24. Snowball Effect

261 42 20
                                    



Janggal.



Aku merasa ada yang janggal dalam kilas balik memoriku.

Benar-benar nggak habis pikir! Bisa-bisanya minta cerai cuma karena belum ada rasa.

It's really odd!



Memang, sih. Urusan hati bukan perkara yang bisa diatur-atur sendiri.

Tapi seenggaknya sebagai orang yang telah berusia dewasa, cobalah berusaha membangun cinta dalam pernikahannya, bukan milih pisah.

Dan lagi, menurut ingatan itu, aku merasa amat terluka saat Dyaz menyetujuinya, padahal jelas-jelas aku yang minta.

Pelik banget kan, spesies bernama Yuzu itu?!

Apa jangan-jangan ada part memori yang belum kuingat?

Ishhh..

Sumpah.
Makin dipikirin tuh makin rumit dan bingung.
Kayak lagi tersesat dalam labirin panjang tanpa ujung.

Sekarang, keadaanku setelah membuka mata ternyata lebih membingungkan.

Rasa-rasanya aku masih sibuk menangis tanpa suara di dalam mobil Dyaz yang tengah membelah jalanan lengang tadi malam.

Tahu-tahu sekarang sudah terbangun di atas ranjang kamar utama.

Sendirian.

Dan hari sudah pagi.


Setelah celingak-celinguk sambil menyisir 'rambut singa'ku dengan jari, aku beranjak ke kamar mandi.

Fakta pahitnya, budak korporat kan tetap wajib masuk kerja sekalipun besok kiamat.

Then, lantaran masih nggak minat jadi pusat perhatian orang-orang kantor, kupilih atasan turtle neck sebagai outfit hari ini.

Soalnya.. 'karya' Dyaz semalam masih terlalu mencolok di kulit leherku.

Menyentuh ketiga tanda kemerahan itu sekilas, membuat raut wajah kecewa suamiku kembali terbayang.

Kuhela nafas pelan.


Aku.. egois ya?


Rasanya.. Minta maaf aja nggak akan cukup buat mengembalikan kedekatan kami.


'Andai saja waktu bisa diputar ulang..'


Sepotong kalimat tiba-tiba saja terngiang.

Kelopak mata ku sedikit membesar.


Eh?
Yang tadi itu jelas-jelas suaraku.

Kapan aku pernah bilang gitu?




Ketika sudah siap berangkat dan melewati ruang tengah, kudapati seporsi sandwich, dua butir plum, dan segelas susu sudah tertata rapi di atas pantry.

Tanpa bertanya pun, aku sudah tahu siapa yang menghadirkan hidangan simpel penggugah selera ini.

Kugigit bibir.

Act of service cowok itu masih nggak berkurang meski sekarang kami sedang tidak baik-baik saja.

Yuzu yang dulu sebebal apa sih, sampai nggak bisa jatuh cinta sama cowok high value kayak Dyaz..??!

Dazzling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang