Halo semuanya, selamat siang. Buat temen-temen yang beragama Islam, selamat menunaikan ibadah puasa ya.
Sorry gua lama banget ngilangnya, sekarang mau lanjut up storynya. Semoga masih ada yang nungguin ya.Selamat membaca.
Aldi yang melihat Iqbaal langsung melangkahpun, sontak menoleh kehadapan Kiki.
"eh, tadi gua gak salah dengerkan?"
"Kaga Di, kaga" sahut Kiki meyakinkanberbeda dengan mereka berdua yang memastikan dengan sangat antusias, Zidny malah mendengus kesal.
"ih kalian apaan deh, harusnya gak boleh seneng dong. Masa gua kalah sama si Namakamu, gak banget. Cantikan juga gua kemana-mana. "
Aldi yang mendengarpun lantas menoleh ke arah Zidny dengan tatapan sinisnya "gila lu, sadar makannya"
"Udah si Di, kasihan lagi ada yang patah hati, pftHahahahahaha" ledek Kiki sembari menatap Zidny remeh
Zidny yang sudah sangat kesa, akibat perkataan dua pria dihadapannya pun, lantas bergegas pergi sembari menghentakkan kedua kakinya pertanda bahwa ia sudah sangat-sangat kesal.
Saat melihat, Zidny sudah pergi menjauh, Aldi pun lantas menepuk bahu kiki pelan. "eh, itu beneran Iqbaal sama Namakamu jadian?" tanya Aldi memastikan, karena ia tau Iqbaal bahkan tidak menyukai Namakamu.
"Gak tau sih, tapi Iqbaal kan bukan tipe orang yang asal ngaku, apa lagi lu tau, Namakamu kan gila banget, sampe dia tau kalau Iqbaal akuin dia pacar depan Zidny pasti dia bakal kesenengan terus share ke orang-orang kan"
"Iya sih, tapi kapan dah jadiannya? kan Iqbaal sama kita mulu, berdua ama Namakamu aja bisa dihitung jari" tambah Aldi sembari menatap Kiki bingung
"Udahlah entar kita tanya aja sama orangnya langsung, kalau kaya begini terus gak bakalan dapat jawaban juga. Mending ke kelas" ajak kiki sembari menarik tangan Aldi sedikit kencang.
"Sakit bego"
***
"eh Nam"
Sadar bahwa ada yang memanggilnya, Namakamu yang sedang asyik membaca novel pun, menolen sebentar.
"Kenapa?" tanyanya sembari menaikan alisnya
"Lu tumben, tadi ngalah gitu aja sama si nenek sihir"
Namakamu yang mendengarnya pun hanya tertawa sembari menutup novel yang sedang dibacanya. "Ya karena gua udah menang"
"Menang?" tanya Stefi dengan raut wajah bingung
"Iyalah, kan gua sama Iqbaal udah pacaran. ya walaupun kata Iqbaal kalau ada yang nanya sama dia hubungan kita apa, gak bakalan dia kasih tau. Tapi tetep gapapa, karena kan dia izinin gua buat kasih tau status pacaran kita ke orang-orang" jelas Namakamu
Stefi yang mendengarnya masih terdiam, ia berusaha mencerna semua omongan Namakamu, yang ia rasa sangat mustahil ini.
"Kenapa si, udah gua jawab malah lu diem aja" kesal Namakamu
"Ini beneran?"
"Beneran lah, yakali gua bohong sama lu. Ya walaupun gua sadar, selama ini gua lebih banyak halunya makannya lu gak percaya sama status gua sekarang" kekeh Namakamu geli sembari mengingat kehaluannya selama ini
"Wih, berarti lu berhasil dong. Gila sahabat gua akhirnya" ujar Stefi sembari menarik Namakamu kedalam pelukannya
Namakamu yang tiba-tiba ditarik dalam pelukan Stefi pun terdiam, lalu kemudian ia tersenyum tulus sembari membalas pelukan sahabatnya.
"Thanks ya Stef, lu selalu ada dalam semua kondisi gua"
Stefi yang mendengar itupun mengangguk. Tapi karena ia tak mau moment bahagia ini digantikan oleh moment haru, akhirnya ia melepaskan pelukannya dan menatap Namakamu galak.
"Tapi tetep gua kesel, kenapa dia kalau di tanya katanya gak mau jawab. Tetep gak adil dong"
"Haha yaudah sih biarin"
Stefi yang mendengarnya menatap curiga ke sahabatnya. "bentar, jangan bilang yang nembak lu bukan Iqbaal"
"hehe, iya gua" sahut Namakamu cengegasan.
"Gila, nyesel gua selamatin elu sialan" amuk Stefi
Namakamu yang mendengarnya pun segera melarikan diri keluar kelas, karena ia tau bahwa dirinya sedang dalam keadaan berbahaya.
Bersambung.
Sorry ya segini dulu, semisal masih ada yang baca gua akan sempetin up lagi hari ini juga.
Thankyou gais 🤗