Haloo. Maaf ya baru bisa up skg soalnya baru selese acara keluarga.
Langsung aja ya
Selamat Membaca🤗
"Udah Nam."
Namakamu yang sedari tadi menangis pun mulai terdiam. Entah kenapa ia menjadi sangat rapuh sekarang.
Sebenarnya ia tahu bahwa Aldi hanya bercanda tapi entah mengapa kalau sudah menyangkut Alm. Sahabatnya ia menjadi sangat rapuh.
"Dimana dompetnya Steff? Kita gak bakal bisa foto ulang lagi sama dia." Namakamu dengan sesegukannya.
Steffi yang mendengarnya hanya menghembuskan nafasnya pelan. Semua ini salahnya, coba saja kalau dia tak teledor pasti dompetnya tak akan hilang seperti sekarang ini.
Namun siapa sangka di balik kesedihan dua gadis itu, ada satu orang gadis yang sedang tertawa bahagia di belakang sana.
Diadalah Zidny. Ternyata tadi gadis itu menemukan dompet Steffi di kantin, dan tak sengaja dia mendengar percakapan Namakamu bersama Aldi tadi. Membuat dia menyusun rencana gilanya.
Dengan pelan gadis itu melangkah mendekati Namakamu dan Steffi.
"Ekhem."
Steffi dan Namakamu sontak berbalik. Setelah mengetahui bahwa itu Zidny membuat Namakamu menghembuskan nafasnya kasar.
"Udah yuk pergi." Ajak Steffi lembut, karena dia tahu bahwa sahabatnya sangat tidak menyukai keberadaan Zidny. Bukan Namakamu saja sih, tapi dirinya juga.
"Eit. Jangan pergi dulu dong, mau dompetnya dibalikin gak?"
Kedua gadis yang ingin beranjak pun seketika berbalik menghadap Zidny.
"Dompet? Lu tahu?."
"Apa sih yang gak gue tahu."
"Iblis." Desis Namakamu kesal.
Zidny yang mendengarnya merasa tak terima "heh gak tahu diri. Mau di balikin gak dompetnya?"
"Maling."
"Udah Nam. Biarin dia ngomong dulu. Karena gue yakin pasti ada hal lain yang mau dia sampein." Jelas Steffi sambil mengelus pundak Namakamu perlahan.
"Yaudah."
"Ck. Okay, tadi gue nemu dompet Steffi di kantin. Awalnya sih pengen gue balikin cuma cuma. Tapi ya gue mikir lagi dong, gue harus dapet keuntungannya. Gue gak mau tahu setelah gue balikin dompet ini. Namakamu harus jauhin Iqbaal. Gimana ? Deal?"
Namakamu dan Steffinya memutar bola matanya malas. Apa lagi Namakamu, pikirnya kenapa harus bawa bawa Iqbal sih. Ini kan kasusnya gak ada sangkut paut sama pria itu, aneh.
"Gimana? Ah, apa Iqbaal lebih berharga di bandingkan dompet ini?" Tunjuk Zidny pada dompet milik Steffi
Steffi sebenarnya kasihan kepada Namakamu. Sekarang gadis itu harus memilih dari pilihan yang tersulit.
"Gue itung ampe 5 kalau gak jawab juga ya gue gak mau balikin."
Namakamu hanya mengacak rambutnya kasar, dia stres sekarang.
"Iya, iya gue milih ngambil dompet dan jauhin Iqbaal."
Sebenarnya jauh di lubuk hatinya, dia sangat susah menjawab ini. Apa lagi karena keadaan yang mendesak seperti ini.
Steffi yang berada di samping sahabatnya, merengkuhnya pelan.
"Oke. Nih dompetnya dan gue pegang omongan lu." Setelahnya Zidny segera berlalu dari tempat itu.
Yeyyyy
Udah dulu ya, aku cape banget pen tidur. Lanjut besok yaaa.Selamat Malam.