"Kenapa sih pergi segala?"
Pria di depannya seketika memberhentikan langkahnya. "Lantas, kenapa lu ngikutin gue?" Tanya pria itu heran sambil menatap pria di hadapannya tajam.
"Emang salah gitu gue ikutin sahabat gue sendiri? Lu kaya ga pernah barengan ama gue aja" Dengus pria di hadapannya kesal.
Pria di hadapannya hanya menatap sebentar lalu membalikan badannya, kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Belum lama melangkah tiba-tiba ada yang menghentikan langkahnya lagi.
"wey kemana lu bro?"
"Bukan urusan lu"
Kiki yang dibelakang kedua pria menatap aneh kedua pria itu. "Kalian berdua kenapa sih, aneh gue. Kagak ada masalah kerjaannya ribut mulu gak cape apa?"
"Temen lu duluan."
Merasa tak terima dengan perkataan Devano, kiki mendorong perlahan bahu pria itu. "Lu nyadar gak sih ngomong kaya gini?"
"Gak usah main tangan bisa kan?" Desis Devano kesal, pasalnya dia tak terima dengan perlakuan mendadak dari Kiki.
"Ya makannya jadi orang, gak usah sok jago."
"Sok jago gimana maksud lu?"
"Eleh bego."
"Udah. Gak usah ribut, banci kaya dia gak pantes kita temenin." Setelahnya Iqbaal melangkah duluan yang disusul oleh Kiki di belakangnya.
Devano yang melihatnya mendesis kesal. "Sialan, awas aja lu."
Heii hehehe, segini aja dulu ya gais. Kalo ada waktu aku sempetin lagi ya babay.