(11)

644 37 0
                                    

Haii selamat pagii. Sesuai janji aku ya hari ini, tripple up ya hehe.
Pagi, siang, sama sore ya aku upnya. Tapi kalau antusias baca kalian semakin meningkat, aku usahain hari ini 4 kali up deh gais hehe, intinya jangan lupa tinggalin jejak aja yaaaa biar aku semakin semangat lagi upnya.

Okey? Selamat membaca yaaa, jangan lupa sarapan❤.

👇
👇

"Halo."

"Iya Halo, kenapa Zid?."

"Gue mau minta bantuan sama lu dong, pisahin cewek ganjen yang berusaha rebut Iqbaal."

Seseorang disana mendengus kesal, pikirnya kenapa Iqbaal terus sih yang ada di pikiran gadis itu.

"Gini Zid, maaf banget ya bukannya gue gak mau bantuin lu. Disini gue minta harusnya lu sadar sama posisi lu, siapa yang ganjen disini."

Zidny yang mendengar kata ganjen pun terpekik kesal bisa bisanya temennya membela gadis ganjen itu dibandingnya. "Ih, enak aja ya lu ngatain gue ganjen."

"Gue bilang kaya gini biar lu sadar Zid, inget posisi lu apa. Lu gak pantes bilang dia ganjen, lu bukan siapa-siapa Iqbaal. Udahlah lupain, dari dulu lu berjuang dan see sampai sekarang dia gak pernah lihat lu."

"Ish, yah tapi kan gue duluan baru dia." Kesal Zidny di balik telepon.

"Emang lu tau dia siapa? Bisa jadi dia udah lama kenal Iqbaal, bahkan mungkin Iqbaal gak pernah respon lu karena dia jaga hati buat cewek yang lu bilang ganjen sekarang kan. Udahlah, berhenti Zid gak usah berlagak kaya anak kecil lagi deh." Setelah berkata demikian, seseorang di seberang sana segera mematikan telponnya.

BIP BIP.

"ARGHT. KESEL GUEEE, ARIIIIIII." Teriak Zidny Marah, pasalnya ini pertama kalinya Ari yang notabennya sahabat dari kecilnya tak mau membantunya.

"Udah gak mau bantuin, sekarang ceramah lagi ih nyebelin banget." Dengus Zidny kesal sambil membanting Handphonenya kasar di ranjangnya.

•••

Pagi ini, Namakamu Putri Aningtias. Gadis itu melangkah dengan perasaan kesalnya, sepanjang jalan menuju kelas dia terlihat terus menghentakan kakinya kesal dan mengerucutkan bibirnya.

Dari kejauhan Aldi, Kiki, dan Iqbaal terlihat melangkah dari arah kelas menuju kantin. Saat ingin memasuki area kantin, Aldi sempat melihat Namakamu di koridor dengan kaki yang di hentakannya pertanda bahwa gadis itu sedang kesal.

"Eh, lihat deh si Namakamu. Lagi kesel kayaknya."

Kiki dan Iqbaal yang sedang berjalan pun terlihat membalikan badannya ke Aldi, seolah bertanya dimana Namakamu.

Aldi yang memang mengerti pun segera menunjukan Namakamu yang sedang berjalan di koridor sekolah.

Iqbaal yang melihatnya, hanya tersenyum tipis bahkan sangat tipis sampai-sampai tak ada yang menyadarinya. Dia tahu pasti gadis itu kesal, lantaran dia tak menjawab dengan jelas perihal Zidny kemarin.

Tanpa ingin melihat lagi, Iqbaal terus melangkah memasuki area kantin. Aldi dan Kiki yang melihatnya menggelengkan kepalanya, pria itu memang tidak pernah berubah selalu dingin.

Tak ingin ambil pusing, Aldi dan Kiki segera mengejar Iqbaal. Tapi kalau tak jahil bukan Aldi namanya. Dia berteriak ke arah Namakamu sejenak. "Namakamu dipanggil Iqbaal. "

Setelahnya, Aldi segera berlari memasuki area kantin.

•••

Dari kejauhan Namakamu yang mendengarnya pun hanya berdecih, dia tahu kalau Aldi hanya mengerjainya. Tanpa ingin merespon Namakamu segera berlalu menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas, terlihat Steffi tengah memandang kesal ke arahnya.
Namakamu yang tak mengerti kenapa Steffi seperti itu pun, hanya memandang datar ke arah Steffi.

Steffi yang melihat pun berdecih sebal. "NAMAKAMU GUE KESEL SAMA LUUUU."

"Apa sih Steff pagi-pagi juga teriak gak jelas."

"Gue laper Namakamu. Tahu laper gak?."

"Laper tinggal makan ribet banget."

Steffi yang mendengar jawaban santai Namakamu menggeram kesal, emosinya sudah di atas rata-rata. Ingin rasanya menjambak rambut gadis itu.

"Kenapa? Mau apa lu?."

"Ih, dasar gak punya hati. Temenin gue ke KANTIN Namakamu."

Namakamu yang baru mengerti maksud Steffi dari tadi terkekeh kecil. Pikirnya, kenapa gadis itu gak to the poin saja.

"Kenapa lu?."

"Hehe gak, ayo ke kantin."

Yeayyyyy
Sambung nanti siang ya gais🤗. Semoga sukaaa ya kalian, kalau suka tinggalin jejak yaa biar aku semakin semangat ngetiknya.

Babay.

COLD "IBAY" Where stories live. Discover now