22. Pandora's Box

211 49 18
                                    


Yuhuuuu~~

Vote dulu yuk sebelum bacaa
Jangan lupa comment nya yaa!





Sejak semalam aku dan Dyaz enggan saling bicara, hanya seperlunya saja.

Tak ada senyum hangat yang mengiringi sapaan selamat pagi. Tak ada curi-curi interaksi di sela waktu kerja kami. Juga tak ada tatapan penuh afeksi yang biasa Dyaz beri.

Yang ada hanya raut datar dan dingin. Seakan kemesraan kami kemarin malam tak pernah ada.

Bagian yang paling menyebalkannya adalah, aku sedikitpun tidak bisa menerka alasan yang membuat cowok itu berubah menjauh hanya dengan sebaris pengakuan.

Apa dia nggak suka kalau ternyata aku jatuh cinta sama dia??

Jika iya, seharusnya jangan ngasih angin segar, dong!
Kan udah tahu kalau makhluk bernama perempuan itu seringnya baperan.

Lantaran sikap dinginnya seharian, kami berdua serasa orang asing yang terjebak di satu ruangan. Aku jadi ragu untuk mengajaknya bicara duluan.


Dan keterasingan itu masih eksis sampai saat ini.
Saat kami berdua tengah bersiap-siap untuk memenuhi undangan makan malam bareng team project ALA Financial.

Theodore, CEO ALA, ingin merayakan kesuksesan project besar ini —yang nilai profitnya nggak main-main, dengan mengadakan private dinner  di sebuah restaurant ternama.

Kupandangi penampilanku di cermin, untuk memastikan sekali lagi tak ada yang kurang.

Kupandangi penampilanku di cermin, untuk memastikan sekali lagi tak ada yang kurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Not bad.



Aku mengerakkan tungkai ke arah ruang tengah, kulihat Dyaz tengah duduk menunggu.

PleaseKenapa sih dia harus ganteng banget malam ini..?!
Bikin repot hati aja.

Eit!!  Ingat Yuzu, jangan terpesona.!!

Kalian kan lagi GTM-an.
Gerakan Tutup Mulut.

Dyaz yang sedang merapikan lengan jasnya terjeda ketika melihatku keluar dari kamar.

Manik beningnya terkunci padaku sampai beberapa saat. Entah jenis tatapan apa itu.

Yang pasti pupilnya membesar.

Apa ada sesuatu di wajahku?

"Kenapa?" tanyaku dengan alis yang naik sebelah.

Ia sedikit gelagapan.
"Nggak apa-apa. Ayo." jawabnya singkat lalu beranjak.

Dazzling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang