Haii selamat malam gais. Aku mau ngucapin makasih banyak, karena berkat kalian peringkatnya naik banget😢. Thankyuu udah sempetin baca cerita aku ini.
Mood aku langsung naik drastis, tiba tiba jadi pengen ngetik. Tapi maaf ya hari ini aku up 1 chapter aja.Langsung baca aja yuk.
Selamat Membaca ❤.
☆
"Gue gak ada rasa sama dia."
Aldi dan Kiki yang mendengarnya tersentak. Pikir mereka kalau pria itu tak mempunyai perasaan lebih kenapa dia menjadi sosok yang tak biasa jika bersama Namakamu. Entahlah memikirkan Iqbaal membuat mereka frustasi sendiri.
"Batu banget, kesel."
"Nyesel, nyaho dah."
Gerutuan kedua sahabatnya hanya pria itu abaikan.
Bukan Aldi namanya, jika tak bisa memancing kekesalan seseorang. Dia terus berusaha membuat Iqbaal kesal kepadanya. Kiki yang melihatnya hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya sembari terkekeh kecil.
"Gue manusia loh bal."
Iqbaal berdecak pelan. Kenapa Aldi selalu mengganggunya, apakah pria itu tak lelah mengoceh terus? Sudah seperti Namakamu saja, eh kenapa dia?.
Iqbaal segera menggelengkan kepalanya dan mengacak rambutnya kasar.
Aldi dan Kiki yang melihatnya hanya memandang cengo. Apa yang terjadi dengan sahabat kulkas mereka ini. Kerasukan kah? Ah tapi tak mungkin.
"Baal, kenapa sih?."
"Berisik, bisa diem gak!" Marah Iqbaal dengan menatap Aldi tajam.
Aldi yang di bentak pun seketika terdiam, mulutnya terkatup rapat, berbeda dengan Kiki yang malah menertawainya.
"Lagi sih, gak bisa diem."
Aldi hanya mendengus kasar. Dan memilih mengalihkan padangannya.
Mood Aldi yang sedang hancur pun, tiba tiba naik kembali. Entah kenapa setelah melihat Steffi dan Namakamu memasuki area kantin kembali membuatnya bersemangat.
Sekumpulan ide jahil mulai bermunculan di pikirannya.
"Kerjain ah." Seru Aldi dalam hatinya."OY. NAMAKAMU, STEFFI SINI. DOMPET LU ADA DISINI."
Telak, tepat sasaran.
Namakamu dan Steffi yang memang sedang mencari dompet milik Steffi pun segera berlari menuju Aldi."Huh. Huh. Huh. Mana Di?." Tanya Steffi ngos-ngosan.
Interaksi mereka tak luput dari pandangan Iqbaal dan Kiki.
"Lama banget sih, mana."
"Aduh mampus, kan gak ada sama gue dompetnya. Kok bisa pas gini sih ilangnya." Rutuk Aldi dalam hati.
Steffi yang melihat Aldi terdiam pun berdecak kesal. "Gue tahu lu benci sama gue, tapi please balikin dompet gue ada sesuatu yang penting disana."
Aldi yang mendengarnya tertegun. Niatnya ingin mengerjai malah menjadi seperti ini. Tapi tak mungkin kan ia jujur sekarang, bisa mati di pukul kedua gadis di hadapannya saat ini.
"Ck. Duit doang palingan."
"BUKANNN." Teriak Steffi
"Terus apa?."
"Kok lu kepo banget sih." Sewot Namakamu
Aldi melihat sebentar ke arah Namakamu dan memincingkan matanya. "Kenapa lu yang nyaut bambang?"
"Stop. Lu gila ya, sini cepet dompet gue."
"Ada apa sih ada apa hah?."
"Ada foto Di. Puas lu?."
"Foto apaan sih? Gak berguna juga. Ilang tinggal foto lagi, jaman udah tren masa gitu aja di cari-cari. Duit tinggal cari, eh salah tinggal minta." Celutuk Aldi asal.
Namakamu dan Steffi yang mendengarnya syock. Bisa bisanya Aldi mengatakan demikian.
Karena merasa suasana semakin mencekam, Kiki berusaha mencairkan suasana. "Hm, maafin Aldi ya hehe." Cengir Kiki diakhir pembicaraan.
Namun ucapan Kiki baru saja hanya di anggap angin lalu oleh kedua gadis itu.
Entah dorongan dari mana, Iqbaal tiba tiba berbicara. "Pakai kepala dingin bisa kan? Aldi juga cuma bercanda, gak usah pake urat bisa?."
Ucapan Iqbaal barusan bukannya menenangkan malah membuat kedua gadis itu semakin kesal. Apa lagi Namakamu yang memang sedari tadi memendam kekesalannya dengan Iqbaal.
"Lu kalau mau ngebela sahabat lu bilang. Emang lu gak punya telinga? Gak denger tadi gue sama Steffi ngomong apaan sama Aldi pas awal awal? Sahabat lu tuh nyolot, gak tahu diri. Bercanda sih bercanda tapi tahu tempat." Namakamu menarik nafas sebentar kemudian melanjutkan pembicaraannya.
"Mungkin bagi kalian, foto bisa di ambil ulang. Tapi bagi Steffi sama gue enggak. Gak sama sekali. Sekalipun kita jelasin kalian gak bakalan paham, bisa gak sih sekali aja kalian gak jahat sama kita. Oh atau lu Ald gak suka gue gangguin sahabat lu? Tenang gue bakal ngejauh. Ngejauhinnya make cara elit dong, jangan kaya gini. Haha bahkan kalian mungkin gak punya hati, karena ngomong aja seenak jidat. Ah atau kalian gak pernah ngerasa punya kenangan sama sahabat kalian? Hm salah. Kan kalian lengkap ya gak kaya gue sama Steffi." Namakamu dengan berderaian air mata.
Entah kenapa gadis itu menjadi sangat rapuh sekarang, Steffi yang di samping sahabatnya segera memeluk dan menarik membawa sahabatnya pergi dari sana, dari tempat terkutuk itu.
Yeyy
Semoga suka ya, babay ❤.