Haii, selamat pagi gais.
Langsung baca aja ya hehe.
.
.
.
."Stop Baal, apa-apaan sih." Kesal Namakamu karena terus di tarik Iqbaal
Iqbaal yang mendengarnya tak perduli, hingga tibalah mereka di taman belakang sekolah.
Tanpa menjawab pria itu segera melepaskan genggamannya pada tangan Namakamu, dan berbalik membelakangi gadis itu.
"Gue butuh penjelasan." Tekan Namakamu
Iqbaal yang mendengarnya menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa sih perempuan selalu ribet, baru saja kepalanya pening karena ulah Zidny sekarang Namakamu malah nuntut penjelasan.
"Apa?" Tanya Iqbaal balik membuat Namakamu menggeram kesal
"Gak usah pura-pura amnesia. Kenapa lu bilang gue istimewa?." Tanya Namakamu dengan senyum yang ia tahan
"Jangan kepedean." Iqbaal dengan menoyor pelan dahi gadis itu
Namakamu hanya mendengus dan mengusap dahinya. "Suka banget ngalihin terus gak mau jawab." Cemberut Namakamu
Bukannya pria itu tak mau menjawab, hanya saja dia bingung apa yang akan dia katakan. Kata istimewa yang dikeluarkannya, perlakuannya pada gadis itu tadi semuanya terjadi begitu saja tanpa disengaja.
"Giliran ama Zidny gak cape ngejawab, gue aja capek pilih kasih banget."
"DIAM NAMAKAMU." bentak Iqbaal pada Namakamu karena ia sudah sangat jengah, pikirannya saat ini sudah kemana-kemana kepalanya semakin pusing saja.
Namakamu yang mendengarnya pun melotot tajam ke arah Iqbaal. "Emang ya, lu tuh gak pernah hargain gue. Gak usah bawa-bawa gue ke dalam lingkup lu sama Zidny. Gak usah buat gue terbang kalau akhirnya lu jatuhin gue lagi. Tapi gue berterima kasih lu jatuhin gue di saat kita berdua doang bukan di depan mereka."
Setelah mengatakan demikian, gadis itu segera melangkah meninggalkan Iqbaal yang terdiam membeku.
Memikirkan kosa kata yang gadis itu gunakan padanya, dan memikirkan tindakannya baru saja.
•••
"Wah, gue gak nyangka Iqbaal gitu. Keren-keren." Puji Aldi
Sejak tadi Steffi dan Kiki hanya terdiam mendengar pujian Aldi, berbeda dengan Zidny yang sudah pergi entah kemana.
"Tapi, biar gimanapun Iqbaal keterlaluan sih, gak seharusnya dia sekasar itu. Gitu-gitu Zidny cewek." Ujar Kiki dengan menatap kosong ke arah depan
Steffi yang mendengarnya terkekeh sinis. "Biarin aja, abisnya jadi cewek ular banget."
Kata ular yang dikatakan Steffi membuat kedua pria itu menyerit bingung.
"Maksud lu?."
"Iya dia ular. Tapi sebenernya salah gue sih, coba aja kalau dompet gue gak jatuh pasti gak berakhir gini. Zidny dia yang nemuin dompet gue, setelah dia balikin dia ngajuin persyaratan."
"Persyaratan apa?." Tanya Kiki dengan mata yang terus menatap Steffi
"Kalau Namakamu harus ngejauhin Iqbaal. Makannya kalian lihat kan selama ini Namakamu selalui ngehindar. Sebenernya di satu sisi gue seneng karena akhirnya ada alasan yang ngebuat sahabat gue jauh dari pria beku itu, di satu sisi lain gue sedih karena gue tahu gimana perasaan Namakamu ke Iqbaal, gimana perjuangan dia selama ini."
Aldi dan Kiki hanya terdiam. Tiba-tiba saja kedua pria itu merasa bersalah.
"Maafin gue ya Steff, karena udah bercandain kalian."
"Gue juga minta maaf ya. Karena udah sempat berfikiran Namakamu sama aja kaya Zidny."
Aldi dan Steffi yang mendengarnya melototkan mata dan menatap tajam ke arah Kiki.
"Iya, abisnya kan awal-awal Namakamu rada gimana gitu deketinnya, maksa Iqbaal makan makanan dia lah atau apa. Terus ujung ujung disaat Iqbaal mulai menerima, lah dia ngejauh."
"Iya karena ada alasan." Sahut Steffi
"Dan menurut gue lu salah sangka deh Ki. Namakamu emang sih maksa Iqbaal makan tapi disaat cowo itu udah bilang gak mau dia langsung diem gak maksa lagi. Beda banget sama Zidny yang terus maksa kalau mau apa-apa."
"Apapun itu gue minta maaflah."
Yeyyyy.
Hehe segini dulu ya gais😊.Aku gak mau janji hari ini berapa kali upnya intinya kalian stay tune terus yaaaa🤗babay😉.