(2)

1.2K 56 1
                                    

Sesampainya di rumah Iqbaal terus memikirkan perkataan Aldi.
Sebenarnya pria bermata sipit itu ada benarnya juga, selama ini Iqbaal bahkan tak pernah berbincang panjang kepada sembarangan orang apa lagi para kaum hawa.

"Argh.. kenapa sih gue?" Tanya Iqbaal kepada dirinya sendiri, kemudian memukul pelan kepalanya.

"Gue bahkan udah nyentuh-nyentuh dia." Iqbaal dengan memandang kedua tangannya.

Karena merasa kesal dengan dirinya sendiri, pria itu pu membanting semua barang-barang yang ada di kamarnya.

                                              •••

Namakamu. Gadis itu kini sedang termenung di balkon kamarnya. Rasanya kenapa Tuhan tak adil kepadanya. 2 tahun sudah dia berjuang sendirian namun sampai sekarang dia masih tak mendapat hasilnya juga.

Kenapa Tuhan setega itu membiarkan dia menderita selama 2 tahun.
Perkara melupakan Iqbaal, gadis itu sudah mencobanya berulang kali tapi selalu saja gagal.

Bagaimana tidak gagal di kamarnya saja banyak sekali foto-foto pria itu yang sengaja ia panjang biar bisa menjadi Vitamin penyemangatnya.

"Huh. Apa aku harus nyerah sekarang Tuhan?"

"Aku capek." Lirih gadis itu dengan bergerai air mata.

Dengan langkah pelannya, gadis itu melangkah ke tempat dimana ia memasang foto Iqbaal.

"Kamu manis kalau senyum. Coba aja kalau kamu senyum gini ke aku, pasti bahagia terus akunya."  Sambil menyentuh foto-foto itu pelan.

"Tapi Baal, kamu harus ingat. Aku manusia, ada saatnya aku akan berhenti perjuangin kamu."

Setelah berkata demikian Namakamu segera berjalan menuju kamar mandi untuk memunci kaki dan tangannya lalu setelahnya ia  berjalan gontai ke ranjang.

"Selamat tidur semestaku, Dhiafakhri."

Yuhuu maaf ya pendek gais. Hihi, besok aku next lagi ya 2 part sekaligus bahkan kalau bisa 4  part yak hehe.
Jangan lupa tinggalin Vote dan Komen kalian ya.
Btw masukin ke perpustakaan kalian ya kalau suka hehe. Cerita ini masih baru soalnya 😢.

COLD "IBAY" Where stories live. Discover now