25. Misty

238 45 19
                                    



All men do is lie.


Saking terbiasa dengan sisi baiknya Dyaz, aku sampai lupa realita bahwa dia juga cowok.
Dan faktanya semua cowok sama saja!

Dia bilang aku yang pertama, tapi buktinya, cewek masa lalunya datang.
Dengan kelakuan negatif pula.

Terus, yang kena apesnya..
Siapa lagi kalau bukan aku.?

Kuremas bantal dalam pelukan. Lalu menenggelamkan wajah di sana.


Kesal. Lelah. Ditambah malu.


Hari ini, di depan semua orang, aku dimarahi habis-habisan oleh Pak Erwin yang baru datang lima menit setelah Seanna angkat kaki.

Nggak cukup di situ, team fotografer juga ikut ikutan mengkritik pakai omongan pedas.
"Kalau nggak becus, jangan kerja sama orang terkenal.!"

Rasanya aku pengen berubah jadi koala aja, yang kerjaannya cuma tidur seharian.
Nggak nyakitin orang lain. Dan nggak disakiti orang lain.

Kalau sudah gini kan, bikin capek fisik capek hati, sampai lupa caranya istirahatkan diri.
Sejam rebahan di kasur, boro-boro tidur, ngantuk aja nggak.


Terdengar suara pintu dibuka disusul derap langkah kaki mendekat.

Cepat-cepat kutarik selimut sampai menutupi setengah muka, kemudian menghadap tembok.

To be honest,  aku lagi males diganggu.



Hening.




Semenit.




Dua menit.





Masih nggak ada suara.





Eh?

Yang tadi masuk tuh manusia bukan, sih??



Wait.


Jangan-jangan..


Harus kuperiksa kakinya, nih. Ngambang apa nggak.


Perlahan tapi pasti, aku balik badan ke arah pintu kamar.




Lho?






Dazzling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang