Malam yang terindah bagi hidupku

6.1K 332 47
                                    

Rembulan sudah mengusir mentari yang tadi menghangatkan keluarga ini, bersamaan dengan Syarla dan Nabila yang harus pulang lebih dulu untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Kediaman Novia sudah kehabisan kata, hanya lelah yang melingkupi masing-masing anggota keluarga yang tersisa, seperti Neyl yang kini terbaring dengan gitar dipelukannya, dengan Novia yang duduk di sampingnya juga turut memejamkan mata.

Di bawah sofa Paul dan Rony menyenderkan kepala, meski sama-sama fokus mereka berbeda. Paul fokus dengan pertandingan bola di layar kaca televisi, sementara Rony fokus pada rajutan mimpi dibalik lelapnya.

Hingga tanpa sadar tangan Neyl yang sebelumnya memeluk gitar jatuh tepat dibahu Rony, membuat laki-laki itu terbangun dari pejamnya.

Rony menegakkan tubuh, menyapu pandang sekitar, mencari keberadaan seseorang yang tadi duduk di dekat Novia, tetapi tidak lagi ada di sana.

Karena tidak menemukan keberadaan orang tersebut, Rony bangkit dari duduknya, menyusuri setiap bagian rumah, berharap menemukan sosok yang dicarinya.

Hingga ketika melewati jendela yang menghadap kolam renang, seseorang tampak duduk di sana sendirian.

"Woi... ngapain di sini?" tanya Rony yang langsung menghampiri Salma, sosok yang dicarinya setelah membuka mata.

"Duduk," balas Salma singkat.

"Tahu gua kalau itu, kenapa mesti duduk di sini malam-malam?"

"Pengen aja," jawab Salma kembali singkat.

Rony merapatkan tempat duduk, mendekat ke arah Salma sambil menelisik penyebab respon padat yang tidak pernah dilakukan oleh Salma sebelumnya.

"Are you okay?" tanya Rony setelah lama membiarkan purnama menyaksikan kebisuan di antara mereka.

Respon tawa yang biasa ditunjukkan Salma setelah mendengar Rony menanyakan suatu hal yang serius seakan disembunyikan oleh gelap malam.

Mendengar pertanyaan Rony, Salma hanya menoleh sekilas dengan datar, seakan perempuan di hadapan Rony kini sedang diselimuti dengan kebekuan.

Mendapati hal itu Rony hanya menatap dalam sorot mata dingin yang ditampakkan oleh Salma tanpa kembali menanyakan apapun.

Tidak ada suara di antara mereka, hanya mata yang saling bicara.

Mendadak Salma memutar tubuh, Gerakan jemarinya seakan menghapus sesuatu di wajah yang tidak ingin diketahui oleh Rony.

"Ron, gua mau tanya sesuatu, tapi lu harus jawab dengan jujur."

"Apa? Tanya aja Sal. 24/7 waktu gua sekarang buat lu dan anak-anak," jawab Rony dengan nada rendah, menenangkan dan romantis.

Salma tampak ragu beberapa kali ia menggaruk kepala yang tidak gatal, "apa gua..." Salma menjeda kalimatnya.

Berbeda dengan Salma yang gelisah akan pertanyaan yang akan diajukannya, Rony justru menunggu dengan tenang lanjutan kalimat yang akan disampaikan Salma.

"Apa gua penyebab lu putus sama dia?" tanya Salma akhirnya setelah mengumpulkan oksigen dengan menarik napas dalam-dalam.

Air muka Rony berubah, ia tidak menduga Salma akan menanyakan hal yang sudah lama berlalu, sesuatu yang telah ia coba lupakan.

"Kenapa jadi tanya itu?"

"Itu pertanyaan yang dulu mau gua tanyakan tapi lupa, sampai akhirnya Paul ngingetin lagi dengan ngebahas soal duet."

"Sal..."

"Gua cuma mau tahu jawabannya kok Ron. Lagian gua tahu, lu udah enggak pernah komunikasi lagi sama dia."

"Sal, sejak keputusan gua ambil, gua udah pilih lu."

"Dia datang waktu kita duet kan?"

"Sal..."

"Dia yang lu yakinin kalau hubungan kita enggak bakal lama karena kita enggak saling cinta, tetapi setelah duet itu, semua berubah kan Ron?"

"Sal... tentang gua sama dia, semua udah selesai."

"Harusnya gua enggak ambil tawaran duet di konser 25 tahun Mamak Novia berkarya..." suara Salma tersendat, "gua enggak tahu kalau malam itu ada seseorang yang terluka."

Salma tidak lagi bisa membendung air mata yang lolos ke pipinya.

"Dia teman gua Ron. Dia orang baik yang pernah gua temuin dalam perjalanan karier gua. Berulang kali gua bilang sama dia, kalau ada yang nyakitin dia, gua bakal maraaah banget sama orang itu, dan lu tahu Ron, orang yang nyakitin dia, ternyata gua sendiri."

Salma menghela napas, kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Gua enggak ngerti kenapa malam itu, mendadak dia pamit mau lanjutkan studinya di luar negeri. Padahal itu pilihan yang tidak ingin dia pilih."

Sementara Rony hanya menduduk, sambil mendengar baik-baik apa yang disampaikan oleh Salma.

"Sampai akhirnya gua putar ulang video duet kita, suatu hal yang enggak pernah gua pahami tapi akhirnya menjadi jawaban dari kebingungan gua selama ini."

Salma meraih tangan Rony, "tatapan mata yang enggak pernah gua lihat sebelumnya. Tatapan mata yang mengungkapkan banyak hal, menjelaskan semuanya Ron, ke gua setelah nonton ulang sekaligus ke dia yang nonton secara live perform kita."

Rony perlahan mengangkat kepala, tatapan sendu miliknya tepat bertemu dengan tatapan berkaca-kaca di mata Salma.

"Perpisahan kami bukan karena kamu," ucap Rony akhirnya, mengabaikan kata sapaan lu menjadi kamu.

Kali ini Salma yang terdiam mendengarkan.

"Gua nggak tahu... sejak kapan perasaan berubah atau... perasaan itu emang sudah ada dari awal, tapi gua tolak berulang-ulang," jelas Rony sambil menggenggam lebih erat tangan Salma.

"Tapi Sal. Satu yang harus lu tahu, malam duet kita, itu malam terindah buat gua," ungkap Rony tentang sebuah fakta yang belum pernah diketahui oleh Salma.

Salma terdiam sejenak, perlahan ujung bibirnya ditarik menghasilkan bulan sabit hingga membuat wajah kelabunya berubah cerah, mengalahkan purnama di atas sana yang sedang memantau mereka.

"Karna malam ini," mendadak Salma menyenandungkan lagu yang pernah dinyanyikan oleh Rony.

"Saat yang terindah bagi hidupku..." lanjut Rony.

"Oh, tuhan, jangan hilangkan dia..."

"Dari hidupku selamanya..."

Bersama embus angin yang menjadi penari latar tanpa wujud, Rony dan Salma melakukan duet keduanya tanpa diketahui oleh orang lain, hanya disaksikan purnama dan taburan bintang di sekelilingnya. 

🍣🍣🍣

Spesial update sambil menunggu live tiktok Indonesian Idol.
Bab kali ini, spesial untuk Salmon ya 🍣😍✨
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca dan memberikan respon melalui vote dan komen.
Happy reading 🥳

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang