesi siraman.
Di rumah Gracia, Gracia juga sudah siap memakai kebaya nya. Hal ini, menjadi hal baru di keluarga Gracia, karena sebelumnya tidak ada keluarga Gracia yang memakai adat tradisional dan turun menurun seperti ini. Keluarga Gracia di pandu oleh, Bibi dari keluarga Sean.
" Nak Gracia, duduk dulu ya disini" Ujar bibi Sean.
" Monggo, mas Andreas di mulai acaranya" Suruh bibi Sean.
Andreas mengangguk. Ia langsung memulai acara siraman putri nya. Setelah Andreas, di sambung kakek Gracia, juga. Setelah itu, Gracia langsung di siram oleh air yang sudah di campur beberapa kembang / bunga.
Prosesi ini, di lakukan oleh pengantin wanita dan laki laki, di rumah masing - masing, prosesi ini di lakukan untuk membersihkan tubuh sebelum menikah. Maka dari itu, kenapa Sean kemarin langsung pindah ke rumah barunya.
Okey, untuk part ini segini dulu, karena aku mau buat part spesial buat pernikahan Sean dan Gracia.
Mohon maaf kalo ada kesalahan nya.
Segini dulu, sampai jumpa di chapter selanjutnya, terimakasihhhh yang sudah membaca jangan lupa vote like dan koment
Bye bye
Salam rujak cireng! 🦸🙆
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Arsean [𝐄𝐍𝐃]✓
Roman pour AdolescentsKisah seorang pemuda bernama Arsean yang bercita cita menjadi dokter karna kejadian masa lalu nya, yang membuat dia kehilangan orang yang ia sayangi.