Haii selamat pagi.
Maaf baru bisa up sekarang ya, hehe.
.."Baal." Teriak Namakamu
Iqbaal yang mendengarnya menghentikan langkahnya, tanpa ingin berbalik.
Namakamu yang dibelakangnya hanya berdecak kesal, sambil berlari kedepan.
"Bisa gak sih, jangan gini." Kesal Namakamu
"Terus?"
Namakamu hanya menghembuskan nafasnya kasar "Baal, bisa gak sih jangan gini ke gue. Lu tau gue udah lama ngejar-ngejar lu, gue suka sama lu. Tapi lu bahkan ga perduliin gue. Ketika gue udah menjauh lu seakan-akan mendekat ke gue, dan ketika gue mendekat lu bahkan jijik sama kehadiran gue."
Iqbaal yang Mendengarnya hanya menatap Namakamu sebentar "terus?"
Namakamu yang didepannya ini hanya cengo, Bisa-bisanya Iqbaal hanya menjawab terus.
Iqbaal yang melihat perubahan gadis itu hanya menggelengkan kepalanya perlahan "maksud gue, terus sekarang lu maunya apa?"
Gadis dihadapannya ini seketika membulatkan matanya. Shock, itu yang dia rasakan. Pasalnya Iqbaal tak pernah seperti itu sebelumnya.
"Gu.. Gu.. Gue mau ini Baal."
"Ngomong sekarang atau gak sama sekali."
"Cih, bentar doang cairnya. Yaudah gue ngomong. Jadi gini, sebenernya lu itu nyamannya gue menjauh atau mendekat? Jawab jujur ya Baal."
"Emang pernah gue gak jujur sama lu?"
"Jujur sih jujur, tapi nyakitin mulu."
"Mendekat."
Namakamu yang mendengarnya seketika terdiam. Rasanya sangat susah untuk berbicara. Pikirnya, apakah Ia salah dengar? Tak mungkin Iqbaal memilih untuk mendekat.
Iqbaal yang dihadapan gadis itu, memajukan langkahnya lalu menoyor pelan kening gadis itu.
"Aw, sakit Baal." Ringis gadis itu kesakitan
"Udah gue jawab, puas?"
"Hehehe belum dong." Cengir gadis itu sambil menatap jahil ke arah Iqbaal.
"Apa?"
"Gue kan cewek Baal, gue juga butuh kepastian. Sekarang lu bilang mendekat, tau-taunya nanti udah ada gandengan aja."
"To the point"
"Hehe ya gue minta kejelasanlah, dekat maksud lu ini sebagai apa?"
"Lu maunya apa?"
"Ih, kesel. Lu kalau banyak ngomong ternyata nyebelin banget. Tau gini diem aja lu. Masa ditanya, bukannya jawab malah nanya balik. Gentle gak tuh."
"Yaudah apa Namakamu?"
"Apa gimana sih. Aelah susah banget ngomong sama es batu. Jadi gini lu itu mau gue terus mendekat itu dalam artian apa? Pacar atau temen? Lu tau sendiri gue suka sama lu. Kalau deketnya temen mendingan gue skip. sampai dengan gue bener-bener bisa move on baru kita temenan Okey." Jelas Namakamu panjang lebar
"Yang kedua."
"Perasaan gue gak nyebut nomer pertama kedua deh."
"Temen atau pacar. Yaudah gue pilih pacar." Jelas Iqbaal datar sambil menatap gadis dihadapannya dalam.
"Serius? Yuhu akhirnya penantian gue gak sia-sia. Eh berarti jadian dong sekarang."
"Terserah lu. Tapi gue gak nganggep kita jadian."
"Ih kok gitu, tadi milih itu."
"Nanti lu bakal tau. Sekarang terserah, dari lu mau beranggapan gue pacar lu atau apapun. Gue gak akan menolak ke siapapun yang bilang kaya gitu. Tapi, ketika mereka nanya ke gue " Pacarnya Namakamu? Gue gak akan jawab."
"Ih gitu banget."
"Mau atau gak sama sekali." Ancam Iqbaal, yang sudah mulai kesal terhadap perlakuan gadis dihadapannya ini.
"Hehe okey deh pacar."
Belum saja Iqbaal menjawab, Tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang.
"Woy."
Dengan serentak Namakamu dan Iqbaal pun sama-sama membalikan badannya.
"Ck." Desah Namakamu
"Kenapa?"
"Ganggu hehe."
Iqbaal yang mulai mendengar jawaban gila gadis itu hanya menatapnya sebentar tanpa ingin menjawab.
"Kita cariin juga dari tadi, pusing tau dengerin ocehan si kaleng rombeng ini." Kesal Aldi
"Heh enak aja lu kalau ngomong." Sahut Steffi merasa tak terima
"Udah kenapa sih, sakit kuping gue denger kalian ribut mulu." Ujar Kiki menatap Aldi dan Steffi kesal.
"Kenapa nyariin gue?"
"Ya lu sohib kita, jelas kita carilah. Kita gak bisa terpisah dari lu."
"Alay lu." Sentak Kiki
"Eh kok bisa lu sama si Namakamu?" Tanya Aldi penasaran sambil menatap keduanya bingung
"Bisa gak sih, jadi manusia gak usah kepoan." Bukan Namakamu yang menjawab melainkan Steffi.
"Heh gue gak ngomong sama lu."
"Yah dia sahabat gue, jadi gue ada hak dong."
"Udah gak usah berantem." Lerai Namakamu.
"Sayang."
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dengan nada yang begitu manja dari belakang.
"Kamu ih, aku cariin dari tadi."
"Mual banget gue asli. Lu siapanya Iqbaal sih" Kesal Aldi
"Pacarnya lah."
"Zid, sadar dong. Iqbaal itu gak mau sama lu."
"Yang harusnya lu bilang sadar itu, noh cewek di samping Iqbaal. Gak tau malu banget."
Namakamu yang melihatnya hanya menghembuskan nafasnya. Saat ini moodnya sedang baik, jadi Ia tak ingin merusak moodnya dengan hal seperti ini. Toh, dia sudah tau bahwa Iqbaal memilih dirinya.
"Gak punya mulut lu?" Kesal Zidny, karena tidak mendapat respon dari Namakamu.
"Udah, gue pergi. Steffi, ikut gak?"
"Tentu, males disini."
Baru saja Namakamu akan melangkah, tiba-tiba Iqbaal menahannya. "Gak usah."
Seketika semua yang mendengarnya terkejut, seorang Iqbaal manahan Namakamu? Ada apa ini.
HAHA
Yuhu gais, segini dulu yaa. Entar aku up sekali lagi tapi gak tau jam berapa ya hehe stay aja.Terima Kasih.