(4)

925 54 0
                                    

Dengan malasnya Iqbaal memandang gadis dihadapannya. Pikirannya sedang kacau, lalu datang lagi gadis yang juga merupakan salah satu penyebab kekacauan ini.

"Ada apa lagi si lu gangguin gue?"

Gadis itu hanya tersenyum miring. "Pertanyaan kamu gak harus aku jawab, jelas-jelas aku mau nyamperin kamu lah aneh."

Iqbaal yang mendengarnya hanya bergidik ngeri. Tanpa mau menanggapi gadis itu lebih lama dia segera melangkahkan kakinya.

           •••

Saat ini Steffi Zamora sedang melakukan aksinya sebagai detektif, karena dirinya masih sangat penasaran dengan gadis yang bersama Iqbaal itu.

Selama ini ia bahkan tak melihat gadis itu, lalu kenapa dia tiba-tiba sudah berada di sekolah ini coba.

Karena merasa usahanya akan berakhir sia-sia kalau dia melakukannya sendiri, Steffi mencoba melangkahkan kakinya menuju kelas Iqbaal.

Saat ini tujuannya adalah mencari Aldi dan Kiki karena siapa tau kedua pria sahabat kulkas berjalan itu bisa membantunya.

Perlu diketahui sebenernya Steffi tak perlu melakukan hal semacam ini, karena hanya akan membuang waktunya saja. Tapi siapa sangka hatinya tak sejahat itu, ia berlaku demikian karena ia menyayangi sahabatnya.

Steffi hanya tak ingin Namakamu bersedih saja, sudah tak pernah ditanggapi selama ini eh sekarang ada orang ketiga.

"Woy"

Aldi dan Kiki berbalik seketika. "Lu manggil siapa?" Tanya keduanya bingung

Steffi hanya menghembuskan nafasnya kasar. "Sahabatnya sok cool, eh antek-anteknya bego."

Aldi dan Kiki yang mendengarpun merasa tak terima. "Apa lu bilang?" Tanya Aldi dengan raut kesalnya.

"Gak usah pake emosi bisa kan? Sans aja dong. Gitu aja baper."

"Udah gak usah basa-basi ngapain lu kesini?" Tanya Aldi dengan suara yang meninggi, karena masih kesal dengan perkataan Steffi baru saja.

Steffi yang melihat kekesalan Aldi terkekeh sebentar. "Jangan emosi dong sayang, jadi gemes kan, utuututututu."

"Genit lu." Sambar Kiki

"Ih si Onta. Udah gue males memperpanjang, sekarang gue mau ngasih tau alesan gue dateng kesini."

"Kasih tahu tinggal kasih tahu, ribet banget cewek." Sambar kedua pria itu kompak.

Steffi memutar kedua matanya malas. "Gue kesini, mau minta bantuan sama kalian berdua buat jadi detektif bareng gue. Hm kita selidiki siapa sebenernya cewek yang bareng Iqbaal kemarin. Gimana?"

Aldi dan Kiki mulai berfikir sejenak. Mendengar bahwa Iqbaal kemarin bersama seorang gadis membuat kedua pria itu terkejud pasalnya lelaki dingin itu tak pernah mau berduaan dengan seorang gadis, lalu sekarang mereka mendapatkan fakta yang mengejutkan.

"Gue tahu, kalian pasti kebingungan. Baik akan gue ceritakan sedikit." Steffi menghembuskan nafasnya sebentar sebelum melanjutkan pembicaraannya.

"Jadi kemarin di saat gue mau ngejar Namakamu ke kelas tiba-tiba gue ngelihat si kulkas berduaan sama cewek di pojokan. Gue berhentilah terus gue rada nyindir gitu kan kemarin, eh gue gak sadar ternyata ada Namakamu juga di situ yang merhatiin gue sama si kulkas beserta ceweknya tuh. Berakhir Namakamu dateng terus narik gue dan bilang kalau dia udah nyerah bahkan dia nitip kulkas sama si cewek itu."

"HAH OMG!"

"CK. Gak usah lebay, bisa gak sih reaksinya?"

"Yeh namanya orang kaget mau gimana?"

"Udah-udah. Gak usah berantem dong kalian berdua, tapi gue jadi penasaran siapa sih tuh cewek?"

"Kalau lu penasaran, kok gue malah kasihan ya sama si Namakamu nasibnya malang banget. Udah kagak pernah di respon sekarang malah diduain sakit."

Steffi yang mendengarnya hanya terdiam. Sejujurnya pemikirannya dengan Aldi sama hanya saja dia tak ingin berbicara mengenai hal itu lagi. Karena setiap dia berfikir demikian dia akan terbayang terus wajah sahabatnya yang malang.

"Udah-udah. Ayok kita lakuin misi kita sekarang aja." Ajak Kiki dengan kedua alis yang di naikan

"Boleh. Tapi gue rasa gak bakalan secepat ini kita dapet jawabannya, lu pada kaya gak tau sih Iqbaal aja susah banget buat di tanya-tanya."

"HEH. Lu bego atau gimana? Yah kita kan detektif cari tau sendiri lah. Diem-diem gak usah nanya ke si kulkas. Ih oon bener deh lu." Marah Steffi dengan menatap tajam ke arah Aldi

Aldi yang melihatnya hanya menutup kupingnya. Pikinya gadis di depannya ini sangatlah berisik.

Kiki yang melihat keduanya merasa jengah sendiri, kapan akan dimulai kalau saja mereka beradu mulut terus sejak tadi.

Baru saja Steffi akan memulai berbicara, Aldi sudah menarik tangan Kiki menjauh.

"HEY. MAU KEMANA? KAPAN MULAINYA WEH? KOK LU PERGI."

Aldi yang mendengarnyapun terus berjalan. Rasanya sangat malas berhadapan dengan gadis berisik seperti itu, bukannya aksinya akan berhasil yang ada akan berakhir sia-sia saja.

Berbeda dengan Aldi, Kiki pun merasa kebingungan sendiri karena tiba-tiba di tarik.

Tanpa ingin berkata apa-apa lagi Kiki hanya terdiam mengikuti kemana dia akan dibawah oleh Aldi.

732 Words.
Hai gais, maaf ya kemarin aku gak jadi publish part 4 nya karena aku lagi gak enak badan hehe. Sekarang udah rada mendingan sih. Tapi tenang aja sebagai gantinya aku usahain hari ini double up lagi ya. Babay semoga suka ya:)

COLD "IBAY" Where stories live. Discover now