Haii gais. Maaf ya baru up sekarang, kemaren seharian aku sibuk ngedit vidio buat perkenalan organisasi ke maba nanti, sebenernya hari ini masih lanjut ngedit sih karena belom jadi-jadi juga huh puyeng ey.
Langsung baca aja ya, yok selamat membaca.
..
..
..
.."NAMAKAMU!." teriak Aldi dari ujung koridor
Namakamu yang sedang asyik berjalan pun memberhentikan langkahnya dan membalikan badannya ke belakang.
Dahinya menyerit bingung, tumben sekali Aldi memanggilnya.
"Berhenti, tungguin gue disitu."
Setelah mengatakan demikian, pria itu segera berlari pelan menuju Namakamu.
"Ngapain?." Tanya Namakamu setelah Aldi sampai di hadapannya
Aldi yang mendengarnya mendelik kesal. "Biarin gue nafas dulu kek, malah langsung nanya."
"Emang dari tadi lu gak nafas? Mati dong." Sewot Namakamu sambil menatap Aldi kesal
Pria itu hanya terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
"Yaudah cepet ngomong, lelet banget sih. Gue laper nih mau makan."
"Iya iya sabar kek." Dengus Aldi kesal.
Namakamu hanya menatap pria di depannya malas tanpa ingin menjawab lagi.
"Jadi gue kesini cuma pengen nanya lu lihat Iqbaal sama Kiki gak?"
Namakamu yang mendengarnya menatap Aldi tajam. Siapa yang tak kesal coba, membuang-buang waktunya demi mendengar pertanyaan tak bermutu ini?
"ALDIIIIIIIIIII LU KAN BISA NANYA DARI TADI SIALAN. GAK BERMUTU BANGET PERTANYAAN LU, KENAPA PAKE NAHAN NAHAN GUE SEGALA KALAU UJUNG UJUNGNYA KAYA GINI OMG." Teriak gadis itu geram tepat di hadapan Aldi
Aldi yang mendapati teriakan Namakamu merasa tak terima. "Gak usah teriak-teriak bisa kan"
Namakamu yang sudah sangat kesal dan tak ingin menambah kekesalannya lagi segera melangkahkan kaki meninggalkan pria itu dengan wajah yang sudah sangat merah. Yang berarti gadis itu sedang dipenuhi oleh amarah.
•••
Kantin.
Suasana kantin saat ini sangat ramai. Semua bangku terisi penuh kecuali bangku khusus Iqbaal dan kedua temannya.
Cacing-cacing di perut Namakamu sudah menjerit-jerit. Namun tak ada satu pun bangku kosong lagi kecuali disana di tempat orang yang paling menyebalkan.
Saat ini gadis itu sangat dilema, memilih menempati bangku kosong mereka atau membiarkan perutnya menjerit-jerit.
Ingin rasanya memesan makanan lalu menyantapnya di kelas, tapi sayangnya aturan sekolah mereka sangatlah ketat. Tidak boleh makan di titik manapun di sekolah ini kecuali di kantin.
"Ih, nasib gue gini banget sih. Gara-gara Aldi nih gue gak dapet bangku kosong." Dengus Namakamu malas
"Udah ah, dari pada gue mati laper. Mending gue mesen makan terus ke bangku si pangeran dingin aja."
Hey.
Gimana? Suka gak? Kalau suka jangan lupa vote ya hehe.Kalau aku sempet entar aku up lagi ya tapi ga janji dulu. Hihi babay❤❤.