08. Touch

326 93 22
                                    


"Dia aman sama saya.."

Sebuah suara perlahan menyambangi pendengaranku.

"Saya mau tunggu sampai dia siuman." sanggah suara lain.


Eh? Ada apa ini?


Kedua mataku masih tertutup rapat.  Mau buka mata rasanya berat banget..

"Sebaiknya sekarang kalian pulang dulu. Saya lihat, pasangan anda sudah capek."

Sunyi sejenak.

"Sebenernya Pak Dyaz ini... siapanya?" Kini aku bisa mengenali suara itu dengan jelas. Itu suara Kevin.

"Kita nggak cukup dekat buat saling berbagi hal pribadi." Suara Dyaz terdengar dingin.

Aku harus buka mataku sekarang, supaya tahu apa yang tengah terjadi di sini.

Sekuat tenaga kucoba menaikkan kelopak mataku, tapi kok sulit sekali, ya.

Apa ada yang naruh lem di sini?

Lambat laun jemariku mulai bergerak samar.


Sedikit lagi..


Alisku berkedut ringan.


Dan.. setelah seribu satu perjuanganku lewat hati dan fikiran,  jreeenggg..   akhirnya mataku terbuka.

Tapi langsung menyipit lagi. Cahaya lampu di atasku terlalu silau.

Kugerakkan arah pandang ke sekitar. Tubuhku tengah terbaring di tempat tidur yang disinyalir milik rumah sakit.

Setiap sisi di sekelilingku ditutupi gorden tebal yang tinggi berwarna tosca, mungkin berfungsi seperti sekat-sekat kubikel.

Tidak ada siapapun di dekatku, tapi riuh rendah terdengar dari balik gorden.

Kayaknya sekarang aku lagi di ruang, semacam IGD (?)

Seorang perawat menyibak gorden, lalu mendekatiku, "Oh, sudah bangun, ya.. masih ada yang sakit nggak, Kak?" tanyanya ramah.

Aku menggeleng pelan.

Perawat cantik itu mengecek selang infus yang terpasang di tangan kiriku, lalu memeriksa nadiku.

"Masih mual?"

"Nggak."

Dia mengangguk.  Atensinya masih fokus ke jarum detik di jam tangannya.

"Tadi pas baru sampai sini, Kak Cayyuzu muntah-muntah, banyak banget..  sampai kena baju Mas nya." ungkapnya tanpa kutanya.

Ku lirik tubuhku yang ternyata sudah terbalut piyama khas rumah sakit.

"Maaf, tadi.. yang gantiin baju saya, Mbak 'kan, ya?" tanyaku hati-hati.

Perawat itu menggeleng.  "Bukan. Mas nya yang gantiin baju Kakak."


Heck!!

Mendadak aku kesedak ludah sendiri.

Dia tersenyum jahil, "Nggak masalah, Kak.  Kan sama pacar sendiri."

Pacar?


Ey, masalahnya pacar yang dimaksud ini.. SIAPA???

Aku kan sejak lahir nggak pernah pacaran.


J-Jadi.. yang gantiin bajuku tadi.. adalah..

Dazzling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang