Begitu tiba di lobi kantor, semua pasang mata terarah padaku, plus sikap mereka berubah formal. Tepatnya sih, bukan padaku, tapi pada oknum yang berjalan beberapa langkah di belakangku.
Ya. Siapa lagi kalau bukan si Bapak General Manager itu.
Setiap orang yang bertatap muka dengannya memberikan anggukan sopan serta senyuman, yang dibalas hal sama oleh si penerima.
Menyaksikan pemandangan itu, aku ngerasa agak sedikit aneh. Jabatan dia di sini kan 'hanya' General Manager, tapi kenapa orang-orang kantor segitunya menghormati cowok itu..?
Apa kabar kalo dia jadi CEO?
Bisa disembah-sembah kali. :p
Kulihat Dyaz berjalan menuju lift sayap kiri kantor. Ia segera disambut oleh Hardi, asistennya (yang setahuku dulu asisten Pak Agus) lalu sibuk berbicara serius padanya. Sepertinya ada hal penting.
Namun sekali lagi, aku nggak peduli, itu bukan urusanku.
Satu hal yang menarik perhatianku cuma sikap Dyaz. Kayaknya dia itu punya auto mode setting, deh.
Sepuluh menit lalu, yang bersamaku di mobil masih sosok Dyaz homey mode on, yang bersorot mata lembut dan gesture santai.
Sekarang, ketika kami sudah di area kantor, Dyaz berganti jadi office boss mode on yang profesional dan berkharisma. Raut mukanya datar. Ditambah aura-aura kelas atas menguar dari dirinya, bikin orang di sekitarnya segan.
Bisa gitu ya..
Rasanya seperti berhadapan dengan dua orang yang berbeda.
Oh ya, tentang hubungan kami, di mobil tadi kami berdua sepakat untuk memperpanjang masa backstreet.
Aku meminta waktu untuk menelaah keadaan, supaya bisa menemukan alasan sebenarnya 'diriku yang dulu' menolak go public.
Dan, as expected Dyaz setuju meski masih keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling You
RomanceSebelum tidur, Yuzu sudah bertekad untuk confess pada crush sekaligus cinta pertamanya, tapi saat bangun, gadis itu terkaget-kaget karena ternyata dia malah sudah jadi istri orang lain. Apalagi, suaminya orang yang sama sekali nggak dia kenal. Buka...